Hasibu Qobla an Tuhasabu : Hitunglah Diri Kita Sebelum Datang Hari Perhitungan

Bookmark and Share
http://rindutulisanislam.blogspot.com/2013/12/hasibu-qobla-tuhasabu-hitunglah-diri.htm

Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh.

Pembaca blog yang budiman dan disayang Allah subhanahu wa ta’alla...

Sesungguhnya saya adalah tak lebih dari seorang hamba Allah yang dho’if lagi faqir, serta rentan terhadap khilaf maupun salah. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa berkenan mengampuni kesalahan dan dosa yang kami perbuat, baik dalam bentuk kesengajaan ataupun tidak di sengaja. Begitu pula maaf dan Mafhum dari sahabat kami disini, yang senantiasa bijaksana serta mencintai ukhuwah lillaahi ta’ala…

Menghindari rasa bosan dan atau kejenuhan lantaran akun sahabat (mungkin) setiap hari mendapat kiriman beragam adlibs nasihat yang kami posting, di samping kami juga perlu melakukan muhasabah. (introspeksi diri) guna pencapaian prinsip; “Hari ini hendaknya lebih baik dari kemarin…” (al-Hadits), maka izinkan kami untuk mengheningkan diri selama beberapa waktu…

Dalam hal ini kami menyadari bahwa terdapatnya beberapa keuntungan bagi seorang hamba yang senantiasa sadar dan bersegera melakukan muhasabah, sebagai berikut :

1. Mendorong diri sendiri semakin antusias dan konsisten melakukan amal-amal sholeh, sehinnga lahir kesadaran dan harapan yang baik kepada Allah dan melahirkan kekhusyukan dalam setiap ibadah.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَباً وَرَهَباً وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ 

“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (Qs. al-Anbiya 21: 90).

2. Menjadikan diri tidak pernah lupa untuk selalu bersyukur terhadap beragam nikmat yang selalu diberikan oleh Allah dalam kehidupan ini, apalagi sampai memandang salah terhadap setiap karunia-Nya.

3. Menghindari diri dari melakukan ghibah, fitnah, serta namimah, yang akan mengaibatkan hangusnya pahala dari amal-amal sholeh yang telah dikerjakan selama hidup. Sungguh bahwa orang yang bicaranya buruk, adalah orang yang biasanya tidak pernah melakukan muhasabah bagi dirinya sendiri. Akibatnya, berlakulah bagi dirinya suatu pepatah yang menyebutkan; “Semut di seberang lautan tampak begitu jelas, sedangkan gajah di depan matanya sendiri tidak tampak…!?”

Dengan demikian merugilah seorang muslim yang menghabiskan umurnya tanpa muhasabah, sehingga hatinya pun menjadi keras, begitu pula buruknya perangai. Padahal bersama muhasabah, insya Allah iman seorang muslim akan terpelihara dan takwa menjadi nyata…!!!

Semoga dengan begitu akan terbentuk kerinduan, serta semangat baru untuk lebih bijaksana dalam memberi dan menerima prinsip amar makruf serta nahyi mungkar, yang (senantiasa) kita Bit-Tadwinkan bersama differensiasinya.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar