Di dalam al-Quran surah Thaahaa ada menyatakan kisah Nabi Musa dan kaumnya yang disesatkan oleh seorang lelaki misteri bernama Samiri semasa Nabi Musa pergi bermunajat kepada Allah swt di Bukit Sinai. Samiri digambarkan dalam al-Quran sebagai lelaki yang bertanggung jawab mengukir patung sapi emas untuk menjadi bahan sembahan kaum Bani Israil. Patung sapi betina yang diukir oleh Samiri memiliki ‘kuasa’ ajaib sehingga mampu mengeluarkan kata-kata dan suara. Akibat tertarik dengan patung tersebut, hampir seluruh kaum bani Israil lupa terhadap pesanan Nabi Musa untuk kekal menyembah Allah yang Esa.
"Bukit Sinai" sebagai saksi kesyirikan, keangkuhan Bani Israel (Yahudi) terhadap Tuhan |
Kesesatan kaum Bani Israil bagaimanapun tidak mampu ditangani oleh adik kandung Nabi Musa iaitu Nabi Harun. Diriwayatkan, sebelum Nabi Musa pergi ke Bukit Sinai untuk bermunajat kepada Allah swt, Nabi Harun telah diamanahkan oleh Nabi Musa untuk membimbing kaumnya. Namun kerasbatunya kaum yang paling banyak diceritakan dalam al-Quran ini tidak mampu dinasihati oleh Nabi Allah Harun. Bahkan, Harun as diherdik dan dicerca oleh kaumnya sendiri. Bergitulah hebatnya tipu helah Samiri yang mampu memorak-porandakan keimanan kaum Bani Israil. Maka, siapakah Samiri ini?
Ayat al-Quran yang menyatakan Samiri
Dalam surah Thaahaa, ada dialog dengan nada agak keras antara Nabi Musa a.s terhadap lelaki kufur bernama Samiri. Digambarkan, Samiri adalah lelaki yang cukup berani dan pandai berkata-kata sehingga dialog antara mereka berdua tidak menampakkan kekakuan Samiri. Samiri melontarkan kata-katanya dengan cukup yakin dan obsesi terhadap ilmu sihirnya.
95. Berkata Musa : “Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?”
96. Samiri menjawab: “Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku.”
97. Berkata Musa: “Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: “Janganlah menyentuh (aku)”. Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan). Surah Thaahaa ayat 95-97
Penjelasan Surah Thaahaa ayat 95-97
Ancaman Musa Kalimullah
Dalam ayat 95, Nabi Musa telah bertanya kepada Samiri dengan nada yang keras dan bersifat mengancam.
Kemudian, pada ayat 96, ahli tafsir muktabar seperti Ibnu Kathir(1301-1373) dan Ath-Tabari (838–923) berpendapat bahawa Samiri telah membuka rahasia ilmu sihirnya. Pada ayat ‘Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, Ibnu Kathir dalam tafsir ulungnya telah memberi penjelasan bahwa Samiri telah melihat malaikat jibril datang dengan kuda tunggangannya, Haizum untuk membinasakan Firaun sedangkan kaum Bani Israil tidak melihatnya.
Besar kemungkinan ia terjadi semasa Nabi Musa dan Bani Israil melarikan diri secara besar-besaran daripada bumi Mesir. Akibat kekalutan tersebut, kaum Bani Israil yang beribu-ribu orang tidak menyedari kehadiran Jibrail yang menyerupai manusia.
Terbentuknya Patung Sapi Betina Dari Jejak Kuda Malaikat Jibril
Pada ayat “aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya”, Ibnu Kathir memberi penjelasan yang antara lain menerangkan bahwa jejak rasul tersebut adalah jejak kuda tunggangan Malaikat Jibrail. Ia diterima secara umum oleh ahli-ahli tafsir lain selepas Ibnu Kathir.
Apa dimaksudkan dengan segengam dari jejak rasul itu adalah Samiri telah mengambil segenggam tanah yang dipijak oleh kuda Maiaikat Jibrail. Menurut ulama tafsir terkemuka Mujahid, segenggam tanah berarti sepenuh telapak tangan. Samiri kemudian menggunakan ilmu sihirnya untuk membentuk sapi emas yang mampu mengeluarkan suara.
Samiri dilaknat oleh Allah swt
Dalam ayat 97, ada ayat yang berbunyi, “Janganlah menyentuh (aku)”. Menurut Ibnu Kathir, Samiri telah diusir dari khalayak ramai ditambah lagi, hukuman di akhirat pasti lebih dashyat dengan siksaan api neraka buat selama-lamanya.
Dalam surah Thaahaa, ada dialog dengan nada agak keras antara Nabi Musa a.s terhadap lelaki kufur bernama Samiri. Digambarkan, Samiri adalah lelaki yang cukup berani dan pandai berkata-kata sehingga dialog antara mereka berdua tidak menampakkan kekakuan Samiri. Samiri melontarkan kata-katanya dengan cukup yakin dan obsesi terhadap ilmu sihirnya.
95. Berkata Musa : “Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?”
96. Samiri menjawab: “Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku.”
97. Berkata Musa: “Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: “Janganlah menyentuh (aku)”. Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan). Surah Thaahaa ayat 95-97
Penjelasan Surah Thaahaa ayat 95-97
Ancaman Musa Kalimullah
Dalam ayat 95, Nabi Musa telah bertanya kepada Samiri dengan nada yang keras dan bersifat mengancam.
Kemudian, pada ayat 96, ahli tafsir muktabar seperti Ibnu Kathir(1301-1373) dan Ath-Tabari (838–923) berpendapat bahawa Samiri telah membuka rahasia ilmu sihirnya. Pada ayat ‘Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, Ibnu Kathir dalam tafsir ulungnya telah memberi penjelasan bahwa Samiri telah melihat malaikat jibril datang dengan kuda tunggangannya, Haizum untuk membinasakan Firaun sedangkan kaum Bani Israil tidak melihatnya.
Besar kemungkinan ia terjadi semasa Nabi Musa dan Bani Israil melarikan diri secara besar-besaran daripada bumi Mesir. Akibat kekalutan tersebut, kaum Bani Israil yang beribu-ribu orang tidak menyedari kehadiran Jibrail yang menyerupai manusia.
Terbentuknya Patung Sapi Betina Dari Jejak Kuda Malaikat Jibril
Pada ayat “aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya”, Ibnu Kathir memberi penjelasan yang antara lain menerangkan bahwa jejak rasul tersebut adalah jejak kuda tunggangan Malaikat Jibrail. Ia diterima secara umum oleh ahli-ahli tafsir lain selepas Ibnu Kathir.
Apa dimaksudkan dengan segengam dari jejak rasul itu adalah Samiri telah mengambil segenggam tanah yang dipijak oleh kuda Maiaikat Jibrail. Menurut ulama tafsir terkemuka Mujahid, segenggam tanah berarti sepenuh telapak tangan. Samiri kemudian menggunakan ilmu sihirnya untuk membentuk sapi emas yang mampu mengeluarkan suara.
Samiri dilaknat oleh Allah swt
Dalam ayat 97, ada ayat yang berbunyi, “Janganlah menyentuh (aku)”. Menurut Ibnu Kathir, Samiri telah diusir dari khalayak ramai ditambah lagi, hukuman di akhirat pasti lebih dashyat dengan siksaan api neraka buat selama-lamanya.
Menurut Muhammad Ibnu Ishaq (704 M-767 M) penyusun kitab Sirat ar-Rasulullah, meriwayatkan kisah dari Ibnu Abbas, mengatakan bahwa, “ Samiri adalah seorang penduduk Bajarma dan dia berasal daripada kaum yang menyembah berhala. Dalam dirinya telah tertanam kecintaan kepada penyembahan terhadap patung dan berhala sapi. Samiri menampakkan dirinya adalah pengikut Musa di hadapan Bani Israil namun hatinya bergelojak dengan kepercayaan nenek-moyangnya. Menurut Muhammad Ibnu Ishaq, Samiri adalah nama panggilan bagi seorang individu kufur bernama Musa bin Zhufar.”
Dari Qatadah ibnu al-Nu’man, salah seorang sahabat besar Rasulullah saw daripada golongan Ansar telah berkata, “Samiri berasal daripada negeri Samir (Sumaria)
Dalam kisah-kisah Islam, baik dari Al-Qur'an ataupun riwayat-riwayat, Samiri dikisahkan merupakan tokoh yang menyesatkan Bani Israel. Bani Israel diperintahkan oleh Samiri untuk membawa perhiasan emas milik orang-orang Mesir, lalu Samiri menganjurkan agar perhiasan itu dilemparkan ke dalam api yang telah dinyalakannya dalam suatu lubang untuk dijadikan patung berbentuk anak lembu. Kemudian mereka melemparkannya dan diikuti pula oleh Samiri. Akhirnya Samiri berhasil membuat berhala anak sapi betina terbuat dari emas.
Setelah berhala itu jadi, dikatakannya sebagai Tuhan Bani Israel dan Tuhan Musa. Kejadian tersebut sewaktu Musa menerima wahyu Taurat di bukit Sinai. Samiri meletakkan bekas jejak kuda malaikat Jibril yang memimpin Musa dan Bani Israel melewati Laut Merah, sehingga bisa mengeluarkan suara jika tertiup angin.
وَاتَّخَذَ قَوْمُ مُوسَى مِن بَعْدِهِ مِنْ حُلِيِّهِمْ عِجْلاً جَسَدًا لَّهُ خُوَارٌ أَلَمْ يَرَوْاْ
Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan).....(QS. Al-A’raaf: 148)
Ia memiliki ilmu sihir, sebuah ilmu yang ia dipelajari sewaktu berada di Mesir. Belum hilang pula kepercayaannya terhadap kekuatan dewa yang ia yakini, yaitu agama paganisme, Samiri harus mempercayai ke-Esaan Tuhan Musa. Sekte pagan yang memengaruhi Samiri adalah ajaran yang terdapat di Mesir Kuno. Sebuah bukti penting yang mendukung kesimpulan ini adalah bahwa anak sapi emas yang disembah bani Israil saat Musa berada di Gunung Sinai, sebenarnya adalah tiruan dari berhala Mesir, yaitu Hathor dan Aphis.
Patung Hathor |
Patung Apis |
Sebelum Musa pergi ke bukit Sinai, beliau berjanji kepada kaumnya tidak akan meninggalkan mereka lebih 30 hari. Tetapi Nabi Musa tertunda 10 hari, karena terpaksa mencukupkan 40 hari puasa. Bani Israel kecewa dengan kelewatan Musa kembali kepada mereka. Ketiadaan Musa membuatkan mereka seolah-olah dalam kegelapan dan ada antara mereka berfikir keterlaluan dengan menyangka beliau tidak akan kembali lagi. Dalam keadaan tidak menentu itu, seorang ahli sihir dari kalangan mereka bernama Samiri mengambil kesempatan menyebarkan perbuatan syirik. Dia juga mengatakan Musa tersesat dalam mencari tuhan dan tidak akan kembali. Ketika itu juga, Samiri membuat anak sapi dari emas. Dia memasukkan segumpal tanah, bekas dilalui tapak kaki kuda Jibril ketika mengetuai Musa dan pengikutnya menyeberangi Laut Merah. Patung itu dijadikan Samiri bersuara.(Menurut cerita, ketika Musa dengan kudanya mau menyeberangi Laut Merah bersama kaumnya, Jibril ada di depan terlebih dulu dengan menaiki kuda betina, kemudian diikuti kuda jantan yang dinaiki Musa dan pengikutnya. Kemudian Samiri menyeru kepada orang ramai: “Wahai kawan-kawanku, rupanya Musa sudah tidak ada lagi dan tidak ada gunanya kita menyembah Tuhan Musa itu. Sekarang, mari kita sembah anak sapi yang diperbuatkan daripada emas ini. Ia dapat bersuara dan inilah tuhan kita yang patut disembah.”
Selepas itu, Musa kembali dan melihat kaumnya menyembah patung anak sapi. Ia marah dengan tindakan Samiri.
Firman Allah: “Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: wahai kaumku, bukankah Tuhanmu menjanjikan kepada kamu suatu janji yang baik? Apakah sudah lama masa berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki supaya kemurkaan Tuhanmu menimpamu, kerana itu kamu melanggar perjanjianmu dengan aku.”
Musa bertanya Samiri, seperti diceritakan dalam al-Quran : “Berkata Musa; apakah yang mendorongmu berbuat demikian Samiri? Samiri menjawab: Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam tanah (bekas tapak Jibril) lalu aku masukkan dalam patung anak sapi itu. Demikianlah aku menuruti dorongan nafsuku.”
Musa berkata: "Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: "Janganlah menyentuh (aku)"[941]. Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan). (Surat Thaha 20:97)
Selepas itu, Musa kembali dan melihat kaumnya menyembah patung anak sapi. Ia marah dengan tindakan Samiri.
Firman Allah: “Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: wahai kaumku, bukankah Tuhanmu menjanjikan kepada kamu suatu janji yang baik? Apakah sudah lama masa berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki supaya kemurkaan Tuhanmu menimpamu, kerana itu kamu melanggar perjanjianmu dengan aku.”
Musa bertanya Samiri, seperti diceritakan dalam al-Quran : “Berkata Musa; apakah yang mendorongmu berbuat demikian Samiri? Samiri menjawab: Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam tanah (bekas tapak Jibril) lalu aku masukkan dalam patung anak sapi itu. Demikianlah aku menuruti dorongan nafsuku.”
Musa berkata: "Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: "Janganlah menyentuh (aku)"[941]. Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan). (Surat Thaha 20:97)
Batu Berbentuk Sapi Di Sinai Yang Dianggap Sebagai Peninggalan "Ritual Berhala Sapi" yang dibuat oleh S a m i r i |
Apakah Samiri itu Dajal?
Nabi bersabda: “Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada makhluk di muka bumi ini sejak Allah menciptakan Adam sampai hari kiamat yang fitnahnya lebih besar daripada Dajjal.” (HR. Muslim no. 2946).
Dan Selain ini rosulullab juga mengingatkan para umatnya untuk berdoa kepada Allah untuk meminta perlindungan dari Dajal. Doanya berbunyi, “Ya, Allah aku berlindung kepadamu dari azab Jahannam, dan azab kubur, dari fitnah hidup dan setelah mati dan dari kejelekan fitnah Masih ad-Dajjal" (HR. Muslim, no.588).
Muhammad Isa Dawud dalam bukunya "Dialog dengan Jin Muslim" dan "Dajjal Akan Muncul dari Kerajaan Jin Di Segitiga Bermuda" yang mengatakan bahwa Samiri adalah Dajjal al-masihud berdasarkan faktor-faktor : teknologi tinggi, lautan tempat kerajaan iblis, femenomena aneh segitiga bermuda, ada piramida besar di segitiga bermuda, UFO yang menurutnya UFO adalah kendaraan dajjal dsb. Namun di dalam al-Quran tidak ada bukti bahwa Samiri adalah Dajjal.
Ada sebuah hadist yang berkaitan dengan dajjal ini, namun tak ada kata Sa miri dalam hadist tersebut. Silahkan baca dibawah ini :
Kemunculannya Dajjal al-masihud
1. Al-Jasassah di Hadits Dajjal
Kami menaiki kapal ternyata kami bertepatan mendapati laut sedang bergelombang luar biasa, sehingga kami dipermainkan ombak selama satu bulan lamanya, sampai kami terdampar di pulaumu ini. Kami pun naik perahu kecil, lalu memasuki pulau ini dan bertemu dengan binatang yang sangat lebat dan kaku rambutnya. Tidak diketahui mana qubul-nya dan mana duburnya karena lebatnya rambut. Kamipun mengatakan: ‘Celaka kamu, apa kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Aku adalah Al-Jassasah. ’ Kamipun bertanya lagi: ‘Apa Al-Jassasah itu?’ Ia malah menjawab, pergilah ke rumah ibadah itu sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian. Maka kami pun segera menujumu dan kami takut dari binatang itu. Kami tidak merasa aman kalau ternyata ia adalah setan. ’
Asy-Sya’bi rahimahullahu mengatakan kepada Fathimah bintu Qais radhiyallahu ‘anha: “Beri aku sebuah hadits yang kamu dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang tidak kamu sandarkan kepada seorang pun selain beliau. ” Fathimah mengatakan: “Jika engkau memang menghendakinya akan aku lakukan. ” “Ya, berikan aku hadits itu,” jawab Asy-Sya’bi.
Fathimah pun berkisah: “…Aku mendengar seruan orang yang berseru, penyeru Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, menyeru ‘Ash-shalatu Jami’ah’. Aku pun keluar menuju masjid lantas shalat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan aku berada pada shaf wanita yang langsung berada di belakang shaf laki-laki. Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai dari shalatnya maka beliau duduk di mimbar dan tertawa seraya mengatakan: ‘Hendaknya setiap orang tetap di tempat shalatnya. ’ Kemudian kembali berkata: ‘Apakah kalian tahu mengapa aku kumpulkan kalian?’ Para sahabat menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. ’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan: ‘Sesungguhnya –demi Allah-, aku tidak kumpulkan kalian untuk sesuatu yang menggembirakan atau menakutkan kalian. Namun aku kumpulkan kalian karena Tamim Ad-Dari. Dahulu ia seorang Nasrani lalu datang kemudian berbai’at dan masuk Islam serta mengabariku sebuah kisah, sesuai dengan apa yang aku ceritakan kepada kalian tentang Al-Masih Ad-Dajjal.
Ia memberitakan bahwa ia naik kapal bersama 30 orang dari Kabilah Lakhm dan Judzam. Lalu mereka dipermainkan oleh ombak hingga berada di tengah lautan selama satu bulan. Sampai mereka terdampar di sebuah pulau di tengah lautan tersebut saat tenggelamnya matahari. Mereka pun duduk (menaiki) perahu-perahu kecil. Setelah itu mereka memasuki pulau tersebut hingga menjumpai binatang yang berambut sangat lebat dan kaku. Mereka tidak tahu mana qubul dan mana dubur-nya, karena demikian lebat bulunya. Mereka pun berkata: ‘Apakah kamu ini?’ Ia (binatang yang bisa berbicara itu) menjawab: ‘Aku adalah Al-Jassasah. ’ Mereka mengatakan: ‘Apa Al-Jassasah itu?’ Ia (justru mengatakan) : ‘Wahai kaum, pergilah kalian kepada laki-laki yang ada rumah ibadah itu. Sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian. ’ Tamim mengatakan : ‘Ketika dia menyebutkan untuk kami orang laki-laki, kami khawatir kalau binatang itu ternyata setan. ’ Tamim mengatakan: ‘Maka kami pun bergerak menuju kepadanya dengan cepat sehingga kami masuk ke tempat ibadah itu. Ternyata di dalamnya ada orang yang paling besar yang pernah kami lihat dan paling kuat ikatannya. Kedua tangannya terikat dengan lehernya, antara dua lututnya dan dua mata kakinya terikat dengan besi. Kami katakan: ‘Celaka kamu, apa kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Kalian telah mampu mengetahui tentang aku. Maka beritakan kepadaku siapa kalian ini?’ Mereka menjawab: ‘Kami ini orang-orang dari Arab. Kami menaiki kapal ternyata kami bertepatan mendapati laut sedang bergelombang luar biasa, sehingga kami dipermainkan ombak selama satu bulan lamanya, sampai kami terdampar di pulaumu ini. Kami pun naik perahu kecil, lalu memasuki pulau ini dan bertemu dengan binatang yang sangat lebat dan kaku rambutnya. Tidak diketahui mana qubul-nya dan mana duburnya karena lebatnya rambut. Kamipun mengatakan: ‘Celaka kamu, apa kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Aku adalah Al-Jassasah. ’ Kamipun bertanya lagi : ‘Apa Al-Jassasah itu?’ Ia malah menjawab, pergilah ke rumah ibadah itu sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian. Maka kami pun segera menujumu dan kami takut dari binatang itu. Kami tidak merasa aman kalau ternyata ia adalah setan. ’
Kami menaiki kapal ternyata kami bertepatan mendapati laut sedang bergelombang luar biasa, sehingga kami dipermainkan ombak selama satu bulan lamanya, sampai kami terdampar di pulaumu ini. Kami pun naik perahu kecil, lalu memasuki pulau ini dan bertemu dengan binatang yang sangat lebat dan kaku rambutnya. Tidak diketahui mana qubul-nya dan mana duburnya karena lebatnya rambut. Kamipun mengatakan: ‘Celaka kamu, apa kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Aku adalah Al-Jassasah. ’ Kamipun bertanya lagi: ‘Apa Al-Jassasah itu?’ Ia malah menjawab, pergilah ke rumah ibadah itu sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian. Maka kami pun segera menujumu dan kami takut dari binatang itu. Kami tidak merasa aman kalau ternyata ia adalah setan. ’
Asy-Sya’bi rahimahullahu mengatakan kepada Fathimah bintu Qais radhiyallahu ‘anha: “Beri aku sebuah hadits yang kamu dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang tidak kamu sandarkan kepada seorang pun selain beliau. ” Fathimah mengatakan: “Jika engkau memang menghendakinya akan aku lakukan. ” “Ya, berikan aku hadits itu,” jawab Asy-Sya’bi.
Fathimah pun berkisah: “…Aku mendengar seruan orang yang berseru, penyeru Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, menyeru ‘Ash-shalatu Jami’ah’. Aku pun keluar menuju masjid lantas shalat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan aku berada pada shaf wanita yang langsung berada di belakang shaf laki-laki. Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai dari shalatnya maka beliau duduk di mimbar dan tertawa seraya mengatakan: ‘Hendaknya setiap orang tetap di tempat shalatnya. ’ Kemudian kembali berkata: ‘Apakah kalian tahu mengapa aku kumpulkan kalian?’ Para sahabat menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. ’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan: ‘Sesungguhnya –demi Allah-, aku tidak kumpulkan kalian untuk sesuatu yang menggembirakan atau menakutkan kalian. Namun aku kumpulkan kalian karena Tamim Ad-Dari. Dahulu ia seorang Nasrani lalu datang kemudian berbai’at dan masuk Islam serta mengabariku sebuah kisah, sesuai dengan apa yang aku ceritakan kepada kalian tentang Al-Masih Ad-Dajjal.
Ia memberitakan bahwa ia naik kapal bersama 30 orang dari Kabilah Lakhm dan Judzam. Lalu mereka dipermainkan oleh ombak hingga berada di tengah lautan selama satu bulan. Sampai mereka terdampar di sebuah pulau di tengah lautan tersebut saat tenggelamnya matahari. Mereka pun duduk (menaiki) perahu-perahu kecil. Setelah itu mereka memasuki pulau tersebut hingga menjumpai binatang yang berambut sangat lebat dan kaku. Mereka tidak tahu mana qubul dan mana dubur-nya, karena demikian lebat bulunya. Mereka pun berkata: ‘Apakah kamu ini?’ Ia (binatang yang bisa berbicara itu) menjawab: ‘Aku adalah Al-Jassasah. ’ Mereka mengatakan: ‘Apa Al-Jassasah itu?’ Ia (justru mengatakan) : ‘Wahai kaum, pergilah kalian kepada laki-laki yang ada rumah ibadah itu. Sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian. ’ Tamim mengatakan : ‘Ketika dia menyebutkan untuk kami orang laki-laki, kami khawatir kalau binatang itu ternyata setan. ’ Tamim mengatakan: ‘Maka kami pun bergerak menuju kepadanya dengan cepat sehingga kami masuk ke tempat ibadah itu. Ternyata di dalamnya ada orang yang paling besar yang pernah kami lihat dan paling kuat ikatannya. Kedua tangannya terikat dengan lehernya, antara dua lututnya dan dua mata kakinya terikat dengan besi. Kami katakan: ‘Celaka kamu, apa kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Kalian telah mampu mengetahui tentang aku. Maka beritakan kepadaku siapa kalian ini?’ Mereka menjawab: ‘Kami ini orang-orang dari Arab. Kami menaiki kapal ternyata kami bertepatan mendapati laut sedang bergelombang luar biasa, sehingga kami dipermainkan ombak selama satu bulan lamanya, sampai kami terdampar di pulaumu ini. Kami pun naik perahu kecil, lalu memasuki pulau ini dan bertemu dengan binatang yang sangat lebat dan kaku rambutnya. Tidak diketahui mana qubul-nya dan mana duburnya karena lebatnya rambut. Kamipun mengatakan: ‘Celaka kamu, apa kamu ini?’ Ia menjawab: ‘Aku adalah Al-Jassasah. ’ Kamipun bertanya lagi : ‘Apa Al-Jassasah itu?’ Ia malah menjawab, pergilah ke rumah ibadah itu sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian. Maka kami pun segera menujumu dan kami takut dari binatang itu. Kami tidak merasa aman kalau ternyata ia adalah setan. ’
Lalu orang itu mengatakan : ‘Kabarkan kepadaku tentang pohon-pohon korma di Baisan. ’
Kami mengatakan : ‘Tentang apanya engkau meminta beritanya?’
‘Aku bertanya kepada kalian tentang pohon kormanya, apakah masih berbuah?’ katanya.
Kami menjawab : ‘Ya.
’
Ia mengatakan: ‘Sesungguhnya hampir-hampir ia tidak akan mengeluarkan buahnya. Kabarkan kepadaku tentang danau Thabariyyah. ’
Kami jawab : ‘Tentang apa engkau meminta beritanya?’
‘Apakah masih ada airnya?’ jawabnya.
Mereka menjawab : ‘Danau itu banyak airnya. ’
Ia mengatakan : ‘Sesungguhnya hampir-hampir airnya akan hilang. Kabarkan kepadaku tentang mata air Zughar1. ’
Mereka mengatakan : ‘Tentang apanya kamu minta berita?’
‘Apakah di mata air itu masih ada airnya? Dan apakah penduduknya masih bertani dengan airnya?’ jawabnya.
Kami katakan : ‘Ya, mata air itu deras airnya dan penduduknya bertani dengannya. ’ Ia mengatakan: ‘Kabarkan kepadaku tentang Nabi Ummiyyin, apa yang dia lakukan?’
Mereka menjawab : ‘Ia telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib (Madinah). ’
Ia mengatakan : ‘Apakah orang-orang Arab memeranginya?’
Kami menjawab : ‘Ya. ’
Ia mengatakan lagi: ‘Apa yang dia lakukan terhadap orang-orang Arab?’ Maka kami beritakan bahwa ia telah menang atas orang-orang Arab di sekitarnya dan mereka taat kepadanya.
Ia mengatakan : ‘Itu sudah terjadi?’
Kami katakan : ‘Ya.
’
Ia mengatakan : ‘Sesungguhnya baik bagi mereka untuk taat kepadanya. Dan aku akan beritakan kepada kalian tentang aku, sesungguhnya aku adalah Al-Masih. Dan hampir-hampir aku diberi ijin untuk keluar sehingga aku keluar lalu berjalan di bumi dan tidak ku tinggalkan satu negeri pun kecuali aku akan turun padanya dalam waktu 40 malam kecuali Makkah dan Thaibah, keduanya haram bagiku. Setiap kali aku akan masuk pada salah satunya, malaikat menghadangku dengan pedang terhunus di tangannya, menghalangiku darinya. Dan sesungguhnya pada setiap celahnya (dua kota itu) ada para malaikat yang menjaganya. ’
Fathimah mengatakan : ‘Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dengan menusukkan tongkatnya di mimbar sambil mengatakan: ‘Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah-Thaibah, yakni Al-Madinah. Apakah aku telah beritahukan kepada kalian tentang hal itu?’
Orang-orang menjawab : ‘Ya. ’
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Sesungguhnya cerita Tamim menakjubkanku, di mana sesuai dengan apa yang kuceritakan kepada kalian tentangnya (Dajjal), serta tentang Makkah dan Madinah. Ketahuilah bahwa ia berada di lautan Syam atau lautan Yaman- tidak, bahkan dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur -dan beliau mengisyaratkan dengan tangannya ke arah timur-. ’
Fathimah mengatakan : “Ini saya hafal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. ” (HR. Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrathis Sa’ah, Bab Qishshatul Jassasah).
Kemudian para nabi sebelum Nabi Muhammad telah pula menjelaskan tentang Dajal kepada umatnya, hanya tidak sedetail penjelasan Muhammad, seperti Dajal adalah seorang yang pecak (buta) disalah satu matanya.
- Dalam Sahih Bukhori diriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW pernah memberikan khutbah di hadapan para sahabatnya, lalu beliau menyebutkan Dajjal. Beliau bersabda: “Aku benar-benar akan memperingatkan kalian tentang Dajjal. Tidak ada seorang nabi melainkan ia pernah memperingatkan kaumnya tentang masalah tersebut. Tetapi aku akan mengatakan kepada kalian suatu ucapan yang belum pernah dikatakan oleh seorang nabi pun sebelumku. Dia itu (Dajjal) picak (bermata sebelah) sedangkan Allah tidaklah pecak” (Sahih Jami’ Shogir 3495/ Al-Bani)
- Tidaklah Allah mengutus seorang nabi melainkan telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal, dan Nabi Nuh telah memperingatkan hal itu kepada umatnya, juga para nabi yang datang sesudahnya..." (HR. Ahmad. Syaikh Al-Albani berkata: isnad hadits ini shahih sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Syaikhani. Kisah Dajjal hal. 69 Pustaka Imam Syafi'i)
Dari hadits di atas jelaslah Dajjal telah ada sebelum Islam Lahir.
2. Dajjal tidak disebut dalam Al Quran, tetapi terdapat dalam hadits yang menguraikan sifat-sifat Dajal, tanda akan kedatangannya dan lain-lain. Kemudian ada pula hadits yang menjelaskan sebelum kedatangan Dajal asli, akan datang Dajal-Dajal kecil sejumlah tiga puluh orang, yang kesemuanya mengaku sebagai utusan Allah, memiliki "mukjizat", dan sebagainya
- “Tidak akan tegak hari kiamat sampai keluar tiga puluh Dajal pendusta, semuanya berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari, no.7121, Abu Dawud, no.4334, dan Tirmidzi, no.2218)
- “Tidak akan tegak hari kiamat sampai keluar tiga puluh Dajal pendusta, semuanya berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari, no.7121, Abu Dawud, no.4334, dan Tirmidzi, no.2218)
3. Keluarnya Dajal merupakan tanda kiamat besar akan segara tiba, yang dimulai pada saat kaum muslimin sedang memiliki kekuatan besar dan keluarnya dia adalah untuk mengalahkan kekuatan tersebut. Sebelum Dajal keluar, manusia diuji dahulu dengan kemarau dan kelaparan, serta tidak turunnya hujan dan musnahnya pepohonan selama tiga tahun berturut-turut, hewan ternak pun menjadi mati.
- “Sesungguhnya tiga tahun sebelum kemunculan Ad-Dajjal, di tahun pertama, langit menahan sepertiga air hujannya, bumi menahan sepertiga hasil tumbuhannya, dan di tahun kedua, langit menahan dua pertiga air hujannya, dan bumi juga menahan dua pertiga hasil tanamannya, dan di tahun ketiga langit menahan seluruh yang ada padanya dan begitu pula bumi, sehingga binasalah setiap yang memiliki gigi pemamah dan kuku.” (“Kisah Dajjal”, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani; Pustaka Imam Asy-Syafi’i; hlm. 92)
4. Menurut penjelasan hadits bahwa Dajal akan muncul dari arah timur dari negeri Persia, disebut Khurasan.(An Nihayah fil Fitan wal Malahim, 1: 128). Ibnu Katsir berkata bahwa munculnya Dajal adalah dari Ashbahan (Isfahan) dari daerah yang disebut Yahudiyah.
- “Sesungguhnya tiga tahun sebelum kemunculan Ad-Dajjal, di tahun pertama, langit menahan sepertiga air hujannya, bumi menahan sepertiga hasil tumbuhannya, dan di tahun kedua, langit menahan dua pertiga air hujannya, dan bumi juga menahan dua pertiga hasil tanamannya, dan di tahun ketiga langit menahan seluruh yang ada padanya dan begitu pula bumi, sehingga binasalah setiap yang memiliki gigi pemamah dan kuku.” (“Kisah Dajjal”, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani; Pustaka Imam Asy-Syafi’i; hlm. 92)
4. Menurut penjelasan hadits bahwa Dajal akan muncul dari arah timur dari negeri Persia, disebut Khurasan.(An Nihayah fil Fitan wal Malahim, 1: 128). Ibnu Katsir berkata bahwa munculnya Dajal adalah dari Ashbahan (Isfahan) dari daerah yang disebut Yahudiyah.
- Dalam hadits An Nawas bin Sam’an yang marfu’ (sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) disebutkan,
إِنَّهُ خَارِجٌ خَلَّةً بَيْنَ الشَّأْمِ وَالْعِرَاقِ فَعَاثَ يَمِينًا وَعَاثَ شِمَالاً يَا عِبَادَ اللَّهِ فَاثْبُتُوا
“Dajjal itu keluar di antara Syam dan Irak. Dia lantas merusak kanan dan kiri. Wahai para hamba Allah, tetap teguhlah.” (HR. Muslim no. 2937).
4. Dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Majah, disebutkan juga bahwa Dajjal akan muncul di tengah-tengah pasukan Khawarij.
نْشَأُ نَشْءٌ يَقْرَؤُوْنَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ حَتَّى خَرَجَ فِي عِرَاضِهِمُ الدَّجَّالُ
“Akan muncul sekelompok pemuda yang (pandai) membaca Al-Qur`an tapi tidak melewati tenggorokan mereka. Setiap kali keluar sekelompok mereka, maka akan tertumpas sehingga muncul Dajjal di tengah-tengah mereka.” (HR. Ibnu Majah no. 174, lihat Ash-Shahihah no. 2455)
نْشَأُ نَشْءٌ يَقْرَؤُوْنَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ حَتَّى خَرَجَ فِي عِرَاضِهِمُ الدَّجَّالُ
“Akan muncul sekelompok pemuda yang (pandai) membaca Al-Qur`an tapi tidak melewati tenggorokan mereka. Setiap kali keluar sekelompok mereka, maka akan tertumpas sehingga muncul Dajjal di tengah-tengah mereka.” (HR. Ibnu Majah no. 174, lihat Ash-Shahihah no. 2455)
Kemampuan Dajjal al-masihud
Diantara kemampuan-kemampuan dajjal beberapa hadist menjelaskannya sebagai berikut :
1. Dajal diterangkan dalam hadits memiliki kelebihan-kelebihan seperti halnya mukjizat para nabi, kelebihan ini disebut dengan istidraj, yaitu sesuatu kemampuan atau kenikmatan yang diberikan oleh Allah tetapi digunakan untuk kemaksiatan. Dajal sanggup menghidupkan orang mati yang ia bunuh.
- Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
- Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ فَيَقُوْلُ لَهُ: أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيْثَهُ. فَيَقُوْلُ الدَّجَّالُ: أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّوْنَ فِي اْلأَمْرِ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: لاَ. قَالَ: فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيْهِ…
“Keluarlah pada hari itu seorang yang terbaik atau di antara orang terbaik. Dia berkata: ‘Aku bersaksi engkau adalah Dajjal yang telah disampaikan kepada kami oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Dajjal berkata (kepada pengikutnya): ‘Apa pendapat kalian jika aku bunuh dia dan aku hidupkan kembali apakah kalian masih ragu kepadaku?’ Mereka berkata: ‘Tidak.’ Maka Dajjal membunuhnya dan menghidupkannya kembali….” (HR. Muslim no. 2938)
- Menggergaji seseorang kemudian membangkitkannya kembali. (HR. Muslim, 2938/113)
- Menggergaji seseorang kemudian membangkitkannya kembali. (HR. Muslim, 2938/113)
2. Dapat menyembuhkan orang buta, orang sakit lepra, dan akan menghidupkan orang mati, memunculkan kesuburan, membawa sungai, surga dan neraka, memerintahkan langit untuk hujan maka turunlah hujan. Memerintahkan bumi untuk menumbuhkan maka tumbuhlah tanaman-tanaman. Dia dapat melihat dan mendengar di banyak tempat pada waktu bersamaan dan dia mempunyai keahlian untuk menipu manusia.
- Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
فَيَأْتِي عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوْهُمْ فَيُؤْمِنُوْنَ بِهِ وَيَسْتَجِيْبُوْنَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَاْلأَرْضَ فَتُنْبِتُ “…
فَيَأْتِي عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوْهُمْ فَيُؤْمِنُوْنَ بِهِ وَيَسْتَجِيْبُوْنَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَاْلأَرْضَ فَتُنْبِتُ “…
Dia datang kepada satu kaum mendakwahi mereka. Merekapun beriman kepadanya, menerima dakwahnya. Maka Dajjal memerintahkan langit untuk hujan dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman, maka turunlah hujan dan tumbuhlah tanaman….” (HR. Muslim no. 2937).
3. Dajal bersama dengan para setan dari golongan jin kafir (Qarin) yang wajahnya sama persis dengan orang-orang yang telah lama meninggal seperti orang tua, saudara, atau kerabat, kemudian jin-jin itu akan menampakkan diri mereka kepada orang yang masih hidup. Kemudian para setan tersebut akan mengatakan bahwa Dajal adalah Tuhan.
- Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنْ يَقُولَ لأَعْرَابِىٍّ أَرَأَيْتَ إِنْ بَعَثْتُ لَكَ أَبَاكَ وَأُمَّكَ أَتَشْهَدُ أَنِّى رَبُّكَ فَيَقُولُ نَعَمْ. فَيَتَمَثَّلُ لَهُ شَيْطَانَانِ فِى صُورَةِ أَبِيهِ وَأُمِّهِ فَيَقُولاَنِ يَا بُنَىَّ اتَّبِعْهُ فَإِنَّهُ رَبُّكَ “
Di antara fitnah Dajjal adalah, ia akan berkata pada orang Arab, “Bagaimana menurutmu jika aku membangkitkan ayah dan ibumu, lalu engkau bersaksi bahwa aku adalah Rabbmu, apakah engkau mau?” “Iya, mau”, jawab orang Arab tersebut. Lalu dua setan menyerupai bentuk ayah dan ibunya lantas keduanya berkata, “Wahai anakku, ikutilah dia (yaitu Dajjal), karena dia adalah Rabbmu”. (HR. Ibnu Majah no. 4077. Hadits ini shahih kata Syaikh Al Albani sebagaimana dalam Shahih Al Jami’ no. 7875)
وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنْ يَقُولَ لأَعْرَابِىٍّ أَرَأَيْتَ إِنْ بَعَثْتُ لَكَ أَبَاكَ وَأُمَّكَ أَتَشْهَدُ أَنِّى رَبُّكَ فَيَقُولُ نَعَمْ. فَيَتَمَثَّلُ لَهُ شَيْطَانَانِ فِى صُورَةِ أَبِيهِ وَأُمِّهِ فَيَقُولاَنِ يَا بُنَىَّ اتَّبِعْهُ فَإِنَّهُ رَبُّكَ “
- "Bersama-sama Dajjal akan dibangkitkan setan-setan yang rupanya mirip dengan orang-orang yang telah meninggal, apakah itu ayah ataukah saudara" (Kanzul-'Ummal; jilid VII, halaman 2065).
- "Setan-setan yang rupanya mirip dengan orang yang telah meninggal akan menyertai Dajjal, dan mereka akan berkata kepada orang yang masih hidup: Kenalkah engkau padaku? Aku adalah saudaramu; aku adalah ayahmu; atau aku adalah salah seorang kerabatmu" (idem, hal. 2078).
- "Bersama-sama Dajjal akan dibangkitkan setan-setan yang akan bercakap-cakap dengan manusia." (idem, halaman 2104).
4. Dengan kemampuan yang dimilikinya itu maka ia akan menyatakan dirinya adalah Tuhan dan akan menipu manusia dalam berpikir. Ia mengatakan bahwa ia telah bangun dari kematian. Salah satu orang penting akan ia bunuh dan kemudian ia akan menghidupkannya. Sesudah itu Allah akan menghidupkan apa yang ia bunuh tersebut, setelah itu ia tidak memiliki kekuatan ini lagi.
- Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu mengatakan: “Telah disebutkan, awal mula ia keluar menyeru kepada Islam, mengaku sebagai muslim. Kemudian mengaku sebagai nabi, setelah itu mengaku sebagai ilah.” (Asy-Syarhul Mumti’ 3/268, lihat Qishshatu Dajjal wa Nuzul ‘Isa karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu)
6. Ia datang membawa beberapa unsur alam seperti air dan api, (penjelasan lain ia membawa surga dan neraka) sungai, dan gunung roti. Kemudian ia sanggup mengeluarkan harta yang terpendam dari reruntuhan, sehingga harta tersebut mengikuti Dajal seperti sekelompok lebah.
- Dari ‘Uqbah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang Dajjal:
إِنَّ الدَّجَّالَ يَخْرُجُ وَإِنَّ مَعَهُ مَاءً وَنَارًا فَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ مَاءً فَنَارٌ تُحْرِقُ وَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ نَارًا فَمَاءٌ بَارِدٌ عَذْبٌ، فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَلْيَقَعْ فِي الَّذِي يَرَاهُ نَارًا فَإِنَّهُ مَاءٌ عَذْبٌ طَيِّبٌ
“Sungguh Dajjal akan keluar dan bersamanya ada air dan api. Apa yang dilihat manusia air sebenarnya adalah api yang membakar. Apa yang dilihat manusia api sesungguhnya adalah air minum dingin yang segar. Barangsiapa di antara kalian yang mendapatinya hendaknya memilih yang dilihatnya api, karena itu adalah air segar yang baik.” (HR. Muslim no. 2935)
- “Di antara fitnah-fitnah (Ad-Dajjal) adalah, bahwa bersamanya ada surga dan neraka. Padahal sesungguhnya nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka. Barangsiapa mendapatkan cobaan dengan nerakanya, hendaklah ia berlindung kepada Allah dan hendaklah ia membaca ayat-ayat di awal surah Al Kahfi. (HR Ibnu Majah – Shahih)
- Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَإِنَّهُ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ وَنَهْرٌ وَمَاءٌ وَجَبَلُ خُبْزٍ وَإِنَّ جَنَّتَهُ نَارٌ وَنَارَهُ جَنَّةٌ “
…Sesungguhnya bersama dia ada surga dan nerakanya, sungai dan air, serta gunung roti. Sesungguhnya surganya Dajjal adalah neraka dan nerakanya Dajjal adalah surga.” (HR. Ahmad. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: sanadnya shahih. Lihat Qishshatu Masihid Dajjal)
- Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu disebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :
وَيَمُرُّ بِالْخَرِبَةِ فَيَقُوْلُ لَهَا: أَخْرِجِي كُنُوْزَكِ. فَتَتْبَعُهُ كُنُوْزُهَا كَيَعَاسِيْبِ النَّحْلِ “
…Dia mendatangi reruntuhan dan berkata: ‘Keluarkanlah perbendaharaanmu.’ Maka keluarlah perbendaharaannya mengikuti Dajjal seperti sekelompok lebah.” (HR. Muslim no. 2937)
إِنَّ الدَّجَّالَ يَخْرُجُ وَإِنَّ مَعَهُ مَاءً وَنَارًا فَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ مَاءً فَنَارٌ تُحْرِقُ وَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ نَارًا فَمَاءٌ بَارِدٌ عَذْبٌ، فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَلْيَقَعْ فِي الَّذِي يَرَاهُ نَارًا فَإِنَّهُ مَاءٌ عَذْبٌ طَيِّبٌ
- “Di antara fitnah-fitnah (Ad-Dajjal) adalah, bahwa bersamanya ada surga dan neraka. Padahal sesungguhnya nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka. Barangsiapa mendapatkan cobaan dengan nerakanya, hendaklah ia berlindung kepada Allah dan hendaklah ia membaca ayat-ayat di awal surah Al Kahfi. (HR Ibnu Majah – Shahih)
- Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَإِنَّهُ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ وَنَهْرٌ وَمَاءٌ وَجَبَلُ خُبْزٍ وَإِنَّ جَنَّتَهُ نَارٌ وَنَارَهُ جَنَّةٌ “
- Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu disebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :
وَيَمُرُّ بِالْخَرِبَةِ فَيَقُوْلُ لَهَا: أَخْرِجِي كُنُوْزَكِ. فَتَتْبَعُهُ كُنُوْزُهَا كَيَعَاسِيْبِ النَّحْلِ “
7. Menurut hadits riwayat Imam Ahmad, ia dikatakan memiliki keledai yang bisa terbang, lebar kedua telinga keledai itu 40 hasta. Keledai putih itu memiliki kekuatan satu langkahnya sama dengan satu mil jaraknya. Keledai tersebut memakan api dan menghembus asap, dapat terbang di atas daratan dan menyeberangi lautan. Kecepatannya seperti awan ditiup oleh angin dan bumi berputar terasa lebih cepat ketika ia berada diangkasa.
- Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda: walahu himar yarkabuhu ‘ardhu bayna udzunayhi arba’unadziroo”a. Ia memiliki keledai yang ditungganginya, lebar antara dua telinganya 40 hasta. (HR Ahmad dalam l Musnad, dan Hakim dalam al-Mustadrok)
- "Bumi akan digulung untuknya; ia menggenggam awan di tangan kanannya, dan mendahului matahari di tempat terbenamnya; lautan hanya sedalam mata kakinya; di depannya adalah gunung yang penuh asap." (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2998)
Dajjal telah menjadi kosa kata Arab yang lazim digunakan untuk istilah "nabi palsu". Namun istilah Ad-Dajjal, merujuk pada sosok "Penyamar" atau "Pembohong" yang muncul menjelang kiamat. Istilahnya adalah Al-Masih Ad-Dajjal (Bahasa Arab untuk "Al Masih Palsu") adalah terjemahan dari istilah Syria Meshiha Deghala yang telah menjadi kosa kata umum dari Timur Tengah selama lebih dari 400 tahun sebelum Al-Quran diturunkan.
Dajal menurut keyakinan para Salafus shalih adalah seorang anak Adam, ia bukan dari golongan jin, dan bukan pula keturunan dari perpaduan manusia dan jin. Dua ulama kontemporer berkata bahwa Dajal adalah bani Adam, dia butuh makan, minum dan lainnya, oleh karena itu ia akan dan bisa dibunuh oleh Nabi Isa.
Dajal menurut keyakinan para Salafus shalih adalah seorang anak Adam, ia bukan dari golongan jin, dan bukan pula keturunan dari perpaduan manusia dan jin. Dua ulama kontemporer berkata bahwa Dajal adalah bani Adam, dia butuh makan, minum dan lainnya, oleh karena itu ia akan dan bisa dibunuh oleh Nabi Isa.
- Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu berkata: “Ya. Dajjal adalah manusia dari bani Adam. Sebagian para ulama menyatakan Dajjal adalah setan. Sebagian lagi menyatakan bapaknya manusia, ibunya dari bangsa jin. Tapi semua pendapat ini tidaklah benar. Karena dia butuh makan, minum, dan lainnya. Oleh karena itu, Nabi ‘Isa ‘alaihissalam membunuhnya dengan cara membunuh manusia biasa.” (Asy-Syarhul Mumti’ 3/275)
- Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “(Yang benar) Dajjal adalah manusia. Fitnahnya lebih besar dari (sekedar) fitnah Eropa sebagaimana banyak diterangkan dalam banyak hadits.” (Ash-Shahihah, 3/191)
Keluarga Dajjal, ayah, ibu, kakek dan nenek moyangnya adalah penyembah berhala. Mereka keturunan Yahudza, yang telah menikah selama 30 tahun tetapi belum dikaruniai seorang anak. Dajal dikisahkan tidak memiliki keturunan atau mandul.
- Sifat Dajjal bahwa dia tidak memiliki keturunan, dijelaskan dalam hadits Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu tentang kisahnya bersama Ibnu Shayyad, dia berkata kepada Abu Sa’id, “Bukankah engkau pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya dia (Dajjal) tidak bisa memiliki keturunan?’ Dia (Abu Sa’id) berkata, ‘Benar,’ jawabku.” (Shahiih Muslim, kitab al-Fitan, bab Dzikri Ibni Shayyad (XVIII/50, Syarh an-Nawawi).
Ia dilahirkan di negeri Samirah, sebuah negeri kecil di Palestina, yang kemudian hari menjadi kota besar pada masa Nabi Daud dan setelahnya.
DAJJAL DARI TEOLOGI KRISTEN
Dalam teologi Kristen, Antikristus adalah pemimpin yang dinubuatkan Alkitab yang akan menjadi musuh Kristus, yang akan menyesatkan banyak orang. Dalam eskatologi Islam, Antikristus adalah Dajjal, karena diramalkan oleh Muhammad bahwa Dajjal akan bertarung dengan Isa (Kristus),
Ketika Dajjal sedang berkuasa dengan perbuatan-perbuatannya yang merusak di bumi, Allah mengutus Isa bin Maryam kemuka bumi di menara putih sebelah timur Damaskus untuk membunuh Dajjal, dan tugasnya pun berhasil, Nabi Isa berhasil membunuh Dajjal di Bab Lûd (dekat Baitul Maqdis, di Palestina). (HR. Muslim 2937)
Dalam eskatologi kristen Dajjal dinubutkan oleh nabi Daniel
Wahyu 13 menyebutkan tentang dua binatang yang keluar dari laut dan bumi. Binatang I (ayat 1-10) menunjuk pada antikristus yang akan muncul sebagai pemimpin
dari gabungan bangsa-bangsa di akhir zaman untuk melawan Allah.
Sementara Binatang II (ayat 11-18) menunjuk pada "asisten" dari antikristus. Binatang kedua inilah yang akan mengadakan tanda-tanda mujizat untuk melancarkan
penyembahan bagi binatang I (antikristus). Ia akan memberikan perintah membuat patung dari binatang I serta memberikan "hidup" bagi patung tersebut dan
menuntut penyembahan dari semua penduduk dunia pada waktu itu.
Wahyu 13:18 menjelaskan identitas binatang buas itu, Barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah
bilangan seorang manusia, dan bilangannya adalah ialah enam ratus enam puluh enam. Manusia yang bilangannya 666 ini akan menguasai 3 sistem dunia
- Pemerintahan dunia " … dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa" (Wahyu 13:7, Daniel 7:23)
- Ekonomi dunia " Dan ia menyebabkan sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau besar, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya
atau pada dahinya, dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau
bilangan namanya (Wahyu 13:16-17).
- Agama dunia "… seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu" (Wahyu
13:3-4,8).
Arti kiasan kemungkinan :
1. Bintang I merujuk pada dajjal/anti-kris itu sendiri ===> perintah membuat patung dari binatang I adalah patung sapi emas
2. Bintang II merujuk pada Al-Jasassah karena membesarkan dajjal dan mengajari dajjal berbagai ilmu.
3. Menyembah Naga atau ular dalam kristen sering dikiaskan sebagai Iblis, Azazil atau syaitan sebagai sekutunya Anti-kris atau dajjal
- Ular atau naga dipakai sebagai lambang untuk Iblis (Wahy 12:3-17; 20:2-3)
- ular dipakai sebagai simbol kejahatan (Mzm. 58:4)
KESIMPULAN
Berdasarkan dari al-Quran dan al-hadist, meskipun tidak tersurat bahwa dajjal adalah SAMIRI, namun karena kemampuan samiri dapat berbuat SIHIR karena belajar daripada penyihir-penyihir Firaun ditambah kemana Samiri diusir oleh Nabi Musa a.s tidak diceritakan apa dia mati atau bagaimana?
Dan di al-hadits Dajal sanggup menghidupkan orang mati yang ia bunuh, menyembuhkan orang buta, orang sakit lepra, dan akan menghidupkan orang mati, memunculkan kesuburan, membawa sungai, surga dan neraka, memerintahkan langit untuk hujan maka turunlah hujan, memerintahkan bumi untuk menumbuhkan maka tumbuhlah tanaman-tanaman. Dia dapat melihat dan mendengar di banyak tempat pada waktu bersamaan dan dia mempunyai keahlian untuk menipu manusia. Sudah barang tentu Dajjal mempunyai kemampuan SIHIR dan rekayasa genetika yang bersekutu dengan Iblis dan diberikan kemampuan oleh Allah swt, seperti halnya Iblis, dajjal al masihud ditangguhkan umurnya hingga Akhir zaman. Kita lihat Dajjal mempunyai kendaraan KELEDAI yang dapat terbang dan memiliki kekuatan satu langkahnya sama dengan satu mil jaraknya. Keledai tersebut memakan api dan menghembus asap, dapat terbang di atas daratan dan menyeberangi lautan. Kecepatannya seperti awan ditiup oleh angin dan bumi berputar terasa lebih cepat ketika ia berada diangkasa. Sudah barang tentu kendaraan ini mempunyai teknologi yang tinggi (dalam hal ini KELEDAI hanya makna kiasan saja).
Dan jika dilihat penampakan-penampakan atau phenomena seperti hilangnya kapal laut, kapal udara dan penampakan UFO berada di kawasan "Segitiga Bermuda" tidak menutup kemungkinan bahwa Dajjal al-masihud adalah SAMIRI atau Musa bin Zhufar bersama iblis dan syaiton sekutu membangun kerajaan Iblis di kawasan Segitiga Bermuda.
Dari Jabir r.a. ia berkata: rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di lautan. Dari sana dia mengirim pasukannya untuk membuat fitnah (mengacau atau membencanai) umat manusia. Maka siapa yang lebih besar membuat bencana, dialah yang lebih besar jasanya (terhormat) di kalangan mereka". (HR.Muslim: 2813-Shahih Muslim: 2408)
Dan persinggahan selanjutnya akan muncul di Khurasan, di antara Syam dan Irak sebagai tempat persinggahan sementara.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar