Pikiran Jahat Tidak Terkontrol

Bookmark and Share
Syekh Ahmad ibn Abi’l-Hawari berkata, “Aku mengeluh pada Syekh Abu Sulayman ad-Darani mengenai sang pembisik. Ia berkata, “Jika engkau ingin agar ia pergi, maka setiap kali engkau merasakannya, bergembiralah. Jika engkau gembira, ia akan meninggalkanmu sendiri karena Setan tidak membenci apapun melebihi kebenciannya pada kegembiraan orang-orang yang beriman. Jika engkau merasa tertekan karenanya, ia malah akan bertambah.” (al-Jawahir al-Hisan)

Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani mengajarkan bahwa ketika seseorang terkena pikiran-pikiran kotor secara terus-menerus, khususnya menyerang orang-orang yang dicintai Allah, ini dikenal sebagai “Maqam yang penuh warna, Maqam at-Talwiin. Di maqam tersebut, sang pencari senantiasa berganti “warna”. Syekh Hisyam mengajarkan bahwa Syekh membersihkan kalbu murid dari lapisan-lapisan pengotor (najis) yang terakumulasi dan ketika kotoran itu dihilangkan, ia melewati kalbu seperti sebuah bisikan. Pada saat itu, Mawlana Syekh Hisyam mengajarkan bahwa seseorang harus mengucapkan Astagfirullah dan berhati-hati agar tidak mengikuti pikiran jahat, tetapi dengan Istighfar itu, ia memohon ampun dan membiarkan (kotoran/bisikan) itu pergi. Dengan cara itu, pengaruhnya akan menurun, insya-Allah. Dan Allah Maha Mengetahui.

Syekh Hisyam menulis di dalam The Sufi Science of Self-Realization:

Bertakwalah kepada Allah dan Allah akan mengajarimu. (Surat Baqarah, 2:282).

Jika kalian gagal belajar melalui ketakwaan dan keikhlasan, kalian akan tersesat, tidak mampu menyebrangi hutan belantara dari negativitas diri kalian. Kadang-kadang di dalam hutan, pepohonan tumbuh saling berdekatan dan rapat sehingga bahkan kalian tidak bisa bergerak—jalannya menjadi sangat sulit.

Mursyid tidak memblokade bisikan-bisikan setan pada kalian. Mereka ingin agar kalian mengembangkan kemampuan untuk memblokade bisikan-bisikan itu sendiri. Ketika kalian pada akhirnya mencapai level murid sejati, barulah mereka akan memblokade bisikan-bisikan itu.

Murid sejati adalah bagaikan receiver (alat penerima) bagi Syekh; mereka melihat melalui mata mereka, mereka mendengar dengan telinga mereka, mereka bertindak dengan tangan mereka.

Dalam kehadiran sang Mursyid, sindiran-sindiran gelap yang tak terhingga masuk ke dalam kalbu; ia menyebabkan semua gossip ini “ter-upload”. Mereka terangkat dari dalam kalbu dan kemudian dibersihkan.

Untuk membuat kalbu kalian kembali ke keadaan semula yang murni, mursyid akan “memformat ulang hard drive” kalian. Data-data dosa lama akan dibersihkan, tetapi dalam prosesnya ini akan muncul di dalam layar kesadaran kalian. Agar tidak terhambat oleh gambaran-gambaran negative dari masa lalu ini, murid harus terus mengucapkan, “Aku memohon ampunan Allah (Astaghfirullah)” selama pikiran-pikiran jahat/kotor itu masih ada.

Sumber:
Taher Siddiqui

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar