Mengapa Kita Harus Berada Di Jalan Dakwah?

Bookmark and Share

Berjalan di atas jalan dakwah, umat nabi muhammad SAW diklasifikasikan kepada tiga kelompok :

1. Kelompok pertama adalah kelompok penyeru dakwah yang saleh.
2. Kelompok kedua adalah para soleh tetapi tidak menyerukan dakwah.
3. Kelompok ketiga adalah orang-orang yang mengingkari dakwah.


Kelompok pertama inilah yang menjadi sebab turunnya limpahan rahmat dan kasih sayang Allah swt dan menjadi penghalang turunnya azab Allah swt yang tidak hanya berupa musibah dan bencana alam malah juga kehinaan, kerendahan hingga kepada terjajahnya umat Islam di dunia ini.

Begitulah Allah swt menyatakannya dalam Al Qu'ran :

"Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa." (QS Al A'raaf : 164)

- Dakwah ini tak akan pernah hilang, meskipun engkau menghilangkan diri darinya.
- Dakwah ini tak akan pernah berhenti, meskipun engkau berhenti bersamanya.
- Dakwah ini tak akan pernah mati, meskipun engkau mati darinya.
- Dakwah ini tetap tumbuh segar, hidup dan subur, meskipun tanpa dirimu.


Pahamilah Mengapa Kita Berada di jalan dakwah ini.

Sudah berapa banyak peluhmu karena penatnya dalam bekerja di jalan ini?
Pernahkah kau merasa menaiki motor di bawah panas terik hanya ingin bertemu dengan pasanganmu yang perjalanannya mengambil masa 1-2 jam?

Pernahkah kau merasa untuk mengorbankan waktu istirahatmu hanya ingin bertemu dengan pasanganmu sedangkan jadwal rutinmu sibuk?

Pernahkah kau hampir kemalangan di jalan raya karena ingin bertemu dengan pasanganmu?

Pernahkah kau mengeluarkan harta tanpa terkira semata-mata ingin menggembirakan dan membahagiakan pasanganmu?

Itu hanya pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan tenaga, waktu dan harta yang kau korbankan.

Belum kutanyakan, pernah tidak merasa dakwahmu ditolak? Bukan saja ditolak, tapi dihardik, dicaci, dimaki bahkan difitnah. Difitnah dengan pelbagai kata. Difitnah sebagai pembawa ajaran sesat, difitnah sebagai pembawa jemaah underground, difitnah sebagai seorang naqib/naqibah yang membawa kepada kesesatan? Jika pernah, itu masih kecil.

Ingatkah kamu apa bentuk fitnah yang dilontarkan kepada Rasulullah (saw) saat melakukan kerja ini?

Baginda dikatakan gila, penyair, tidak sadar. Baginda bahkan dipukul, digertak, dilempari dengan batu, diletakkan duri pada jalan yang biasa dilewatinya dan sebagainya.

Ya Allah. Pantaskah kita mengeluh? Pantaskah kita berputus asa di jalan ini? Hanya kerana segala kerja kita ditolak mentah-mentah sebegitu rupa?

Perlunya kepahaman berada di jalan dakwah ini. Kerana kepahaman itu yang akan membimbingmu. Kepahaman itu bukanlah semangat yang kau dapat usai usrah, usai daurah, usai mukhayyam dan usai menyertai program tarbiyah yang menjadikan semangatmu berkobar-kobar ingin bekerja dalam dakwah ini.

Karena semangat yang dapat kau kutip dari program tarbiyah ini, satu masa nanti, semangat ini akan hilang. Lalu, kau juga hilang sekejap mata. Hilang dari jalan ini. Batang hidung sudah tak nampak lagi, akibat futur yang merajai nafsumu. Dirimu ditenggelamkan dengan kefuturan yang terlalu lama, akibat ketidakpahaman kamu berada di jalan dakwah ini.

Yang menentukan kau tetap tinggal walau semangatmu hilang, adalah kepahaman.

Lalu, diam-diam, jahiliyah yang biasa kau lakukan sewaktu zaman jahiliyahmu dulu, menjadi suatu yang kau rindu. Lalu, kau buka perlahan-lahan kotak jahiliyahmu itu. Akibat suatu penyakit yang dapat menimpa sebagian kaum muslimin terlalu lama, dan kau kembali kepada jahiliyahmu. Di mana janjimu suatu ketika dulu? Janjimu pada-Nya bahawa kau akan berubah, kau akan menjadi pembawa Islam, janjimu ingin menyelamatkan ummah?

Memang, jalan ini tidak mudah. Memenatkan. Menyusahkan.

Maka, di sini perlu kita paham kenapa kita berada di jalan dakwah ini. Mengapa kau perlu menyusahkan diri sendiri, mengapa kita perlu mengorbankan harta, waktu dan tenagamu di jalan ini.

Perlunya kita benar-benar memahami, dengan segala pengorbananmu di jalan ini, bukan penghargaan yang dicintai, bukan penerimaan yang diinginkan, bukan kenikmatan yang ingin dicapai, dan bukan pangkat yang digiurkan.

"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam taurat, injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung." (QS. At-Taubah : 111)


Sahabat Ikwan dan Akhwat Fillah, jika aku salah betulkanlah,. karena aku ingin kita thabat bersama di jalan ini, jalan yang mustahil dicapai untuk mereka yang tidak sabar. Karena kita ingin bersama-sama di jalan ini; untuk  ke syurga yang jauh lebih menggiurkan, dari segala apa yang diinginkan oleh  orang-orang yang dihatinya cuma ada dunia.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar