Catatan Buram
Shuhba
Masjid ash-Shiddiq, Fenton, MI
2 Maret 2013
A'udzu billah mina 'sy-syaythani 'r-rajiim
Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahiim
Nawaytu 'l-arba'iin, nawaytu'l-'itikaaf, nawaytu'l-khalwah, nawaytu'l-riyaadha, nawaytu's-saluuk, nawaytu'l-'uzlah, lillahi ta'ala fii hadza'l-masjid
Fa idzaa qara'ata al-qur’aan fasta`id billahi min asy-syaythaan ir-rajiim Inna laysa lahu sulthana `ala alladziina aamanuu..
Allah berfirman carilah perlindungan kepada Allah, ketika kalian membaca Qur’an. Apa artinya? Ketika kalian membaca kitab suci al-Qur’an, sudah tentu tanpa membacanya Setan bersama kalian. Ketika kalian membacanya, Setan berusaha untuk menghentikan kalian karena membaca kitab suci al-Qur’an bagaikan air pada api.
Bagaimana air menghancurkan api, Setan adalah api. Khalaqtanii min naar wa khalaqtahu min tiin. Engkau menciptakan aku dari api dan Engkau menciptakannya dari tanah. Jadi Setan, sebagaimana Allah berfirman di dalam kitab suci al-Qur’an, adalah api. Ketika kalian membaca kitab suci al-Qur’an, kalian memasuki Samudra yang tidak ada akhirnya, jadi kalian menyeburkan diri kalian di dalam Samudra itu.
Ketika kalian berada di musim panas, sangat panas, apa yang kalian lakukan? Kalian pergi berenang, melompat ke lautan. Jadi, kitab suci al-Qur’an akan membukakan bagi kalian ketika kalian membukanya untuk membacanya, Allah tahu apa yang akan dibukakan bagi kalian. Jadi ketika kalian memasuki samudra itu, Setan berusaha untuk menarik kalian keluar, karena segera setelah kalian membacanya, Setan melarikan diri. Jadi kalian membaca kitab suci al-Qur’an, kalian belum murni, waktu antara kalian berwudu dan salat 2 rakaat, Setan bisa datang berkali-kali dalam periode yang singkat itu. Berapa banyak khawatir, pikiran buruk datang, antara waktu kalian berwudu dan salat 2 rakaat, kita tidak tahu sekarang ini, bagaimana wudu itu diterima, karena semua air kini berada di toilet. Bagaimana kalian berwudu dan kalian berada di toilet? Subhanallah, mereka memperdaya kita di dalam segala hal. Di beberapa negara kalian dapat menemukan air (untuk wudu) terpisah dari area toilet.
Jadi dari saat kalian mengambil wudu di toilet, hingga waktu kalian salat 2 rakaat, dan akhirnya kalian mengambil kitab suci al-Qur’an untuk dibaca, Setan telah banyak menginterferensi dalam kehidupan kalian. Jadi, apa yang Allah katakan? Ketika kalian ingin membaca kitab suci al-Qur’an, mintalah perlindungan dari Setan kepada Allah. Ketika kalian memohon perlindungan ini, Setan akan pergi.
Wahai Mukmin, kita diperintahkan untuk membaca kitab suci al-Quran agar Setan senantiasa jauh dari kita. Dan jika kalian tidak mengetahui bagaimana membacanya, maka bacalah Qul Huwa Allahu Ahad 3 kali. Sebagaimana Nabi (s) bersabda, “Barang siapa yang ingin seolah-olah membaca seluruh kitab suci al-Qur’an, bacalah al-Ikhlash 3 kali.” Pasti banyak rahasia di dalamnya. Dan buatlah agar Setan menjadi lelah dengan mengucapkan La ilaha ill’llaah. Bagaimana caranya membuat Setan menjadi lelah? Dengan mengucapkan la ilaha ill’llaah. Itu artinya kita beribadah kepada Allah (swt), kita tidak menyembah yang lainnya. Setan tidak suka dengan hal itu. Setan tidak suka dengan orang yang mengucapkan la ilaha ill’llah. Ia ingin agar semua orang berada di sisinya. Karena la ilaha ill’llah berarti, “Wahai hamba-Ku, engkau mengucapkan la ilaha ill’llah, tetapi engkau masih melakukan dosa, apa itu?” La ilaha ill’llah akan melapangkan dada dan membuat hati menjadi gembira. Di dalam kitab suci al-Qur’an kata “Kalbu” disebutkan 148 kali. Allah menekankan pada kalbu, dan Dia berfirman, “La ilaha ill’llah Muhammad Rasuulullah (s) adalah cahaya bagi kalbu.”
Jika kalian membawa lilin, kalian memerlukan pasangannya, yaitu untuk meletakkan lilin tersebut. La ilaha ill’llah adalah lilin itu atau cahaya di dalam kalbu. Jangan ditutupi, jangan ditutupi dengan kegelapan, karena tidak seorang pun yang dapat memadamkannya. Cahaya itu adalah Cahaya Allah. Cahaya Allah tidak pernah gelap. Cahaya Allah selalu terang benderang, tidak ada seorang pun yang dapat memadamkan Cahaya Allah, tidak mungkin. Jadi Sayyidina 'Abdul-Qadir al-Jilani (q) berkata, “Buatlah agar Setan kalian menjadi lelah dengan terus membaca ‘La ilaha ill’llah Muhammad Rasuulullaah.” Jika kalian membacnya sekali, maka Setan akan berlari dari kalian, tetapi bila kalian lupa, apa yang bisa kita lakukan?
Bagaimana hewan kalian yang membawa, di masa dulu, unta yang membawa beban kalian dan bergerak di gurun, jika kalian meletakkan beban terlalu banyak padanya, ia menjadi lelah. Dan unta itu dapat menyebrangi gurun tanpa minum, karena bila ia minum air, ia menyimpan air itu di dalam perutnya selama 3 bulan. Tetapi walaupun ia tidak memerlukan air, ia tetap merasa lelah. Jadi, jangan merasa lelah untuk mengucapkan la ilaha ill 'llah tetapi buatlah agar Setan merasa lelah karena mendengarnya dari diri kalian, karena Asmaullaah al-Husna-lah yang membuat Setan merasa lelah, dan ia akan berkata, “Orang itu, ia tidak perlu didekati lagi, karena ia di luar jangkauan kita.”
Saya akan menceritakan sebuah kisah: Grandsyekh diperintahkan untuk berkhalwat di Madinatul Munawarrah selama 1 tahun. Seminggu sebelum khalwat, beliau membuka ruangannya dan memperbaikinya. Apa yang kita lakukan untuk memperbaiki sebuah ruangan? Kita membuka jendela-jendelanya. Jadi, segera setelah beliau masuk, beliau tidak membuka jendelanya. Beliau membawa kayu dan memakunya di jendela, beliau tidak ingin berhubungan dengan dunia luar. Salatnya adalah dekat dengan Haram asy-syariif, beliau hanya meninggalkan kamar untuk memperbarui wudunya, karena tempat wudu berada di luar, dan beliau salat di dalam kamarnya. Dan makanannya adalah 7 buah zaitun dan sepotong roti.
Dan beliau memberi izin pada Mawlana Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani (q) untuk melakukan khalwat bersamanya tetapi beliau boleh keluar untuk melakukan salat 5 waktunya dan Mawlana, semoga Allah memanjangkan umurnya, sangat jarang melihatnya tidur, jarang sekali. 24 jam dalam ibadah. Beliau berkata, ketika beliau berdoa, beliau merasakan kamarnya bergerak.
Beliau berkata, lebih dari itu, saya tidak bisa mengatakannya. Saya akan mengatakannya sedikit saja, ketika beliau berdoa, alam semesta berguncang karenanya. Dan doa yang beliau panjatkan pada hari ini, tidak diulangi keesokan harinya, secara spontan doa itu keluar dari dalam kalbunya. Mawlana Syekh berada di dalam kamar yang sama dengan Grandsyekh. Pada salat Ashar terakhir dari masa khalwatnya, mereka mendengar suara erangan, tangisan dan terdengar suara yang mengatakan, “Kita tidak bisa berbuat apa-apa dengan kedua orang ini. Mereka di luang jangkauan kita.” Grandsyekh berkata bahwa itu adalah Iblis yang mengatakan kepada bala tentaranya untuk meninggalkan mereka berdua. “Mereka berada di luar jangkauan kita, kita tidak bisa membawa mereka pada kita.” Itu artinya Setan tidak pernah berputus asa untuk membawa orang ke sisi mereka. Ada banyak jalan bagi mereka, banyak sekali. Pertama adalah suami-istri yang saling bertengkar, bukankah begitu? Untuk sesuatu, mereka berteriak satu sama lain. Anak-anak dengan anak-anak, saudara dengan saudara, orang tua dengan yang lainnya. Setan bergerak di mana ia bisa menimbulkan masalah. Jadi Allah berfirman, “Inna Allaha ma ` ash-shabiriin. Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.” Itu artinya, jika kalian bersabar, Allah akan membukakan bagi kalian jalan untuk mengirimkan cahaya. Tetapi bersabarlah, jangan terlalu cepat marah. Sekarang, orang-orang mudah marah, dan mereka tidak suka dengan sesuatu, mereka menjadi marah.
Jadi Sayyidina 'Abdul-Qadir al-Jilani (q) berkata sebagaimana seseorang akan membuat untanya lelah dengan beban yang berat, dengan mengucapkan la ilaha ill 'llah bahkan sekali sehari, kalian akan membuat Setan lelah dengan membuatnya tidak mengejar kalian. Setiap orang mempunyai seorang Setan yang ditugaskan untuknya. Bagaimana kalian mengetahuinya? Nabi (s) menyebutkannya di dalam hadits bahwa ada suatu tempat di dalam kalbu di mana Setan bisa keluar masuk ke sana dan satu-satunya yang dapat menunggangi Setannya adalah aku,” yaitu Nabi (s). Jadi apa yang harus kita lakukan? Mengucapkan, la ilaha ill 'llah Muhammad Rasuulullah.
Walladziina ma`ahu ashidaau `ala al-kufaar ruhamaau baynahum. Orang-orang yang bersama Nabi (s) adalah keras terhadap orang-orang kafir dan terhadap Setan dan yang bersamanya. Orang yang bersama Nabi (s), orang yang mengucapkan, la ilaha ill 'llah harus mengucapkan, Muhammad Rasuulullah. Dan orang yang bersama Nabi (s) adalah bersama Allah. Allah berfirman bahwa siapa yang berbay’at denganmu berarti berbay’at dengan ‘Tangan’ Allah.
Jadi seseorang yang berbay’at, itu adalah kepada Nabi (s) dan itu adalah bay’at kepada Allah. Dengan segera Nabi (s) akan mempersembahkan kalian di dalam Hadirat Ilahi. Jadi sekarang, sebagaimana para Sahabat melakukan bay’at dengan Nabi (s), kita juga melakukan bay’at. Kita memerlukan seseorang untuk menyaksikan bay’at kita. Seseorang yang dapat membawa kita ke hadirat Nabi (s). Jika kalian tidak dapat menemukannya, maka dari sini, dari rumah kalian, atau di depan muwajaha asy-syariif, menghadap Nabi (s), dan bacalah ayat inna alladziina yuba`yuunaka... Membaca ayat itu dan katakan, “Kami datang ke hadiratmu dan memperbarui bay’at kami.” Dengan segera bay’at itu akan sampai pada Hadirat Ilahi dan ia akan sampai pada hadirat Nabi (s) dan mencapai Hadirat Allah. Jika kalian mencapai seseorang yang murni dan tulus, kalian akan tahu bahwa ia adalah seorang wali, kalian bisa berbay’at dengannya dan bay’at itu akan sampai pada Nabi (s).
Jadi beliau berkata, “Berusahalah untuk membuat Setan kalian lelah dalam ketulusan ketika mengucapkan la ilaha ill 'llah, bukan karena kalian menghapalnya, tetapi dengan ketulusan yang murni dan akhiri dengan Muhammad Rasuulullah. Dan dalam hadirat Grandsyekh, saya selalu menyebutkan Grandsyekh, karena beliau sering mengatakan kepada kami apa yang harus dikatakan. Beliau berkata, “Ketika kalian berzikir, tutupi diri kalian dengan sehelai kain dan lakukan di dalam kamar.” Mengapa ditutup dengan sehelai kain? Untuk mengetahui bahwa itulah batasan kalian. Itulah ruangan yang kalian gunakan di dalam kehidupan kalian. Kalian berlari, berlari, dan berakhir di dalam sebuah kuburan dengan maksimum 6 kaki.
Jadi ketika kalian mengucapkan la ilaha ill 'llah: “La ilaha”, menyangkal bahwa tiada tuhan, diucapkan ke arah kanan, “ill, kecuali” lalu ke arah kiri, menuju kalbu, pastikan bahwa kalbu kalian mengucapkan “Allah”. Jadi pertama ke kanan: la ilaha, lalu ke kiri, ill-Allah. Bila kalian melakukannya sendiri, kalian akan melihat bahwa kalbu kalian mengucapkan itu. Segera setelah kalian membawa sehelai kain itu, Setan lari dari kalian, tidak melihat apa yang terjadi. Dan beliau berkata, bukan hanya di lidah, tetapi ini adalah kalimat Tawhid, berkata kepada Allah bahwa “Engkau adalah Satu, Engkau adalah Sang Pencipta…. itu akan membakar Setan, dengan mengucapkan, la ilaha ill ‘llah artinya kalian mengekspresikan kepada diri kalian sendiri bahwa tiada tuhan selain Allah dan kalian menerimanya dengan tulus, bila tidak tulus, itu tidak berarti apa-apa.
Kalian pergi ke dokter untuk mengecek diri kalian dan ada dokter yang hanya ingin mengambil uang kalian. Dokter lainnya adalah dokter yang tulus, mereka ingin membuat pasiennya menjadi lebih baik, mereka membutuhkan uang untuk membiayai pengeluarannya, tetapi mereka melakukannya untuk menolong si pasien dan apa yang dikatakan oleh pasiennya? “Semoga Allah memberkatimu, engkau telah melakukan yang terbaik.” Jadi Allah ingin agar kita mengucapkan la ilaha ill ‘Llah dengan tulus dan murni. Itu artinya kalian adalah hamba. Hamba bukanlah apa-apa, mereka bisa menjual kalian di pasar (budak).
Mereka menjual kalian. Pergi dan bekerjalah untuknya dan berikan kami 50 persen dari pendapatan kalian. Dan mereka mengajari orang untuk menjadi orang yang pintar, saya tidak ingin mengucapkan kata, “bajingan”, tetapi membuat orang pintar agar tidak membayar pajak, mereka membuat kalian untuk berlaku curang. Untuk apa semua akuntan ini? Untuk menyelamatkan uang kalian, untuk berlaku curang. Jadi, Allah ingin agar kalian mengucapkannya dengan rendah hati, bahwa kita menerima apa yang Dia perintahkan. Dan saya tidak akan berpanjang-panjang lagi.
Dikatakan bahwa la ilaha ill 'llah adalah Nuur al-Muwahidiin, cahaya bagi mereka yang menerima Keesaan Allah. Tetapi beliau mengingatkan kita, “Ada berapa tuhan di dalam kalbu kalian? Berapa banyak berhala di dalam kalbu kalian?” Segala yang kalian pikirkan mengantarkan kalian pada sesuatu yang salah, bahkan ketika kalian mengatakan, “Allahu akbar,” kalian tidak tahu kalian berada pada rakaat keberapa. Dan itu adalah karena Setan membawa kalian ke dalam perjalanan yang menyenangkan selama 24 jam. “Aku akan memberimu rencana yang bagus, membuatmu sukses,” Segera setelah kalian mengucapkan, “salam 'alaykum wa rahmatullah” rencana itu buyar. Setan menipu kita. Kita harus berhati-hati agar tidak ditipu olehnya. Kita harus mengucapkan la ilaha ill 'llah Muhammad Rasuulullah alayha nahyaa wa alayha namuut wa alahya nalqallah. Amantu billahi wa malaa’ikatihi wa kutubihi wa rusulihi wa bil-yawmil-akhir, wa bil-qadri khayrihi wa syarrihi.
Berikutnya kita salat Isya dan mendengar qasidah dari penyanyai American Idol kita yang merupakan penunjuk jalan di langit dan bumi.
Source: www.sufilive.com
© Copyright 2012 Sufilive.
This transcript is protected by International Copyright Law. Please attribute Sufilive when sharing it. JazakAllahu Khayr.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar