Puisi: Jaka Satria

Bookmark and Share
Ungkapan Cinta di Malam Pertama


 Tuhan,
Aku hanya ingin bercerita tentang orang yang aku cinta
ketika malam tiba, nanti
kuingin sebuah doa terucap dari lisan
dan terus memanjang menjadi sebuah puisi
tentang pertemuan nanti.
Aku telah berjanji akan datang ke tempat yang seorangpun tak tahu
dengan seutas senyum manis dari bibir malaikat maut
untuk meminta mati hadir padaku
 akan kugandeng menuju tempat aku selalu melepaskan rindu padaMu

tapi tunggu sebentar,
Aku ingin mengecup kening mereka yang menyayangiku
Dan. aku juga ingin memeluk tubuh orang yang kusayang
nanti, agar mereka tersenyum untuk selamanya

Rumcay (Malam Sunyi 01.00), Maret 2012





Fiat Sungai pada Kekasih



Telah hilang batu-batu kekar yang menyaring alir sungaiku
menyatu dengan gedung-gedung tinggi di tanah rapuhku
mengoyak detak nadi dan jantungku.
Kemana harus kualirkan deras air ini,
terus mengeruh dikorek sampah sesat
bersama hujan dan bangkai ikan.
tanganMu Kasih
Basuhlah ke tubuhku, agar mata mereka tersundut
lalu menangisi nasibnya.
Hukumlah aku, seberat sangsimu membelah arusku
agar aku muntah berleakan ke tubuh mereka.
biarkan aku teler
biarkan aku lupa diri
seperti setan merasuki, agar mereka sadar bahwa aku masih punya harga diri.

Rumah Cahaya, 2011




Materi Kita



Mari kita ganti materi hari ini
nyanyikan sebuah amplitudo dalam khazanah cinta
bersama sujud gelombang longitudinal
bawakan selembar catatan momentum parsial yang kita simpan dalam laci kehidupan
oh, kau sudah tahukan?
sebab aku melihat wajahmu tak lagi sebingung pertama kali maju ke depan
menyelesaikan soal yang tercantum di dinding kekeliruan,
marilah. Sambut jemariku menggoreskan rumus kelahiran faktorial mendatang
agar tak ada lagi yang mengecap bahwa materi ini rumit dan sulit dimengerti
mari berganti materi


Oleh: Jaka Satria  
Rumah Cahaya, 2011

(Terbit di Waspada 10 Maret 2012)

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar