Menjadi Pendukung Kebenaran

Bookmark and Share
Pertentangan antara hak dan batil bermula sejak Nabi Adam diciptakan oleh Allah swt dari tanah dan wujudnya unsur yang merasa dengki dengan penciptaan Allah terhadap Nabi Adam dari kalangan makhluk lain iaitu Iblis laknatullah.

Nabi Adam mewakili kelompok atau golongan yang tunduk dan patuh (Islam) kepada ketentuan penciptanya (Allah swt) manakala iblis mewakili kelompok atau golongan  yang ingkar (kafir) kepada Allah swt di samping berusaha untuk melumpuhkan kelompok yang satu lagi.

Jadi, pertentangan di antara muslim dengan kafir dan pendukungnya adalah disebabkan karena pertentangan antara hak dan batil.

Permusuhan pendokong kebatilan sehingga dengan sengaja memerangi Islam semenjak dahulu hingga sekarang dan sampai hari kiamat merupakan bukti bahwa mereka tidak akan senang melihat Islam kecuali apabila pengikut Islam berperilaku seperti mereka atau menjadi murtad.

Keadaan inilah yang paling disenangi dan dikehendaki oleh mereka sehingga tercapai objektif mereka untuk menyesatkan manusia dan membuat kerusakan ini, Selepas berhadapan dengan pendukung kebenaran yang merupakan kekuatan yang sebenarnya.

Pertentangan di antara hak dan batil adalah peperangan di antara ‘Hizbullah’  dan ‘Hizbusyaitan’ 

Surat Mujadiilaah ayat 22 : "Engkau tidak akan mendapatkan satu kaum yang beriman kepada Allah dan kepada hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya atau keluarganya. Mereka itulah orang-orang yang di dalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan / ruh yang datang dari Dia. Lalu dimasukkannya mereka kedalam syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha. Merekalah golongan (Hizbu) Allah. Ingatlah sesungguhnya golongan (Hizba) Allah-lah yang beruntung"

Allah swt adalah Pencipta yang sebenarnya. Dialah yang menciptakan segala sesuatu. Dia memiliki kekuasaan mengatasi setiap makhluk.Dengan demikian, Allah Swt Maha Berkuasa mencipta, mengatur dan mentadbir seluruh alam dan kekuatan yang sebenarnya adalah di sisi Allah. Tidak ada yang silap, lemah dan kekurangan pada zat Allah swt karena Dialah Yang Maha Sempurna.

“Dia lah Allah, Yang menciptakan sekalian makhluk; Yang mengadakan (dari tiada kepada ada); Yang membentuk rupa (makhluk-makhlukNya menurut yang di kehendakiNya); Bagi Nyalah nama-nama yang sebaik-baiknya dan semulia-mulianya; bertasbih kepadaNya segala yang ada di langit dan di bumi; dan Dia lah yang tiada banding-Nya, lagi Maha Bijaksana.” (QS Al Hasyr : 24)

Ilmu Allah swt meliputi segala-galanya. Dengan ilmu-Nyalah Allah swt berkuasa mencipta, menghidupkan, meneruskan kehidupan berbagai mahluk, mematikan dan seterusnya menghidupkan kembali serta memperhitungkan. Allah Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dan apa yang nyata serta keadaan hambanya.

“Tidakkah Allah menciptakan sekalian makhluk itu mengetahui (segala-galanya)? Sedang ia Maha halus urusan pentadbiran-Nya, lagi Maha mendalam
pengetahuanNya!” (QS Al Mulk : 14)

Oleh kerana Allah swt yang menciptakan segala sesuatu, maka Dia Maha Bijaksana dalam menentukan apakah yang paling sesuai untuk makhluknya. Allah swt menyediakan segala keperluan makhluknya.

Dengan melihat ke dalam diri kita, nampak jelas kebijaksanaan Allah. Dia mencipta kita dengan sebaik-baiknya dengan :

1. Mengurniakan akal sehingga boleh berfikir dan menerawang ke alam yang luas.

2. Mengurniakan mata sehingga kita dapat melihat keindahan alam yang berwarna-warni.

3. Mengkarurniakan telinga sehingga mampu mendengar suara pelbagai gelombang.

Allah swt menciptakan tumbuh-tumbuhan yang membekalkan oksigen yang kita sedot setiap saat, masya Allah.

Demikian pula dengan kebijaksanaan Allah swt, maka Dia menurunkan untuk makhluk satu sistem yang dengannya setiap makhluk dapat hidup dan berjalan dengan teratur. Maka begitulah juga untuk manusia di mana adanya sistem dari Allah swt.

Dengan sifat kebijaksanan inilah, maka Allah swt menamakan diri-Nya sebagai ‘Al Haq’.

Sesungguhnya Allah adalah Rabb yang sebenarnya dan Dia-lah yag paling mengetahui dan paling bijaksana maka selayaknyalah Dia menentukan mana yang hak dan mana yang batil. Kebenaran Allah ini menjelma menjadi suatu Deen Allah yang juga akhirnya sebagai Deen yang benar.

“Maka yang demikian (siafat-Nya dan kekuasaan-Nya) ialah Allah, Tuhan kamu yang sebenar-benarnya; sesudah nyatanya sesuatu yang betul dan benar, maka tidakkah  yang lain daripada itu salah? Oleh itu, bagaimana kamu dapat di pesongkan dari kebenaran?” (QS Yunus : 32)

Maka Allah swt mengutus para rasulNya untuk menyampaikan kepada ummat manusia kebijaksanaanNya untuk menerima petunjuk Rasul dan seterusnya melaksanakan sistem Allah, Deen Allah dan ‘Nizham Rabbani’.

Sebenarnya, menerima dan melaksanakan Deen Allah ini adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri. Dengan tertegaknya Deen Allah, kehidupan manusia di dalam dunia ini akan aman, sejahtera dan akhirnya setelah kematian, ia akan menemui Allah SWT di akhirat juga dalam keadaan sejahtera.

“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (Muhammad) dengan membawa petunjuk dan agama yang benar (agama Islam), untuk dimenangkan dan ditinggikan atas segala agama yang lain, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya.” (QS At Taubah : 33)

Penegakan mana-mana sistem di kalangan manusia memerlukan pendukung, pembela dan penolong-penolong. Sistem akan tertegaklan bermula dengan keyakinan manusia, kemudian membangunkannya dalam konsep dan hati nurani dan akhirnya menegakkannya dalam keperibadian.

Golongan yang menerima Deen ini adalah muslim yaitu yang patuh dan melaksanakan semua perkara tanpa soal. Seterusnya muslim tadi meningkatkan amalan dan kesungguhannya sehingga menjadi mukmin sejati serta akhirnya menuju kesempurnaan menjadi ‘mutaqqin’.

Sejarah rasul terdahulu seperti Nabi Isa as yang diungkapkan oleh Allah swt di dalam Al Qur'an mengisahkan ‘Ansarullah’ (penolong agama Allah) yang menyebarkan dakwah di kalangan Bani Israil ketika itu. Mereka adalah pembantu Rasul di dalam menegakan dan melaksanakan Deen Allah SWT.

“Wahai orang-orang yang beriman! Jadikanlah diri kamu pembela-pembela (agama) Allah sebagaimana (keadaan pendukung-pendukung) Nabi Isa ibni Maryam (ketika ia) berkata kepada pendukung-pendukungnya itu :" Siapakah penolong-penolongku (dalam perjalananku) kepada Allah (dengan menegakkan agama-Nya) ? "Mereka menjawab : "Kamilah pembela-pembela (agama) Allah!" (Setelah Nabi Isa tidak berada di antara mereka ) maka segolongan dari kaum Bani Israil beriman, dan segolongan lagi (tetap) kafir. Lalu kami berikan pertolongan kepada orang-orang yang menang.” (QS As Saff : 1)

‘Ansarullah’ (menjadi penolong agama Allah) adalah sikap seorang mukmin kepada pemimpinnya yang kemudiannya bertindak sebagai tentera Allah yang bergabung ke dalam ‘hizbullah’. Kemenangan akan diperolehi oleh ‘hizbullah’ dengan kejayaan di dunia dan di akhirat.

Ketika mana Deen atau agama Allah ini ditegakan, maka di sana akan ada musuh Allah dari kalangan syaitan dan koncu-kunconya yang  menyerang, melalui serangan pemikiran, serangan ekonomi ataupun serangan ketenteraan. Sejarah Rasulullah saw menceritakan bagaimana :

a. Baginda SAW telah di serang.
b. Pendukung-pendukung awal agama ini di serang dan disiksa.
c. Daulah Islamiah di Madinah juga di serang.

Serangan ini adalah secara bertubi-tubi dalam peperangan demi peperangan. Khilafah Islam juga di serang bermula dari Umayyah, Abbasiyyah dan Utsmaniyyah hingga akhirnya tumbang pada 1924.

Maka siapakah yang akan mempertahankan Deen ini dari serangan tersebut?

Tentunya ‘Jundullah’ (tentera atau pendukung agama Allah) yang berdiri tegak, dilatih, ditarbiyah dan disusunatur dalam organisasi sehingga menjadi suatu saf yang tersusun rapi melaksanakan agama ini.

Mereka adalah pendukung yang :
1. Berdakwah.
2. Berperang.
3. Lebih mementingkan Allah, Rasul dan Islam melebihi dirinya, anak isteri serta keluarganya.
4. Mengejar keredhaan Allah dengan mengajak manusia ke syurga Allah yang seluas langit dan bumi.

Berjilid-jilid lembaran sejarah telah ditulis dengan darah para syuhada' pendukung agama Allah yang mati syahid di jalan Allah swt.

“Dan demi sesungguhnya! Telah ada semenjak dahulu lagi, ketetapan kami, bagi hamba-hamba kami yang diutus menjadi Rasul, bahwa sesungguhnyalah mereka orang-orang yang di berikan pertolongan mencapai kemenangan. Dan bahwasanya tentera Kami (pengikut-pengikut Rasul), merekalah orang-orang yang mengalahkan (golongan yang menentang kebenaran).” (QS As Shaffaat : 171 - 173)

Organisasi adalah satu keperluan dalam bekerja sebagai satu pasukan. Tanpa organisasi, suatu pasukan akan menjadi huru hara karena jika terlalu banyak arahan, ianya akan menimbulkan banyak kecelaruan yang akan melemahkan saf.

Oleh itu ‘Jundullah’ mestilah mendisiplinkan hidup mereka untuk fokus kepada perjuangan dan amal. Mereka memerlukan tarbiyah yang khusus untuk menyatukan aqidah, akhlak dan hati sebelum mereka dapat disatukan dalam saf yang akan berhadapan dengan musuh.

Kekuatan Islam dapat dibangunkan dengan kekuatan penyusunan setiap pendokong ‘Al Haq’ dengan kepatuhan yang total kepada Allah dan Rasul manakala ‘Jundullah’ ini pula akhirnya bersatu di bawah panji-panji ‘Hizbullah’.


Inilah gabungan kekuatan ‘Al Haq’ yang mempunyai kekuatan yang sebenar-benarnya yaitu satu golongan yang :

a. Beriman.
b. Mendirikan solat dan menunaikan zakat.
c. Tidak takut sesiapapun kecuali Allah swt.

“Engkau tidak akan dapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, tergamak berkasih-mesra dengan orang-orang yang menentang (perintah) Allah dan Rasul-Nya; Sekalipun orang-orang yang menentang mereka itu ialah bapa-bapa mereka, atau anak-anak mereka, atau saudara-saudara mereka, ataupun keluarga mereka. Mereka (yang setia) itu, Allah telah menetapkan iman dalam hati mereka, dan telah menguatkan mereka dengan semangat pertolongan daripada-Nya; dan Dia akan memasukkan mereka ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, mereka tetap kekal di dalamnya. Allah redha akan mereka dan mereka redha (serta bersyukur)akan nikmat pemberianNya. Merekalah pendokong-pendokong (agama) Allah. Ketahuilah! Sesungguhnya pendukung-pendukung (agama) Allah itu ialah orang-orang yang berjaya.” (QS Al Mujaadilah :22)

Siapakah yang dapat mengatasi kekuatan ‘Al Haq’?

Sesungguhnya kekuatan orang mukmin yang ikhlas berjihad di jalan Allah swt merupakan kekuatan yang luar biasa. Kekuatan ini telah bergabung dan berpadu sehingga ia merupakan kekuatan yang lahir dari kekuatan aqidah, ukhuwah dan kesatuan.

Gabungan inilah yang akan mendapat pertolongan dari Allah melalui tentera-Nya di langit dan di bumi.

‘Hizbullah’ yang melengkapi syarat-syarat pasti akan mendapat pertolongan dan kemenangan dari Allah. Kemenangan inilah yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang mukmin iaitu samada menang atau syahid.

“Dan sesiapa yang menjadikan Allah dan rasulNya serta orang-orang yang beriman itu penolongnya (maka berjayalah dia), kerana sesungguhnya golongan (yang berpegang kepada agama) Allah, itulah yang tetap menang.” (QS At Taubah : 52)

Kita hendaklah benar-benar meyakini bahwa selain Allah swt adalah makhluk yang di ciptakan.

Apakah kekuatan yang ada pada makhluk?

Banyak ayat-ayat Allah yang menceritakan hakikat makhluk yang sebenarnya lemah. Apalagi yang disembah selain Allah itu semuanya lemah belaka.

Semua kumpulan atau kelompok yang bergabung untuk menentang Allah itu tidak memiliki kekuatan apapun. Mereka asalnya lemah dan bergabung di atas kelemahan jua.

Kita perlu menyakinkan diri kita dan masyarakat bahwa makhluk itu benar-benar lemah karena tiada kekuatan makhluk yang boleh mencipta walaupun seekor lalat.

Makhluk hanya menggunakan ciptaan Allah. Kumpullah mana-mana saintis yang paling pakar sekalipun, niscaya tidak akan mampu mencipta sebiji atompun, apalagi nak cipta lalat, mustahil!. Hanya Allah, pencipta sebenar dari tiada kepada ada dengan hanya berkata, "Kun fa yakun".

“Kalau sudah demikian, adakah Allah menciptakan semuanya itu sama seperti makhluk-makhluk yang tidak menciptakan sesuatu? Maka patutkah kamu lalai sehingga kamu tidak mahu beringat serta memikirkannnya?” (QS An Nahl : 17).

“Dan jika engkau menurut orang kebanyakan di muka bumi, niscaya mereka akan menyesatkan mu dari jalan Allah; tiadalah yang mereka turut melainkan sangkaan semata-mata, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta.” (QS Al An’aam : 116)

Oleh kerana itu, sahlah bahwa selain dari Allah, biar apa namanya sekalipun adalah ‘Al Bathil’ dan setiap ‘Al Bathil’ adalah :

a. Tanpa ilmu.
b. Sesat.
c. Menyesatkan.

Tidak ada selepas dari yang hak itu kecuali ‘Al Bathil’ yang tidak memiliki apa-apa kekuatan.

Namun begitu, mereka sentiasa berusaha untuk mempertahankan yang batil itu. ‘Al Bathil’ akan ditegakkan serta dipertahankan kerana wujudnya :

1. Faedah-faedah tertentu.
2. Kepentingan hawa nafsu tertentu.

‘Al Bathil’ akan tetap bertahan bersama kuncu-kuncunya yang wujud di sepanjang zaman. Mereka adalah golongan palsu dan menegakkan kepalsuan manakala usaha menipu dan menyesatkan itu adalah kerja-kerja asasi ‘Al Bathil’.

“Bersifatnya Allah dari kekuasaan dan luas ilmu pengetahuan itu kerana Allah, Dialah sahaja tuhan yang sebenar-benarnya, dan bahwa yang mereka sembah selain dari Allah itulah yang nyata palsunya. Dan (ingatlah) sesungguhnya Allah jualah sahaja yang maha tinggi keadaannya, lagi maha besar (kekuasaan-Nya).” (QS Al Haj : 62)

Sistem hidup yang lain selain Islam yang ditegakkan untuk mengatur dan mengurus kehidupan manusia, samada secara individu ataupun berjamaah (bermasyarakat), maka ia adalah cara hidup yang batil.

Mereka mengamalkan suatu yang bertentangan dengan kehendak Allah yaitu berdasarkan hawa nafsu dan sangkaan bahwa cara hidup ini akan tertegak dengan baik. Allah tidak menerima cara hidup seperti ini. Oleh itu cara hidup yang batil ini mestilah dikenali dan difahami oleh para pendakwah supaya mereka tidak tertipu atau tergelincir dari jalan hidup yang sebenarnya.

“Dan ia memperkenankan doa permohonan orang-orang beriman serta beramal soleh dan Ia menambahkan untuk mereka dari limpah kurnia-Nya (selain dari yang mereka pohonkan). Dan (sebaliknya) orang-orang kafir, disediakan bagi mereka azab siksa yang seberat-beratnya.” (QS As Syura : 26)

Pendukung cara hidup batil ini mereka adalah penolong syaitan. Kebatilan ditunjang oleh kaum musyrikin, kafirin, munafikin, yahudi dan kristian.

Banyak sekali kisah mereka sejak dari zaman Nabi Adam as dan seluruh para rasul kemudiannya menghadapi semua pendukung syaitan ini.

Mereka juga bergerak dan bekerja dalam satu kelompok atau golongan bagi membangunkan dan mempertahankan cara hidup batil tersebut. Berbagai nama di berikan untuk menghiasi cara hidup ini dan dipertahankan oleh pendukungnya.

Di dunia ini mereka bersama dan di hari kiamat kelak mereka juga akan menyesal bersama. Pendukung sistem batil ini gembira jika orang mukmin kalah, gagal dan tewas.

Mereka mahu menguburkan Islam dan Deen Allah swt. Dalam perang Badar, Uhud dan Khandak mereka telah berusaha dengan sedaya upaya dan sehingga kini mereka tidak pernah berhenti untuk menentang Islam.

Sifat kebodohan adalah berkaitan secara langsung dengan kelemahan, yaitu :

1. Sistem yang direka oleh manusia pastinya tidak mampu menandingi sistem Allah.
2. Cara hidup rekaan manusia tidak akan dapat menandingi Deen Allah swt di mana ketinggiannya tiada bandingan.

Banyak yang mencoba untuk membuat sistem hidup sendiri namun terbukti di akhirnya bahwa ia membawa kepada kehancuran, kegagalan, putus asa, peperangan dan
kebinasaan sehingga hidup manusia menjadi porak poranda.

Salah satu faktor yang penting dari kebinasaan itu adalah manusia membina sistem mereka di atas dasar ‘Zhan’ (Ragu-ragu atau sangkaan) dan tidak pasti sedangkan Allah swt mendirikan sistem berdasarkan :

a. Kebenaran.
b. Ilmu.
c. Hikmah.

Kebanyakan dasar kehidupan ciptaan manusia adalah lahir dari sangkaan dan penggunaan analisa yang lemah lalu terbinalah sistem yang akhirnya merusakkan segala-galanya yaitu dari :

1. Kezaliman politik.
2. Keruntuhan moral.
3. Kejatuhan ekonomi.
4. Kehancuran sistem sosial.

Semuanya berdasarkan berbagai hipotesis, tesis, teori, paradigma dan berbagai anggapan yang sangat lemah walaupun kadangkala ianya diistilahkan sebagai saintifik, moden, maju, progresif dan tidak bersifat jumud, ortodoks dan tidak fundamentalis, namun pada hakikatnya Allah swt menyebutkan bahwa dasar mereka hanyalah berasaskan dugaan dan sangkaan semata-mata.

Firman Allah swt : “(Mereka yang munafik itu ialah) orang-orang yang sentiasa menunggu-nunggu (berlakunya sesuatu) kepada kamu; maka kalau kamu mendapat kemenangan dari Allah (dalam sesuatu peperangan), berkatalah mereka (kepada kamu) : "Bukankah kami turut berjuang bersama-sama kamu ? (oleh itu kami juga berhak menerima bahagian dari harta rampasan perang)". Dan jika orang-orang kafir pula mendapat bahagian (yang menguntungkan dalam peperangan), berkatalah mereka (kepada orang-orang kafir itu): Bukankah kami turut membantu kamu dan mempertahankan kamu dari(serang balas) dari orang-orang beriman (dengan mendedahkan rahsia perpaduannya)?". Maka Allah akan menghakimi di antara kamu semua pada hari kiamat; dan Allah tidak sekali-kali akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk membinasakan orang-orang yang beriman.” (QS An Nisaa’ : 141)

Mereka juga menjadi tentera yang setia dan bersungguh-sunguh untuk mempertahankan cara hidup syaitan serta sentiasa mendengar arahan dari syaitan dan koncu-konconya secara halus sedangkan syaitan menyeru dan mengajak mereka ke neraka.

Perjalanan mereka dihiasi dan ditaburi dengan nikmat dan ganjaran yang dekat dan mereka dipengaruhi untuk tetap dengan kesenangan dunia. Ini memanglah ajakan syaitan yaitu dengan menghasut dan mengajak mereka dari semua arah.

Firman Allah swt : “Lalu mereka di humbankan ke dalam neraka dengan tertiarap, jatuh bangun berulang-ulang, -mereka dan orang-orang yang sesat bersama,"Termasuk juga bala tentera iblis semuanya.” (QS As Syu’ara : 94-95)

Pasukan syaitan ini bergabung untuk menentang ‘Hizbullah’. Ia membentuk satu pasukan yang dikenali sebagi ‘Hizbussyaithan’.

Dia menggunakan berbagai taktik, cuma Allah swt mengatakan bahwa taktik dan tipu daya mereka adalah lemah belaka.

‘Hizbussyaithan’ menzahirkan dirinya dengan berbagai nama, organisasi serta parti. Walauapapun nama mereka namun pada hakikatnya, kewujudan mereka adalah satu iaitu untuk menentang Deen yang hak dan meruntuhkannya.

Firman Allah swt : “Syaitan telah menguasai dan mempengaruhi mereka, sehingga membuat mereka lupa mengingati (ajaran dan amaran) Allah; mereka itulah puak syaitan. Ketahuilah! Bahwa puak syaitan itu sebenarnya orang-orang yang merugi.” (QS Al Mujadilah : 19)

‘Hizbussyaithan’ sebenarnya bergabung di atas landasan yang rapuh dan lemah.

Kekuatan ‘Jundullah’ akan pasti mengatasi cara hidup syaitan itu. Di akhirat, penyesalan mereka akan lebih besar.

Allah menceritakan bagaimana di akhirat mereka akan :

a. Saling berbantah-bantah.
b. Saling tuduh menuduh.
c. Saling cela mencela.

Karena menyesali penggabungan mereka tersebut dan rugilah mereka serugi-ruginya.

Firman Allah swt : “Katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang-orang kafir itu: "Kamu akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan di himpunkan (pada hari kiamat) ke dalam neraka jahanam, dan itulah seburuk-buruk tempat yang disediakan.” (QS Ali Imran : 12)

KEKUATAN YANG HAK

Allah adalah sumber kebenaran dan Dialah yang Maha Kuat. Kekuatan Allah terdiri dari dua bahagian :
1. Kekuatan ‘kauniyah’ (di alam semesta).
2. Kekuatan ‘qauliyah’ (di dalam perkataanNya – Al Qur’an).

Kekuatan Allah di alam semesta merupakan kekuatan kauniyah. Kekuatan ini berlaku bagi seluruh alam semesta termasuk manusia samada kafir / ‘ashabul bathil’ mahupun mukmin / ‘ashabul haq’.

Kekuatan Allah di alam semesta memayungi semua mahlukNya tidak terkecuali seperti :

a. Rezeki yang di berikan.
b. Kehidupan berupa air, oksigen, hujan, panas dan sebagainya.

Manakala kekuatan Allah di dalam perkataanNya merupakan kekuatan firman-firman Allah (Al Qur’an) yang hanya terdapat pada orang-orang mukmin  / ‘ashabul haq’.

Al Qur'an adalah kalam Allah swt yang mengandungi kalam lengkap, jika dipatuhi dan dilaksanakan maka akan menjadi lengkap dan sempurnalah keidupan manusia. Ia adalah kebenaran yang jelas.

Di dalam Al Qur'an terdapat petunjuk llahi dalam semua bidang kehidupan. Al Qur'an mentarbiyah ummat sehingga lahirlah muslim mukmin yang kuat. Orang mukmin mengambil panduan ini sehingga jadilah mereka ummat pilihan.

Ia juga mentarbiyah masyarakat untuk membangun dalam semua aspek kehidupan. Al Qur'an yang di talaqqi, ditadabbur, ditadarrus, ditafsir dan dilaksanakan di
kalangan ummat pasti menjadi sumber kekuatan ummat.

Apabila arahan-arahan Al Qur'an dilaksanakan dalam kehidupan, ia akan mengubah manusia, keluarga, masyarakat dan negara.

Oleh kerana itu, musuh-musuh Islam berusaha agar ummat ini meninggalkan Al Qur'an.

Selama mana Al Qur'an ini ada di tangan ummat Islam, mereka tidak akan dapat mengalahkan ummat Islam.

Kita mestilah mentarbiyah ummat untuk kembali menghayati Al Qur'an.

Orang kafir dan ‘hizbusyaithan’ tidak dapat mengambil faedah daripada ayat Al Qur’an kerana kesombongan mereka.

Antara ‘ashabul haq’ dan ‘ashabul bathil’ sentiasa berlaku bertentangan kerana ada perbezaan antara hak dan batil.

Pertembungan ini pasti akan menjadikan Islam sebagai pemenang kerana Islam ini adalah milik Allah sedangkan kita hanya sebagai pendokong dan penolong semata-mata.

Lagipun, kebatilan pada hakikatnya di bawah penguasaan Allah juga sehingga semua ketentuan berada pada kehendak Allah swt.

Oleh itu pertembungan antara yang hak dan batil pasti berlaku dan kemenangan akan berada di pihak ‘Al Haq’.

Allah swt mengumpamakannya seperti hujan yang turun di mana ‘Al Haq’ memberikan faedah yang banyak, sedangkan ‘Al Bathil’ seperti buih yang akhirnya akan lenyap.

Allah swt berfirman ketika yang hak datang maka yang batil pasti lenyap dan kemudian Islam dimenangkan ke atas semua agama-agama yang lain.

“Bahkan kami sentiasa mengarahkan yang benar menentang yang salah, lalu ia menghancurkannya, maka dengan serta-merta hilang lenyaplah dia. Dan (tetaplah) kecelakaan akan menimpa kamu disebabkan apa yang kamu sifatkan (terhadap kami).” (QS Al Anbiya’ : 18)

Apabila kebenaran ditegakkan dengan sebenar-benarnya, kebatilan tidak akan tinggal bersama.

Perumpamaannya seperti kegelapan, di mana apabila datang cahaya yang menerangi, maka tiadalah lagi kegelapan.

Pendukung kebenaran akan menegakkan ‘Al Haq’ dan menghapuskan kebatilan.

Apabila Rasulullah saw menyeru, mentarbiyah, mentakwin dan membangunkan Islam kepada masyarakat jahiliyah di Makkah, kita melihat seorang demi seorang
berpindah kepada agama Islam.

Kabilah demi kabilah memihak kepada Islam sehingga seterusnya bandar demi bandar dan negara demi negara.

Demikianlah ‘Al Haq’ menerangi jahiliyah sehingga apabila Islam menguasainya dan akhirnya jahiliyah pasti akan lenyap.

Firman Allah swt : “Dan katakanlah: "Telah datang kebenaran (Islam), dan hilang lenyaplah perkara yang salah (kufur dan syirik); sesungguhnya yang salah itu sememangnya satu
perkara yang lenyap.”. (QS Al Isra’ : 81)

Inilah tujuan Islam diturunkan oleh Allah swt sebagai petunjuk dan Deen yang benar untuk dimenangkan oleh Allah swt mengatasi seluruh sistem / agama yang lain.

1. Islam adalah Deen kemenangan.
2. Islam memiliki segala potensi untuk berada di atas.
3. Islamlah yang paling tinggi dan tiadalah yang mengatasinya.

Inilah keyakinan para mukmin dan untuk inilah Islam mentarbiyah ummat dan ummat Islam yang berdiri di atas ‘Al Haq’ adalah pendukung kemenangan.

Walupun kita maklum bahwa kemenangan Islam ini bukanlah kemenangan secara otomatik, bahkan sirah menceritakan bahwa penegakan Islam menuntut air mata dan darah para syuhada’.

Firman Allah swt : “Dialah yang telah mengutus RasulNya (Muhammad) dengan membawa petunjuk dan agama yang benar (agama Islam), untuk dimenangkan dan ditinggikan atas segala agama yang lain, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya.” (QS At Taubah : 33)

Beliau berusaha untuk menghadirkan kembali etika dan ciri-ciri kepimpinan Nabi Muhammad saw yang dirindui oleh penduduk negeri Kinanah (Mesir) bahkan seluruh umat Islam di zaman milenium ini.

Beliau diharapkan oleh kaum muslimin untuk menzahirkan firman Allah swt yang berbunyi :

“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS As Sajadah : 24)

Imam Hasan Al-Banna yaitu seorang yang istiqamah menjalankan syariat Allah swt serta pada masa yang sama beliau adalah pembela agama yang teguh mencontohi kita, yaitu :
- Pengamal syariat Islam yang konsisten.
- Pembela agama yang utuh.

Oleh karena seorang pemimpin / imam / wakil rakyat  itu mencontoh secara kebiasaan masyarakat desa  yang :

a. Jujur.
b. Taat beribadat.
c. Sangat menjiwai nilai-nilai agama Islam.  

Selain itu harus :
- Bijak.
- Tegas membela mereka yang dipinggirkan.
- Komitmen dalam membela kaum Mustadh’afin (lemah dan dilemahkan).
- Sangat taat beribadat kepada Allah swt.

Semoga Allah mengembalikan semula kekuasaan di bumi ini kepada pemimpin yang beriman, pendukung Al Haq serta penolong agama Allah sehingga Islam kembali ditegakkan dan kalimah Allah akan tetap tegap dan tinggi mengatasi kalimah-kalimah kebatilan yang berasaskan hawa nafsu.

Ya Allah, kembalikan kemenangan yang hakiki kepada hamba-hambaMu yang berjuang dan berjihad di jalan-Mu. Berilah bantuan kepada penolong dan pendukung agamaMu yang sanggup mengorbankan harta dan jiwa mereka demi menegakkan syariat-Mu sehingga kekuasaan dan pemerintahan kembali kepada hamba-hambaMu yang beriman dan istiqamah di jalan-Mu.


 Aamiin Ya Rabbal Alaamiin

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar