Alasan Israel Membunuh Anak-Anak di Palestine

Bookmark and Share

Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israel, bahwa: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi.
(Qs Al-Maidah [5] : 32)

Perang antara Israel dan Palestin tidak akan ada habisnya. Entah sampai kapan penjajah/Teroris Yahudi Israel akan terus melakukan kekejaman terhadap warga Palestin, tidak dapat diketahui. Jumlah mangsa yang telah menjadi korban keganasan perang Israel telah meningkat kepada ribuan nyawa dan 75% dari mereka adalah anak-anak dan wanita dan laki-laki yang tak bersenjata.

Tidak sedikit dari kita yang memperbincangkan kenapa Israel sering menjadikan anak-anak Palestine sebagai Target mereka? 

Ada pihak yang mengatakan itu memang tabiat pihak Yahudi Israel yang kejam dan biadab sejak azali dan ada juga yang mengatakan mereka (Israel) takut akan perkembangan anak-anak Palestine. Mungkin pendapat yang kedua ada benarnya dan lebih masuk akal. Itulah alasan mengapa Israel sering menjadikan anak-anak Palestine sebagai target operasi mereka selain kelompok pejuang Hamas tentunya.
Salah seorang pimpinan Hamas, Ismali Haniya mengatakan, anak-anak yang sudah menghafal 30 juz Al-quran ini sesungguhnya menjadi sumber utama ketakutan pihak Zionis Yahudi.

“Jika dalam usia semuda itu mereka sudah boleh menghafal Al-quran, bayangkan 20 tahun lagi apa yang akan dikuasai oleh mereka?” demikian cara pemikiran yang berkembang pada pikiran masyarakat Yahudi. Tidak heran jika anak-anak Palestine menjadi para penghafal Al-quran.


Keadaan Semenanjung Gaza yang dipagari dari segala arah oleh Yahudi Israel menjadikan mereka berterusan cenderung untuk berinteraksi dengan al-Qur’an. Tidak ada istilah bermain permainan PlayStation dalam kamus kehidupan mereka.


Seperti yang kita ketahui, pihak HAMAS menyatakan syarat-syarat yang amat berat untuk menjadi anggota pejuang mereka, diantaranya seseorang itu perlu lah menjadi Hafiz Al-Qur’an dan tidak pernah meninggalkan solat fardu terutama sekali solat subuh. Peperangan panjang antara Yahudi mungkin akan berlanjutan entah beberapa generasi lagi.


Oleh itu, hendaklah kita belajar dari Palestine, walaupun mereka dikurung oleh penjajahan Zionis, nyawa mereka terancam setiap masa, setiap menit bahkan setiap detik, tapi itu semua tidak sedikit pun menjadi kesan kepada niat mereka untuk dekat dengan Al-quran dan mendalami lebih dalam dan lebih jauh mengenai agama Islam. Yahudi Israel memang hebat dalam memiliki segala jumlah pasukan dan kelengkapan tempur yang berteknologi paling tinggi. Tapi rakyat Palestine memiliki semangat juang yang lebih tinggi, mereka berani untuk mati syahid demi kebebasan mereka dan anak cucu mereka.

Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar,
(Qs An-Nisa [4] : 95)

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar