Lagu-Lagu Anak-Anak Indonesia "MENYESATKAN!"

Bookmark and Share
JUST FOR FUN!
Hai, sobat ZoPi! Kalian tahu, nggak, sih? Ternyata lagu anak-anak yang populer banyak mengandung kesalahan, mengajarkan kerancuan, dan menurunkan motivasi. Berikut buktinya:
1.     Balonku ada lima,
rupa-rupa warnanya,
merah, kuning, kelabu
merah muda dan biru...
Meletus balon hijau, dorrrr!
Perhatikan warna-warna kelima balon tersebut, kenapa tiba-tiba muncul warna hijau? Jadi jumlah balon sebenarnya ada 6, bukan 5! (Mungkin yang ini sobat semua sudah tau, kalau ternyata lirik yang benar adalah “hijau kuning kelabu”. Just for fun ya, sob!)

2.     Aku seorang kapitan,
mempunyai pedang panjang,
kalau berjalan prok..prok.. prok…
Aku seorang kapiten!
Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di bait kedua dia cerita tentang sepatunya (inkonsistensi) . Harusnya dia tetap konsisten, misal jika ingin bercerita tentang sepatunya seharusnya dia bernyanyi, “mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)... Kalau berjalan prok... prok... prok...” Nah, itu baru klop!

3.     Bangun tidur ku terus mandi,
tidak lupa menggosok gigi,
habis mandi ku tolong ibu,
membersihkan tempat tidurku.
Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur. Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang!

4.     Naik-naik ke puncak gunung, tinggi, tinggi sekali.
Kiri kanan kulihat saja,
banyak pohon cemara.
Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi! Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yang tajam mendaki lalu jadi bingung dan nggak tahu mau ngapain, bisanya cuma noleh ke kiri ke kanan saja, nggak maju-maju!

5.     Naik kereta api, tut...tut...tut.. .
Siapa hendak turut...
Ke Bandung, Surabaya, bolehlah naik dengan naik percuma...
Ayo kawanku lekas naik,
keretaku tak berhenti lama.
Nah, yang begini ini yang parah! mengajarkan anak-anak kalau sudah dewasa maunya gratis melulu. Pantas saja, PJKA rugi terus! Terutama jalur Jakarta – Bandung dan Jakarta – Surabaya.

6.     Di pucuk pohon cempaka,
burung kutilang berbunyi,
bersiul-siul sepanjang hari dengan tak jemu-jemu...
Mengangguk-angguk sambil berseru tri li li...li...li... li...li..li....
Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak-anak akan realita yang sebenarnya. Burung kutilang itu kalau bunyinya cuit...cuit... cuit...!Kalo tri li li li li itu bunyi kalau yang nyanyi orang, bukan burung!

7.     Pok ame ame...
Belalang kupu-kupu...
Siang makan nasi,
Kalau malam minum susu.
Ini jelas lagu anak yang sudah besar dan tidak layak untuk konsumsi anak-anak! Karena yang disebutkan di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan anak kecil. Kalau anak kecil, karena belum boleh maem nasi, jadi nggak pagi nggak malem ya minum susu!

8.     Nina bobo oh nina bobo...
Kalau tidak bobo digigit nyamuk.
Anak-anak Indonesia diajak tidur dengan lagu yang “mengancam”

9.     Bintang kecil di langit yang biru…
     Bintang kan adanya malam, lah kalau malam bukannya langit hutam?

10. Ibu kita Kartini putri sejati, putri Indonesia, Harum namanya.
      Namanya Kartini atau Harum?

11. Pada hari Minggu ku turut ayah ke kota,
Naik delman istimewa kududuk di muka.
Nah,nggak sopan, kan? Duduk kok di muka.

12. Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam,
menanam jagung di kebun kita...
Kalau mau nanam jagung, ngapain nyangkul dalam-dalam?

Sekali lagi, ya, sob. Ini hanya untuk sekedar funsaja. Kita tetap harus menghargai para pencipta lagu-lagu di atas. Mereka hebat, dapat menciptakan lagu yag tak pernah lekang oleh waktu. Dari zaman mbah-mbah kita masih seumur jagung, sampai punya cucu cicit, lagu-lagu tersebut masih ngetop di telinga anak-anak. HEBAT! Prok prok prok...

Sumber

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar