Jangan Ikuti Setan

Bookmark and Share

Sulthanul Awliya’ Syaikh Muhammad Nazhim ‘Adil al-Haqqani qs
Sabtu, 8 Desember 2001, Lefke, Siprus Turki

Audzubillahi minasy syaithanir rajim. Bismillahir Rahmaanir Rahim

Ketika setan hendak menghancurkan manusia maka setan berusaha menghancurkan para suami melalui istrinya. Setan berkata, “Mari kita coba lagi. Saat ini dia tengah bersama istrinya, coba kita goda istrinya untuk berbuat fasad.” Ketika kalian bersama istri kalian, maka kalian menjadi lemah dan mudah untuk ditipu.

Nabi Adam as tidak tertipu pada mulanya. Tetapi karena Siti Hawa, yang datang menggodanya untuk memakan buah khuldi, buah terlarang maka Nabi Adam as memakannya. Ketika Nabi Adam as tidak mau memakan buah itu, kemudian Siti Hawa merayunya untuk makan buah itu dan Siti Hawa kemudian memakan dahulu buah terlarang, dan dia berkata, "Lihatlah suamiku, tidak terjadi apapun dengan diriku setelah aku memakannya. Kemudian Nabi Adam as tergoda dan turut memakannya. Tak lama kemudian, seluruh pakaian yang dikenakannya hilang terlepas dan mereka berdua dalam keadaan telanjang dan mereka dilemparkan dari surga. Nabi Adam as hanya mendengar sekali saja kata-kata istrinya dan dia memakan sedikit dari buah larangan itu dan dia dilempar dari surga.

Jangan “mendengarkan” istri kalian di rumah, pada keluhan-keluhannya, keinginan dan kemauannya yang tak pernah habis. Jika kalian mendengar dan menurutinya, kalian masuk dalam bahaya. Semua masalah datang, karena laki-laki mendengar dan menuruti istri-istri mereka. Setan sebenarnya tidaklah lebih kuat daripada kita, tetapi karena ego kita, maka kita menjadi lemah. Dan Setan berusaha membawa manusia jauh dari keimanan, ketulusan dan kelurusan, dan membawa manusia menjauh dari berbuat kebaikan. Dia berusaha untuk menjauhkan kita dari beramal baik yang akan membawa kita dekat kepada Allah swt.

Ketika GrandSyaikh Syarafuddin ad-Dagestani qs diundang untuk bertemu dalam pertemuan para Ulama, seorang Ulama yang menjadi tuan rumah heran dan bertanya siapakah yang engkau bawa ini, dia seorang anak kecil? Grandsyaikh Syarafudin saat itu bersama Syaikh Abdullah yang masih muda, kemudian dia berkata, “Saya akan bertanya kepadamu terlebih dulu dan kamu harus mengatakan yang sesungguhnya. Apakah dirimu mendengarkan perintah istrimu di rumah atau dia yang mendengarkanmu?” “Ya, Sayyidi,” dia berkata, secara umum istriku yang mendengarkan Aku, tetapi terkadang Aku pun mendengarkannya.”

“Kalau begitu kamu tidak dapat mendengarkan kami”. Grandsyaikh menyahut, “Bahkan Adam as hanya mendengar satu kali saja pada istrinya dan pada saat itu beliau tidak mendengar Allah swt. Padahal Nabi Adam qs, beliau adalah Safiyullah, seorang Nabi, dan lihatlah beliau pernah tidak mendengarkan Allah. Maka, siapakah dirimu hingga kamu membolehkan dirimu mendengarkan saya?”

Apa yang Saya katakan ini tidaklah disukai kaum wanita. Tetapi murid-murid saya akan mendengarkan saya dan tidak pada egonya. Demikianlah sifat alami wanita. Sedangkan laki-laki melihat firman Allah dan perkataan Rasulullah saw. Jika kalian melihat istri kalian, ego kalian akan turut campur dan mendongakkan kepalanya. Jika kalian mendengarkan perintah Allah swt, maka ego akan turun. Maka, berbaik hatilah dan lunaklah terhadap istri-istri kalian. Mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, dan jika kalian mencoba meluruskan mereka, mereka akan patah. Sangat sulit untuk menjadi seorang suami dan laki-laki.

Karena itulah, kita mendapatkan semua masalah-masalah ini di keluarga kita, di antara para tetangga, dan di antara teman, karena laki-laki mendengar pada wanita. Kalian harus berkonsultasi dengan Syaikh kalian jika ada problem tertentu. Ini penting. Jika kalian melakukan apa yang Saya katakan, maka kita semua akan selamat, seperti ikan dalam samudera. Setan menjadi demikian bahagia jika dia berhasil membuat fitnah di antara suami dan istri serta di antara teman mereka. Dan keinginan setan yang paling utama adalah menghancurkan manusia.

Wa min Allah at Tawfiq


Source: Sufilive

© Copyright 2001 Sufilive.
This transcript is protected by International Copyright Law.‬ ‪ Please attribute Sufilive when sharing it. JazakAllahu Khayr.‬

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar