Letusan Gunung Sinabung menyuburkan kembali pelaksanaan ritual kuno di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut). Kegiatan bernuansa mistis ini merupakan upaya warga untuk menghentikan letusan gunung.
Desa Guru Kinayan di Kecamatan Payung termasuk desa yang rutin menggelar ritual yang mengusung kepercayaan lama ini. Pada Rabu (13/11/2013) kegiatan itu kembali digelar dan diikuti ratusan warga.
Warga yang berada di pengungsian segera kembali ke desanya begitu mengetahui akan dilaksanakan ritual yang dinamakan Encibelin Nini Lau Pirik ini. Mereka antusias ikut serta sebab ini merupakan salah satu cara yang mungkin dapat menghentikan letusan gunung.
"Seperti kalian lihat, kami sedang dilanda bencana. Ini upaya warga," kata Kepala Desa Guru Kinayan Arifin Sembiring.
Kegiatan ini juga mereka lakukan pada tahun 2010 dan pada Rabu (18/9/2013) lalu, saat gunung meletus. Hasilnya letusan menurun dan terhenti sementara, walau kemudian meletus lagi. Terlepas dari aktivitas vulkanik gunung yang memang naik turun, warga merasa kegiatan budaya ini memberikan hasil seperti yang diharapkan makanya dilaksanakan lagi.
Dalam pelaksanaan ritual ini, warga bersama-sama datang ke sumber mata air (tapin) untuk memberikan sesajen, kemudian mendatangi makam-makam leluhur pendiri desa. Berikutnya berkumpul di jambur atau balai pertemuan adat di desa. Ritual berlanjut di sini, dan sebagian peserta yang menggunakan kain berwarna putih transenden dan bertindak seolah memagari desa dari segala bencana.
Sehari sebelumnya kegiatan sejenis juga berlangsung di Desa Mardinding Kecamatan Tiganderket. Dengan jumlah peserta yang hanya puluhan orang, mereka menggelar ritual yang dinamakan Ercibal Belo Cawir. Tujuannya sama, berharap leluhur membantu menghentikan letusan gunung yang hingga hari ini terus keluarkan abu vulkanik.
Sumber : DetikNews
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar