Kutipan dari "Who Are the Guides?" (2008) oleh Shaykh Muhammad Hisyam Kabbani
Allah memberikan pengetahuan khusus kepada para awliyaullah dari hati Nabi Muhammad SAW, yang setetes daripada ilmu tersebut mereka bagikan, dan dari tetesan itu Syeikh Sharafuddin mendeskripsikannya. Beliau merupakan penasihat spiritual Sultan Abdul Hamid, penguasa terakhir Kekaisaran Ottoman.
Shaykh Sharafuddīn mengungkapkan bahwa Allah menciptakan kubah di bawah Singgasana Suci Ilahi, yang dari sana semua makanan para makhluk disebarkan bagi semua makhluk hidup. Allah menempatkan malaikat-malaikat di puncak kubah itu, yang bertanggung jawab untuk membawa makanan kepada semua makhluk. Para malaikat harus memberikan kepadamu setiap suap makanan yang kamu masukkan ke mulutmu. Bahkan makhluk hidup terkecil – sel atau mikroba atau bahkan virus – semua memerlukan energi itu, rizki itu untuk mencapai mereka. Setiap partikel ditugaskan oleh Allah dan dibawa oleh para malaikat, jika tidak, tidak ada ruh yang dapat mencapai jagad raya ini tanpa sumber malaikat yang datang dari surga. Kita berasal dari kekuatan itu, Qudratullah, yang biasa diterjemahkan sebagai "energi” atau “kekuatan”, tapi pada kenyataannya energi tersebut ditanamkan lalu kita muncul. Ketika Allah memutuskan untuk memisahkan energi itu dari raga kita, kita meninggal. Allah menciptakan para malaikat tanpa batas untuk membawa makanan itu dari bawah kubah Singgasana Suci Ilahi, untuk membagikan rizki tersebut kepada setiap orang yang memerlukannya.
Para malaikat harus membawa sendiri makanan untuk manusia dan makanan itu tidak hidup dengan sendirinya. Makanan tersebut tidak memberikan kehidupan; kehidupan diberikan dari sentuhan para malaikat pada makanan itu. Bukan makanannya yang memberikan energi, tapi kekuatan para malaikat itu yang memberikan energi dan kehidupan. Setiap suap menerima sentuhan dari tiga ratus malaikat. Mengenai hewan (non-manusia), malaikat tidak membawakan makanan mereka, tapi hanya membimbing mereka melalui cahaya malaikat menuju sumber makanan dan para hewan itu mengambilnya sendiri.
Karena itu, apa pun yang kita makan dibawakan kepada kita oleh para malaikat, dan jika kita menggunakan atau tidak menggunakan energi itu di jalan Allah, kita akan diadili pada Hari Pembalasan. Manusia akan ditanya bagaimana mereka memanfaatkan makanan yang diturunkan dari Surga oleh para malaikat, sementara para hewan tidak akan ditanya.
Allah membuat para malaikat itu bertanggung jawab atas makanan kita dan untuk bagaimana kita hidup di dunia. Pengecualian berlaku bagi Sayyīdinā Muhammad SAW. Allah memberikan malaikat khusus untuk makanan beliau, dan dia mengambil dari sumber lain. Kita mengambil dari bawah kubah, tapi para malaikat membawakan makanan untuk Nabi Muhammad dari atas kubah. Di Akhirat, nabi-nabi lain tidak akan mengenal malaikat-malaikat ini. Segala sesuatu untuk Nabi Muhammad SAW diturunkan melalui satu saluran khusus. Jika beliau turun di zaman nabi-nabi lain, mereka harus berbai’at kepada beliau. Karena itu, semua nabi setelah Adam berada di bawah Nabi Muhammad SAW.
Al-Bukhari meriwayatkan (dan lainnya dengan kata-kata yang berbeda) bahwa Jabir berkata:
Nabi mengatakan, “Aku diberikan lima hal yang tidak pernah diberikan kepada nabi lainnya (dan) setiap nabi diturunkan bagi kaumnya, tapi aku diturunkan bagi semua manusia.”
Imam as-Subki dalam Tasnifnya mengatakan, “Tidak ada nabi kecuali dia telah mengambil sumpah bahwa jika Muhammad SAW turun di zamannya, dia akan beriman dan membantunya.”
Semuanya, dari nabi-nabi besar hingga manusia biasa, makanan mereka berasal dari satu tempat dan makanan Nabi Muhammad berasal dari malaikat lain. Karena itu, ketika orang-orang bertanya kepada beliau tentang puasa pada hari Senin, Nabi menjawab, “Ini adalah hari ketika aku dilahirkan,” ini menunjukkan bahwa, “Ini adalah hari yang penting.” Ini menunjukkan bahwa jika Anda melakukan sesuatu demi memuliakan Nabi SAW, maka Anda akan diberikan ganjaran dari para malaikat yang memberikan makanan bagi Rasulullah SAW. Segala sesuatu yang Anda lakukan untuk memuliakan Nabi SAW, Allah mengirimkan kepadamu para malaikat yang ditugaskan secara khusus untuk menyediakan makanan bagi Nabi SAW, Karena Anda melakukan sesuatu baginya.
Dari samudera pengetahuan yang luas yang dibawa oleh Shaykh Sharafuddīn dan Grandshaykh `AbdAllāh, mereka menguraikan lebih jauh tentang topik ganjaran bagi kecintaan kepada Nabi SAW. Mereka (semoga Allah menyucikan ruh mereka) mengatakan (mengutip catatan mereka):
Allah menciptakan para malaikat yang bertubuh amat besar dan terus-menerus bertasbih, mengagungkan Allah.
Allah juga menetapkan bahwa untuk setiap atom atau partikel terkecil yang berhubungan dengan setiap tindakan mencintai atau memuliakan Nabi SAW, Dia akan membaginya menjadi 70.000 partikel kecil yang mana Dia lalu mengirimkan 70.000 malaikat yang membaca istighfar bagi orang yang melakukan tindakan itu! Ini tentu saja termasuk segala acara kegembiraan dalam menyambut hari kelahiran Nabi SAW, setiap hadiah atau makanan yang dikirimkan ke Rawdah al-Mutahhirrah, Taman Mulia makam Nabi SAW, suatu adat istiadat yang dilakukan oleh para raja dan rakyat kebanyakan.
Semua malaikat itu akan turun dari kubah di atas Singgasana Suci Ilahi ke rumah orang itu dan tasbih yang mereka bacakan pahalanya akan ditulis bagi abdi tersebut dari saat itu hingga Hari Pembalasan. Para malaikat itu akan memenuhi rumah orang tersebut dengan cahaya yang memancar hingga ke Singgasana Suci Ilahi.
Siapa pun yang menghadiri perayaan semacam itu akan dirontokkan dosa-dosanya hingga semua dosanya diampuni, seperti yang disebutkan dalam hadits, Allah mengirimkan malaikat untuk mengelilingi mereka yang melakukan zikir, dan la yushqa jalīsahum, yang artinya, “Allah akan mengabulkan permintaan mereka dan menjauhkan dari mereka apa yang mereka takuti, serta mengampuni dosa-dosa mereka.”
Bahkan jika seseorang datang untuk tujuan lain dan kebetulan menghadiri majelis itu, dia akan menerima pahala zikir itu dan akan diampuni.
Hanya demi memuliakan Nabi SAW sajalah Allah memberikan rahmat yang luar biasa ini.
Jika seseorang menghadiri Mawlid dan hanya merayakan hari kelahiran Nabi SAW satu kali seumur hidupnya, separuh dari malaikat-malaikat ini akan diperintahkan untuk kembali menemani ahli waris dan cucunya sampai Hari Pembalasan; sementara separuh lagi menemani orang itu di kuburnya dan terus-menerus memuji Allah atas nama mereka sampai Hari Pembalasan.
Grandshaykh `Abdullāh Faiz mengatakan bahwa untuk alasan inilah, demi rahmat dan kebaikan tak terhingga yang berhubungan dengan mawlid Nabi SAW inilah, kita harus selalu menunjukkan kecintaan yang begitu besar terhadap Sayyīdinā Muhammad SAW, sesering dan sebanyak mungkin!
Diterjemahkan oleh: Noer K. Agustien
Source: Sufilive
© Copyright Sufilive.
This transcript is protected by International Copyright Law. Please attribute Sufilive when sharing it. JazakAllahu Khayr.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar