Asal-usul Hari Ibu Dunia, Peringatan Hari Ibu di Indonesia dan Hukum Islam Peringatan Hari Ibu

Bookmark and Share
Awal Sejarah Hari Ibu Dunia

Praktek tradisional menghormati Kaum Ibu berakar di zaman kuno. Ritual kuno memiliki nuansa simbolis dan spiritual yang kuat, karena masyarakat cenderung untuk merayakan Dewi dan simbol keibuan, bukan ibu yang sebenarnya. Obyek adorasi berkisar dari dewa perempuan mitologis Gereja Kristen.

Pribadi, orientasi keluarga dari Hari Ibu adalah fenomena yang relatif baru. Hanya dalam beberapa abad terakhir melakukan perayaan Keibuan mengembangkan fokus manusia, dan hanya dalam abad terakhir itu Hari Ibu mengambil nuansa komersial.

Dewi Isis - Peradaban Mesir Kuno

Salah satu catatan sejarah awal masyarakat merayakan dewa Ibu dapat ditemukan di antara orang Mesir kuno, yang mengadakan festival tahunan untuk menghormati dewi Isis. Tegas, namun tampan Kepalanya biasanya dinobatkan oleh sepasang tanduk banteng melampirkan matahari bola berapi-api. Dia paling sering digambarkan duduk di singgasana.

Seperti ceritanya, setelah Isis 'saudara-suami Osiris dibunuh dan dipotong-potong di 13 potong oleh saudara cemburu mereka Seth, Isis kembali berkumpul Osiris' tubuh dan menggunakannya untuk menghamili dirinya. Dia kemudian melahirkan Horus, yang ia bersembunyi di antara ilalang supaya ia dibantai oleh Seth. Horus tumbuh dan mengalahkan Seth, dan kemudian menjadi penguasa pertama dari Mesir bersatu. Jadi Isis mendapatkan perawakannya sebagai Bunda firaun.

Isis juga diadakan tempat di kuil Romawi, meskipun dewa asing. The Festival of Isis digunakan oleh orang Romawi untuk memperingati pertempuran penting dan menandai awal musim dingin. Perayaan yang berlangsung selama tiga hari, sebagian besar berpusat di sekitar penari-perempuan, musisi dan penyanyi.

Sangat menarik untuk dicatat bahwa citra Ibu dan Anak Isis dan Horus - di mana Isis membuai dan menyusui anaknya - sangat mirip dengan yang ada pada Perawan Maria dan bayi Yesus.


Cybele dan Rhea - Ibu Dewi Kuno

Isis mungkin telah lebih awal di tempat kejadian di Roma, tapi itu munculnya dua dewi lain ibu, Cybele dari Frigia di Anatolia kuno (Turki modern), dan Rhea dari Yunani, bahwa mungkin meletakkan dasar yang paling penting untuk ibadah dan perayaan keibuan di Eropa.

The Frigia dewi Cybele memiliki akar dating kembali 6.000 tahun ke zaman Neolitik. Phrygia merayakan "Ibu Dewi," yang adalah wilayah pegunungan bumi dan gua-gua, lingkungan alam, dan hewan liar. Referensi ke Cybele sebagai "Potnia Theron" (istilah yang digunakan oleh Homer untuk menggambarkan dewa perempuan terkait dengan hewan) mengkonfirmasi ke akar Neolitik kuno sebagai "Ibu dari Hewan"
.

Dengan sekitar 600 SM, pemujaan Frigia Ibu Dewi telah diadopsi oleh banyak Asia Kecil, dan bagian dari Yunani.

Orang Yunani menamai dia "Cybele" dan juga disebut dia "Matar" untuk "ibu."

Pada saat yang sama, beberapa orang Yunani telah menyembah ibu dewi lain: Rhea, ibu para Dewa Yunani. Rhea lahir dari persatuan Yunani dewi Gaia, personifikasi bumi, dan Uranus, dewa langit.

Dua dewi ibu Cybele (atas) dan Rhea (kiri) sangat mirip di alam dan ikonografi mereka bahwa mereka menjadi dekat, hampir bergantian, terjalin dalam kehidupan dan kebudayaan Yunani.


Magna Mater dan Roma

Setelah mandi meteor dan gagal panen tampaknya memprediksi azab untuk republik Romawi, Roma resmi diadaptasi Cybele sebagai miliknya Ibu Dewi. Akhirnya, orang-orang Romawi dan Yunani hanya menyebutnya sebagai Magna Mater, Bunda Agung.

Festival Romawi Megalesia, untuk merayakan dewi Magna Mater, diselenggarakan dari April 4-10, di dekat :

- Vernal Equinox (Maret 20/21), dan,
- Festival Romawi Hilaria (15-28 Maret), dalam perayaan Cybele.

Selama Hilaria, permainan diadakan untuk menghormati Bunda para dewa. Adat selama Hilaria adalah prosesi melalui jalan-jalan dengan patung dewi dilakukan di kepala, diikuti dengan tampilan seni yang rumit dan kerajinan.

Festival Awal

Festival sebelumnya merayakan Anatolia Ibu Dewi dikatakan pada waktu yang begitu liar bahwa mereka akhirnya putus asa atau dilarang. Namun perayaan yang lebih konservatif dari Magna Mater, Hilaria dan setara, terlibat makan kue madu dan berbagi bunga.

Perayaan Eropa

Pada abad ke-16, sebagai tradisi agama dan budaya kuno Romawi di Eropa dan Inggris memberi jalan untuk penyebaran agama Kristen, perayaan Hilaria menjadi bagian dari Laetare Minggu - hari Minggu keempat Prapaskah dalam kalender liturgi Kristen (40 hari puasa sebelumnya Paskah Minggu). Kristen mula-mula di Inggris awalnya digunakan hari untuk menghormati Perawan Maria, Bunda Kristus ... dan gereja di mana mereka dibaptis, yang mereka tahu sebagai "Bunda Gereja." mereka ini tempat ibadah akan dihiasi dengan permata, bunga dan sesajen lainnya.


Ibu individu Diakui

Pada abad ke-17, sebuah dekrit ulama di Inggris memperluas perayaan dari satu difokuskan pada gereja dan Bunda Maria, untuk memasukkan Ibu nyata, mengacu pada kesempatan itu sebagai Mothering Day.

Mothering Day menjadi hari libur terutama berbelas kasih terhadap kelas pekerja Inggris. Selama Pra paskah hari Minggu, pegawai dan pekerja perdagangan diizinkan untuk melakukan perjalanan kembali ke kota asal mereka untuk mengunjungi keluarga mereka.
 
Mothering Day juga memberikan penangguhan hukuman dari puasa dan silih Pra paskah. Keluarga di Inggris menikmati pesta keluarga, Ibu disajikan dengan kue dan bunga, dan dicintai, anak-anak jauh pulang untuk mengunjungi.

Baca lebih lanjut tentang Asal Usul dan Sejarah Mothering Minggu di Inggris.
 
Sumber :  http://www.mothersdaycentral.com/about-mothersday/history/

Jelaslah pertama kali hari Ibu diadakan pada perayaan musim semi pada zaman Yunani kuno untuk menghormati Rhea, Ibu dari para dewa. Selama tahun 1600-an, negara Inggris merayakan sebuah hari yang disebut dengan “Mothering Sunday”. Ia dirayakan pada hari Ahad keempat yang dirayakan pada minggu ke empat pada 40 hari sebelum Paskah. Dalam hari tersebut sebagian orang-orang Kristen akan berhenti melakukan atau memakan makanan tertentu atas alasan agama.

kegiatan tersebut adalah sebagai penghormatan mereka terhadap Mother Mary. Mother Mary adalah Maryam, ibu kepada Nabi Isa Alaihis salam atau Jesus.

Selama masa ini, banyak orang Inggris yang miskin bekerja sebagai pembantu di rumah orang kaya. Biasanya mereka dipekerjakan di ladang atau perkebunan yang cukup jauh dari rumah mereka. Para pekerja ini harus tinggal di sana sebagai pekerja. Pada saat hari Mothering Sunday, para pembantu dan pekerja ini akan beristirahat dan diizinkan untuk pulang ke rumahnya dan menghabiskan waktu bersama dengan ibu mereka. Kue khusus pada hari itu disebut dengan mothering cake.

Kekristenan pun meluas ke seluruh Eropa dan perayaan ini berubah menjadi hari untuk menghormati “Mother Church” kekuatan spiritual yang memberi mereka kehidupan dan melindungi mereka dari bencana. Sejak saat itu Gereja selalu merayakan Mothering Sunday Celebration dan semua orang yang mulai menghargai, mengasihi, dan menghormati ibu mereka sebagaimana mereka menghormati gereja.

Di Amerika, Nyonya Howe pun membuat sebuah organisasi dan mengadakan pertemuan mengenai Hari Ibu di Boston setiap tahunnya.

Di Amerika Serikat, Hari Ibu pertama sekali disarankan oleh Julia Ward Howe  pada tahun 1872 sebagai hari perdamaian. Ia adalah seorang aktivis sosial dan telah menulis puisi "The Battle Hymn of The Republic". The Battle Hymn of The Republic telah dijadikan lagu patriotik yang popular di kalangan warga Amerika. Ungkapan "Hallelujah" dalam bait-bait lagu tersebut menyertakan sentuhan Yahudi dan Zionis dalam mencaturkan politik dunia.

Pada tahun 1907, Ana Jarvis dari Philadelphia mulai mengkampanyekan tentang perayaan Hari Ibu sebagai Hari Nasional. Pada saat itu, Hari Ibu pun mulai dirayakan di Philadelphia. Pada tahun 1911 hari Ibu menjadi hari Nasional yang dirayakan di setiap negara bagian di Amerika. Meskipun tanggal perayaan Hari Ibu di berbagai negara berbeda-beda namun Hari Ibu telah menjadi hari yang sangat berarti bagi umat Kristen. Bersyukur buat Ibu yang telah melahirkan mereka dan bersyukur kepada Tuhan telah memberikan mereka seorang Ibu.

Tentunya kita tidak tahu dari mana hari ibu diperinggati oleh kaum hawa yang diperinggati setiap 8 Maret dan di Indonesia diperingati setiap 22 desember.


Peringatan Hari Ibu di Indonesia


Setiap tanggal 22 Desember, seluruh masyarakat Indonesia merayakan Hari Ibu. Sebuah peringatan terhadap peran seorang perempuan dalam keluarganya, baik itu sebagai istri untuk suaminya, ibu untuk anak-anaknya, maupun untuk lingkungan sosialnya. Tahukah Anda sejarah Hari Ibu sampai ditetapkan sebagai perayaan nasional?

Peringatan Hari Ibu diawali dari berkumpulnya para pejuang perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra dan mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Salah satu hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Namun penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Bahkan, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember ini sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959.

Para pejuang perempuan tersebut berkumpul untuk menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Para feminis ini menggarap berbagai isu tentang persatuan perempuan Nusantara, pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan, pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak-anak dan kaum perempuan. Tak hanya itu, masalah perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan masih banyak lagi, juga dibahas dalam kongres itu. Bedanya dengan jaman sekarang, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis untuk perkembangan perempuan, tanpa mengusung kesetaraan jender.

Penetapan Hari Ibu ini diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Selain itu, Hari Ibu juga merupakan saat dimana kita mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini.

Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu yang telah melahirkan kita ke dunia.

Di belahan dunia lainnya, peringatan Hari Ibu bukan tanggal 22 Desember. Di Amerika dan 75 negara lainnya, seperti Kanada, Australia, Jerman, Italia, Belanda, Malaysia, Singapura, Jepang, setiap pekan kedua di bulan Mei diperingati sebagai Hari Ibu.

Sedangkan di sejumlah negara Eropa dan Timur Tengah, peringatan Hari Ibu jatuh setiap tanggal 8 Maret.



Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu. Berbagai kegiatan dan hadiah diberikan untuk para perempuan atau para ibu, seperti memberikan kado istimewa, bunga, aneka lomba untuk para ibu, atau ada pula yang membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.


Hukum Islam Peringatan Hari Ibu

Dalam Islam sendiri, tanpa adanya hari-hari penting dan sebagainya seorang anak tetap harus mengistewakan Ibu. Perjuangan Ibu begitu besar untuk anak dan rumah tangganya. Perjuangan Ibu begitu besar untuk anak dan rumah tangganya. Mulai dari mengandung kita selama 9 bulan 10 hari, menyusi sang anak tanpa mengenai waktu, menjaga kita dikala sakit memasak untuk makanan makanan orang rumah dan masih banyak lagi perjuangan seorang ibu untuk kebahagiaan rumah tangganya.

Sabda Rosullulah : "Seandainya kita diberi kemampuan membayar setiap tetes ASI, tidak ada akan seorangpun yang dapat melunai jasa Ibu seumur hidup kita".

Dalam Ajaran Islam, Ibu mendapat tempat penting dan harus diistimewakan seperti yang kita dapatkan dalam al-Quran dan kisah-kisah teladan. Tak jarang kita menndengar "Surga ada dibawah telapak kaki Ibu".

Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya)".(QS. Al An'am 5 : 151)

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (17:23). Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".(17:24). (QS. Al Isra' 17 : 23-24)

Dalam Hadist Disebutkan juga Peranan Ibu dan Ayah :

"Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir ia berkata, telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Bahz dari Bapaknya dari Kakeknya ia berkata, " Aku bertanya : " Wahai Rasulullah, siapa yang paling aku perlakukan dengan baik?" beliua menjawab : "Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu kemudian bapakmu, kemudian yang terdekat." Kemudian Rosulullah SAW bersabda :"Tidaklah seseorang minta suatu kelebihan (nikmat) kepada tuannya, namun ia menolak meskipun yang diminta ada, maka pada hari kiamat kelak yang tahan tadi akan dipanggilkan untuknya dalam wujud sekor ular Aqra (ganas)" Abu Dawud berkata, " Kata Al Aqra adalah yang botak kepalanya disebabkan oleh racun" (HR. Abu Dawuz dan Tarmizi)

Dengan semakin gencarnya iklan-iklan yang menyerukan peringatan hari ibu di negeri ini (Kuwait), maka sebagai realitas dari sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam


الدين النصيحة, قلنا: لمن؟ قال: “لله, ولكتابه, ولرسوله, ولأئمة المسلمين, وعامتهم”

 
“Agama adalah nasehat”. Kami bertanya:’Bagi siapa?’, Rasul bersabda:”Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan umumnya mereka” (HR. Muslim).

Fatwa Syaikh Muhammad bin Sholih Al-’Utsaimin rahimahullah berkenaan dengan peringatan hari Ibu

Soal : Apa hukum memperingati hari ibu?

Jawab : Sesugguhnya setiap hari raya yang menyelisihi hari raya syar’I adalah bid’ah semuanya, tidak dikelnal dimasa salafus sholih. Bahkan bisa jadi, hari raya itu berasal dari non muslim yang di dalamnya terdapat kebid’ahan dan tasyabuh (menyerupai) musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hari raya syar’I yang dikenal umat Islam adalah; Idul Fithri, Adul Adhah dan Ied dalam sepekan yaitu hari Jum’at. Di dalam Islam tidak ada hari raya kecuali hanya tiga, semua perayaan yang ada selain yang tiga ini adalah tertolak dan bathil menurut syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam :

من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
 
”Barangsiapa yang mengadakan perkara-perkara yang baru dalam urusanku ini (Islam) yang tidak bersumber darinya, maka amalan tersebut akan tertolak”.


Dalam riwayat lain berbunyi :

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد

"Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang bukan dari urusanku (Islam), maka amalan tersebut tertolak".

Bila hal itu dijelaskan, maka perayaan hari ibu tidak diperbolehkan. Tidak boleh mengadakan simbol-simbol perayaan seperti kegembiraan, kebahagiaan, penyerahan hadiah dan lain sebagainya. Seorang muslim wajib memuliakan agamanya dan bangga dengannya dan hendaknya membatasi diri dengan ketentuan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya dalam agama yang lurus yang telah diridloi Allah Ta’ala untuk hamba-Nya, tidak ditambah maupun dikurangi.

Seorang muslim seharusnya tidak ikut-ikutan, mengikuti setiap bunyi burung gagak. Tetapi haruslah membentuk kepribadiannya sesuai dengan ketentuan syari’at Allah Azza wa Jalla, sehingga menjadi ikutan, bukan sekedar menjadi pengikut, menjadi contoh bukan yang mencontoh. Karena syari’at Allah –alhamdulillah- adalah sempurna dilihat dari sisi manapun, sebagiaman firman Allah :


…الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ اللّهَ  سورة المائدة

“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridloi Islam itu menjadi agama bagimu” (QS. Al-Maidah: 3).

Haknya seorang ibu lebih besar daripada sekedar disambut sehari dalam setahun. Bahkan seorang ibu mempunyai hak yang harus dilakukan oleh anak-anaknya, yaitu memelihara dan memperhatikannya serta menta’atinya dalam hal-hal yang tidak maksiat kepada Allah Azza wa Jalla disetiap waktu dan tempat. (Dinukil dari Majmu’ Fatawa, 2/300-301 soal no. 353).


Fatwa Ulama Peringatan Hari Ibu (Fatwa Syaikh Dr. Sholih bin Fauzan Al Fauzan hafizhohullah)

Soal : Menurut Anda, apa hukum peringatan hari Ibu dan hari kelahiran lainnya. Apakah termasuk bid’ah hasanah ataukah bid’ah sayyi-ah?

Jawab : Peringatan hari kelahiran, baik kelahiran Nabi (Maulid Nabi), kelahiran ulama, kelahiran raja, kelahiran pemimpin, semua termasuk perayaan yang tidak dituntunkan dalam Islam. Allah tidaklah pernah menurunkan ajaran itu semua. Kelahiran yang paling diagungkan adalah kelahiran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun tidak ada satu keterangan dari beliau sendiri, begitu pula dari Khulafaur Rosyidin, begitu pula dari para sahabat, para tabi’in dan orang-orang yang berada di kurun terbaik bahwa mereka memperingati kelahiran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Peringatan ini termasuk amalan yang dibuat-buat yang baru muncul setelah kurun terbaik dari umat Islam (masa sahabat dan tabi’in, -pen), yang direka-reka oleh orang yang tidak berilmu. Mereka hanya mengikuti Nashrani yang memperingati hari kelahiran Isa Al Masih ‘alaihis salam. Nashrani telah membuat-buat ajaran yang sebenarnya tidak diajarkan oleh agama mereka sendiri. Isa Al Masih ‘alaihis salam tidaklah pernah menganjurkan untuk memperingati hari kelahirannya sendiri. Jadi, Nasrani hanya mereka-reka, lantas hal ini diikuti oleh kaum muslimin selepas kurun terbaik dari umat Islam (yaitu generasi para sahabat).

Intinya, peringatan Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sama dengan yang diperingati oleh Nashrani dalam acara Natal (kelahiran ‘Isa), itu semua hanyalah perkara yang tidak ada tuntunan. Karena para Nabi tidaklah pernah memerintahkan pada umatnya untuk memperingati hari kelahiran mereka. Yang diperintahkan pada umat mereka adalah untuk mengikuti petunjuk para Nabi tersebut yaitu mengikuti syari’at Allah. Inilah yang dituntunkan.

Adapun peringatan hari kelahiran (termasuk pula peringatan hari Ibu yang ditanyakan, -pen), kesemuanya hanyalah membuang-buang waktu dan harta, dan hanya menghidupkan amalan yang tidak dianjurkan dalam Islam. Ini semua hanya akan membuat umat Islam berpaling dari ajaran Islam yang dituntunkan. Wallahul musta’an. (http://forumramadlan.blogspot.com/2012/12/hukum-dan-asal-usul-peringatan-hari-ibu.html)


Lalu Bagaimana Asal Usul Peringatan Hari Ibu di Indonesia?

Kalau dilihat dari asal usul Peringatan Hari Ibu yang ada di Indonesia diilhami dari negara-negara barat.



Haknya seorang "I b u" daripada "B a p a k" dan lebih besar pula daripada sekedar disambut sehari dalam setahun. Bahkan seorang ibu mempunyai hak yang harus dilakukan oleh anak-anaknya, yaitu memelihara dan memperhatikannya serta menta’atinya dalam hal-hal yang tidak maksiat kepada Allah Azza wa Jalla di setiap waktu dan tempat.

Dari beberapa kutipan di atas jelas sudah Ibu harus mendapat keistimewaan tanpa memandang adanya hari-hari khusus sebagai peringatan. Sebagai muslim sudah seharusnya tidak melakukan hal-hal yang disyariatkan dan membatasi diri sesuai dengan ketentuan Allah SWT dan yang disampaikan Rasul-Nya,

Wallahu alam bishowab.
 



{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar