Asal Mula Konsep Trinitas

Bookmark and Share

Salam damai, aku Dr. Laurence Brown datang lagi kepadamu dengan Interfaith Issues episode selanjutnya. Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan kita tentang perbedaan doktrin antara Kristen dan Islam dan bagaimana kita menyelesaikan perbedaan itu. Topik pembahasan kita hari ini adalah Trinitas.

Pertama-tama, lebih mudah jika kita lihat sumber Kristen dan melihat apa yang mereka katakan tentang konsep Trinitas. The New Westminster Dictionary of the Bible menyatakan “kata trinitas tidak ada di dalam Bible.” Menurut Harper Collins Encyclopedia of the Bible “Doktrin tentang trinitas tidak ditemukan di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.” Itulah kata Harper Collins Encyclopedia of the Bible “Doktrin tentang trinitas tidak ditemukan di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.” Jadi hal ini membuat kita berpikir, jika kata trinitas tidak ada dalam Bible, dan doktrin ini tidak ditemukan dalam Bible, maka darimana dia berasal? Dan kenapa begitu banyak orang yang mempercayainya? Dan ini adalah sesuatu yang harus kita teliti. Sebenarnya konsep trinitas diciptakan oleh Tertullian yang merupakan seorang pengacara yang berasal dari Cartage (sebuah daerah di Afrika yang berada di bawah kekuasaan Romawi) sekitar tahun 220 M.  Tertullian mengemukakan konsep tentang terbaginya keilahian di antara Tuhan Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus.

Harus kukemukakan bahwa konsep ini mulai ada setelah 220 M, setelah kalender Masehi dimulai. Dan misi Yesus Kristus dilaksanakan sekitar tahun 34-37, kira-kira sekitar tahun itu. Jadi berarti konsep Trinitas berasal dari sekitar 200 tahun setelah misi Yesus berakhir. Itu adalah waktu yang lama. Berarti selama 200 tahun orang Kristen manapun tidak pernah mendengar tentang konsep trinitas. Jadi tidak mengejutkan bahwa umat Kristen pada masa-masa awal tidak setuju dengan konsep trinitas. Sebagian orang menentangnya, sekte Kristen yang lain dengan jelas menolaknya. Jadi ada sekte Kristen pada masa awal yang percaya Tuhan itu satu (tanpa trinitas) seperti yang diajarkan Yesus Kristus. Dan yang lainnya mencoba untuk menetapkan trinitas sebagai doktrin gereja. Menurut Hans Kohn yang merupakan salah satu pakar teologi terkemuka pada saat ini “Di seluruh Perjanjian Baru tidak ada doktrin tentang satu Tuhan dalam tiga kepribadian, tiga entiti, seperti keimanan adanya Tuhan Bapa, Yesus sang anak, dan Tuhan Roh Kudus. Tidak ada doktrin tentang Tuhan menjadi 3 atau trinitas.” Dengan kata lain, menurut Bible Harper Dictionary “Doktrin formal tentang trinitas seperti yang ditemukan dalam Dewan Gereja pada abad ke-4 dan ke-5, tidak ditemukan dalam Perjanjian Baru.” Itulah kata Harper Bible Dictionary. Hal ini menyangkut, terlebih ketika kita menemukan komentar seperti “Konsep trinitarian adalah sesuatu yang rumit dan terkadang tidak masuk akal, dan butuh pemikiran keras untuk mengerti konsepnya.” Sekali lagi, hal ini dikatakan oleh Hans Kohn.

Saya pikir semua orang tahu bahwa Kredo Nicea dihasilkan dari Dewan Nicea pada tahun 325 M. Ada sebuah komentar “Pernyataan iman akhirnya disetujui oleh para uskup Nicea untuk membela keimanan melawan para Arianisme, meskipun ada perasaan was-was karena ini bukanlah sebuah terminologi dalam Bible.” Sebuah poin lainnya yang sangat penting dalam kutipan ini adalah:

1. Pengakuan iman dari Kredo Nicea akhirnya disetujui dengan perasaan was-was, mereka tidak yakin akan hal itu. Kenapa? Karena hal ini tidak sesuai dengan Bible, hal ini tidak disebutkan dalam Bible, konsep Trinitas berada di luar istilah Bible. Yang berarti apa? Yang berarti sekumpulan orang yang menciptakan konsep ini, bukan karena apa yang ada dalam Bible, tapi karena mereka menciptakannya, kemudian mereka menyukainya, dan mereka mengesahkannya.

Hal lainnya yang dapat kita pelajari dari kutipan ini adalah para uskup Nicea mengemukakan konsep trinitas untuk membela iman mereka melawan para Arianisme.

Ini adalah poin yang sangat penting. Aries adalah seorang uskup yang menentang trinitas. Dia adalah seseorang yang mengatakan: jikaTuhan adalah Bapa dan Yesus adalah Anak, maka pasti ada masa ketika sang Bapa mendahului sang Anak, jadi sang Anak tidak abadi. Bagaimana mungkin sang Anak bersifat abadi jika dia datang dari sang Bapa? Pasti ada suatu waktu ketika Bapa mendahului anak. Aries berargumen untuk iman unitarian (menolak trinitas), dia percaya bahwa Tuhan adalah satu dan memang Dia satu. Seperti kata Yesus Kristus sendiri. Dalam 3 tempat di Perjanjian Baru, Yesus Kristus ditanya tentang perintah Tuhan yang paling utama dan dia menjawab “Ketahuilah wahai Israel, Tuhanmu adalah satu.” Tidak pernah sekalipun disebutkan tentang trinitas seperti dalam kutipan yang kusebutkan.

Jadi, kenapa semua ini terjadi? Kenapa dunia Kristen merasa butuh dan perlu untuk menyatukan pendapat dalam iman trinitas ini? Dalam satu sisi, ada Aries dengan iman Kristen unitarian-nya dan uskup lainnya yang mengikuti Kekristenan Aries. Tapi para Kristen lainnya ingin menetapkan trinitarian. Kenapa mereka melakukan ini? Apa pentingnya menyatukan para umat Kristen dalam satu iman? Mereka butuh melakukan ini karena Kaisar Romawi pada waktu itu yaitu Kaisar Konstantin melihat kerajaannya terpecah belah karena pertengkaran agama. Dan pada saat yang sama, Kerajaan Romawi sedang berperang dalam banyak pertempuran. Dan yang paling penting adalah Kerajaan Romawi saat itu makin lama makin hancur. Kerajaan tidak dapat bertahan dari kekuatan yang menghancurkan akibat pertempuran, dan hancur juga dari dalam karena pertengkaran agama. Jadi hal ini mendorong Kaisar Konstantin memaksa kerajaannya agar bisa bersatu di bawah satu agama. Dan pada saat itu, trinitarianisme adalah yang mayoritas dianut, bukan karena jalan penyebaran agama, tapi karena paksaan.

Dan hal ini menarik untuk disimak, meskipun Kristen trinitarian sudah didirikan pada masa Konstantin, setidaknya untuk suatu waktu paham ini hilang. Artinya apa? Artinya Konstantin meninggal. Dia meninggalkan 2 anak laki-laki yaitu Constan dan Constantius. Dan Constan lebih kuat daripada saudaranya. Dia memerintah setengah kerajaan dimana Constantius memerintah setengahnya lagi. Constan menetapkan kehendaknya, memaksa adanya gereja-gereja trinitarian di seluruh kerajaan. Jadi kerajaan berubah menjadi paham trinitarian pada masa Konstantin. Kemudian Konstantin mati, dan anaknya yaitu Constan memaksa iman trinitarian pada saudaranya, Constantius yang merupakan Arian. Tapi tebak siapa yang mati lebih dulu? Benar sekali, Constan duluan. Seiring Constan mati, maka Constantius menggantikan posisinya dan menetapkan Arian atau Kristen Unitarian di seluruh kerajaan. Jadi kembalilah menjadi Kristen Unitarian. Tapi hal ini belum berakhir. Setelah Constantius mati, Julian naik menggantikan tahtanya. Julian mencoba untuk mengembalikan Kerajaan Roma menjadi paganisme yang dulunya pernah dipraktekkan. Dia tidak berhasil karena hidupnya singkat. Ketika dia mati, anaknya mengambil alih, dan sekali lagi mereka terpecah belah. Yang satu menguasai setengah kerajaan di bawah Kristen Trinitarian, dan yang lainnya menguasai setengah lagi di bawah Kristen Arian.

Hingga akhirnya ketika mereka mati, Kristen Trinitarian telah tumbuh pesat dan menjadi Kristen Orthodox dari Roma. Tapi poin pentingnya adalah trinitarian mengalami sejarah yang berfluktuasi, trinitarian tidak disetujui secara umum.

Dan kredo Nicea memberikan kekuasaan pada dewan Chalcedon pada tahun 451 dan setelah itu, dewan ini menjadi berkuasa. Meskipun begitu, keadaan begitu kacau di Romawi pada saat itu, hingga kita menemukan komentar sebagai berikut, dari The New Catholic Encyclopedia “Pada paruh kedua abad ke-20, memang susah untuk menemukan tulisan yang jelas, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan tentang wahyu, evolusi doktrin, dan pengembangan teologi tentang misteri Trinitas, diskusi tentang trinitas, Katholik Roma, dan juga hal-hal lainnya berada dalam bayangan yang samar (tidak jelas).” Dan dengannya, kita akan beristirahat, tetaplah bersama kami dan kami akan kembali sebentar lagi.

Selamat datang kembali, aku Dr. Laurence Brown melanjutkan episode Interfaith Issues kali ini. Kita sedang membahas tentang trinitas dan bayangan yang samar tentang asal muasal trinitas. Menurut kutipan yang baru saja kubacakan sebelum pariwara, dan aku akan mengulanginya. Dari New Catholic Encyclopedia “Diskusi tentang Trinitas, Roman Katholik, dan juga yang lainnya, merupakan suatu bayangan yang samar.” Dan memang ini sesuatu yang samar tentu saja. Kenapa? Karena “konsepnya sendiri tidak mewakili ajaran dari masa asalnya.” Dan bukankah hal ini adalah pemikiran yang membuat kita nyaman? Ketika mengetahui bahwa Kristen trinitarian mengikuti konsep yang tidak mewakili ajaran asalnya. Dengan kata lain, trinitas tidak sesuai dengan ajaran Yesus Kristus, para muridnya, dan umat Kristen masa awal. Dan aku akan melanjutkan “konsepnya sendiri tidak mewakili ajaran dari masa asalnya dan merupakan hasil dari pengembangan doktrin abad ke-3. Adalah trinitarian yang menggantikan sumbernya, yang dengannya benar-benar bertanggung jawab akan bayangan yang samar.” Dengan kata lain, semuanya harusnya berjalan lancar, trinitas seharusnya terlihat baik-baik saja dan mudah dijelaskan tapi ada satu masalah, dan faktanya trinitas tidak sesuai dengan ajaran Kristen masa awal. Dia tidak sesuai dengan ajaran Yesus Kristus. Dan inilah yang menyebabkan bayangan yang samar.

Seakan-akan hal ini tidak cukup, The New Catholic Encyclopedia melanjutkan sebagai berikut “Prinsip satu Tuhan yang berada dalam 3 bagian tidaklah secara kuat diyakini, tidak secara kuat dianut dalam kehidupan umat Kristen dan pengakuan iman umat Kristen sebelum akhir abad ke-4.” Wow. Jadi butuh 300-400 tahun. Kita harus melangkah maju hingga 300-400 tahun menjauh dari masa asalnya sebelum trinitas akhirnya diciptakan dan diterapkan dalam iman Kristen. Tapi... kita baca kembali kutipannya “Dengan akurat konsep ini yang pertama kali memperoleh gelar “Dogma trinitas” tapi di antara para Bapa Apostolik, tidak ada yang memiliki sikap atau pandangan seperti itu (menganut trinitas).”

Begitu susah untuk berpikir lebih jauh, The New Catholic Encyclopedia mengakui bahwa butuh 300-400 tahun untuk menciptakan doktrinnya. Mengaku bahwa “di antara para Bapa Apostolik tidak ada yang memiliki sikap atau pandangan seperti itu (trinitas) tapi itulah kepercayaan yang mereka anut.

Jadi jika kita mengintropspeksi dan bertanya pada diri sendiri “Apakah ada agama yang mengikuti hal-hal yang sebenarnya Yesus Kristus ajarkan? Apakah ada agama yang tidak perlu jangka waktu lama, sekitar 300-400 tahun untuk menerapkan doktrin yang tidak dikenal oleh para Bapa Apostolik? Apakah ada agama yang menjalankan paham monoteisme yang diajarkan Yesus Kristus ketika dia berkata “Ketahuilah wahai Israel, Tuhanmu adalah satu.” Jika kau menjawab Islam, maka jawabanmu benar.

Biarkan aku mengutip dari Al-Qur’an “Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Yesus Kristus, anak Maria itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maria, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : "trinitas", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.” (An-Nisaa’:171)

Dalam Al-Qur’an, Allah juga memperingatkan “Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus." (Al-Ma’idah:77)

Kita mungkin ingin membahas masalah ini lebih jauh. Ada berlembar-lembar tulisan dimana kita bisa meneliti permasalahan ini. Kita bisa mengutip pernyataan sarjana lainnya. Bart D. Ehrman dalam menanggapi ajaran Paulus “Para adoptionus menganggap Paulus yang merupakan salah satu penulis Perjanjian Baru yang terkenal, sebagai seorang yang menyesatkan dan bukannya seorang rasul.” Kita bisa mengutip Joel Carmichael “Kita berada pada jarak yang amat jauh dari Yesus. Kedatangan Yesus hanyalah untuk menggenapi hukum Taurat dan para nabi. Jika dia mengatakan “Tidak satu iota atau setitik pun yang akan dihapus dari hukum Taurat” bahwa perintah Tuhan yang paling utama adalah “Dengarlah Wahai Israel, Tuhanmu adalah satu dan tak ada seorang pun yang baik kecuali Tuhan”, apa yang akan Yesus lakukan jika dia melihat pekerjaan kotor Paulus?”

Dan mari kita ingat bahwa Paulus-lah yang mengucapkan dan menciptakan ideologi, teologi Pauline dan mengubahnya menjadi prinsip trinitas. Dalam komentar 2 penulis terkenal, dalam kata-kata Dr. Johaness Weiss ”Karena itu iman dalam Kristus seperti yang diyakini oleh gereja-gereja primitif dan Paulus adalah sesuatu yang baru, bukan seperti ajarah Yesus. Ini adalah sebuah agama jenis baru.” Yesus Kristus mengajarkan keesaan Tuhan dan para Kristen masa-masa awal percaya keesaan Tuhan, para Bapa Apostolik juga percaya keesaan Tuhan. Adalah prinsip pada masa selanjutnya yang dikhotbahkan oleh gereja-gereja Kristen yang menjadi prinsip trinitarian. Baigent dan Lee menyimpulkan hal ini sebagai berikut. Ini adalah kutipan yang panjang, tapi kurasa penting untuk disimak. “Dalam semua perubahan yang mengikutinya, perlu ditekankan bahwa Paulus adalah seorang Kristen sesat yang pertama. Dan ajarannya yang menjadi pondasi dari Kristen pada masa-masa selanjutnya, adalah sebuah penyimpangan besar dari ajaran aslinya atau bentuk baru yang diajarkan oleh para pemimpin.” Eisenman menyatakan bahwa Yakobus muncul sebagai penjaga ajaran asli, orang yang menerangkan ajaran yang murni, dan seorang yang taat terhadap hukum Taurat, dan dia tidak ingin adanya agama baru dimana Paulus menciptakannya.”

Jadi teologi mana yang menang hari ini? Kupikir kita semua tahu. Pada masa sekarang gereja trinitarian merupakan mayoritas dalam dunia Kristen, dan memang ada gereja unitarian tapi mereka tampaknya sangat menjadi minoritas.

Ketika kita menanyakan para trinitarian untuk bukti-bukti, apa buktinya yang mendukung konsep trinitas, bukti yang selalu mereka angkat adalah I Yohanes 5:7-8. Dalam ayat inilah disebutkan tentang Bapa, Anak, dan Roh Kudus dan disebutkan bahwa ketiganya adalah satu hakikat. Aku akan mengutipnya agar kau tahu “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.” Tampaknya baik-baik saja, tapi sebenarnya ada masalah. Ayat ini tidak ada dalam kitab aslinya. Ayat ini hanya ada dalam terjemahan. The Interpreter’s Bible menyatakan “Ayat ini dalam King James Version haruslah ditolak. Ayat ini tidak ada dalam manuskrip kuno berbahasa Yunani, juga tidak pernah diucapkan oleh para pendeta Yunani. Dr. Scofield dalam Bible-nya, The Scofield Reference Bible menyatakan “Sudah disepakati bahwa ayat ini tidak ada dalam manuskrip aslinya dan telah disisipkan.” Banyak sarjana lain yang juga menyatakan demikian. Professor Bruce M. Metzger mengatakan “Ayat ini palsu dan tidak punya hak untuk dimasukkan dalam Perjanjian Baru, dia disisipkan.” Jadi bagaimana mungkin ayat ini bisa ada? The Johannine Comma yang merupakan nama lain ayat ini, I Yohanes 5:7-8 dimasukkan ke tepi halaman oleh para penulis. Beberapa orang menyukainya dan mereka mengambilnya dari tepi halaman dan memasukkannya ke dalam teks dan dari situlah dimulai. Tapi sekarang dengan adanya kejujuran dari sarjana modern, kita tahu bahwa ini adalah penyisipan oleh para penulis dan ayat ini tidak ada dalam kitab aslinya. Itulah mengapa para sarjana Kristen sendiri tidak setuju dan menginginkan ayat ini agar ditolak. Itulah mengapa ayat ini telah dihapus atau diubah dalam Revised Standard Version , The New Revised Standard Version, The New International Version, The New American Standard Bible, The Good News Bible, The New English Bible, The Jerussalem Bible, Dobius New Translation, dan masih banyak lagi yang lainnya. Para sarjana Kristen yang jujur telah mengenali bahwa ayat ini tidak memenuhi syarat dalam analisis kritikal.

Ada banyak bukti lain yang lemah tapi juga mendukung, aku hanya ingin mengatakan bahwa aku telah mempersembahkan bantahan untuk argumen-argumen dimana gereja-gereja mengajarkan kebalikannya, mereka semua ada jawabannya. Aku mengundang siapa saja yang menyaksikan acara ini, yang ingin tahu jawaban itu, ingin tahu lebih banyak tentang masalah ini, tolong kunjungi websiteku www.leveltruth.com, kau juga akan menemukan bukuku, MisGod’ed dan God’ed, juga artikel-artikel dari bab-bab yang belum dipublikasikan. Kau akan menemukan segala sesuatu yang telah kusebutkan dan lebih banyak lagi hal mengenai masalah ini. Tapi untuk saat ini, aku Dr. Laurence Brown menyudahi episode Interfaith Issues kali ini, aku berharap dapat bertemu lagi denganmu di lain kesempatan. Aku berharap yang terbaik untukmu dan salam damai.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar