Jika seseorang bertanya: "Bagaimana caranya kita tahu bahwa Al-Qur'an merupakan kitab suci yang tidak pernah berubah dan rusak?" Ini merupakan pertanyaan yang sangat penting karena jika kita mengakui bahwa Al-Qur'an memang berasal dari Allah, maka kita harus bisa membuktikannya. Jadi hal ini akan memberi kita kepastian dan jaminan bahwa ayat-ayat yang kita baca dari Al-Qur'an memang diturunkan dari Allah tanpa ada kerusakan di dalamnya.
Kita tahu bahwa Al-Qur'an memiliki ajaran yang sangat indah tentang keesaan Tuhan, dan seandainya jika hanya ini satu-satunya hal yang diajarkan Al’Quran, yakni mengenai keesaan dan kuasa-Nya, sebenarnya cukup bagi orang-orang yang mau menggunakan akal mereka. Hal ini sudah menjadi bukti & fakta bahwa memang Al-Qur'an berasal dari Tuhan, karena kita tahu bahwa hampir semua agama tidak meyakini keesaan Tuhan.
Misalnya agama Kristen mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan, hanya ada satu Pencipta, tapi prinsip ini telah rusak karena konsep dalam Kekristenan yang mengajarkan bahwa Tuhan telah menjadi manusia, mereka menganggap Yesus adalah manusia sekaligus Tuhan. Jadi sebenarnya agama Kristen bukanlah agama monoteisme yang murni, dan ini juga menimbulkan pertanyaan. Bagaimana mungkin seseorang menjadi Tuhan sekaligus menjadi manusia pada saat yang bersamaan? Karena kualitas antara Tuhan dan manusia saling berkontradiksi. Tuhan itu bersifat kekal sedangkan manusia pasti mati, Tuhan itu berdiri sendiri tapi manusia membutuhkan. Jadi, inilah masalahnya.
Jadi agama apapun yang mengajarkan bahwa Tuhan menjelma menjadi manusia atau Tuhan terlihat seperti ciptaan-Nya, tidak bisa kita terima sebagai kebenaran. Ini adalah agama yang sudah terkena korupsi, distorsi, dan kebohongan, sedangkan Islam terbebas dari hal-hal semacam ini. Islam mengajarkan keesaan Tuhan dengan sangat rasional dan masuk akal, dan inilah salah satu alasan terkuat untuk percaya bahwa Al’Quran memang berasal dari Allah S.W.T.
Jadi apa yang ingin kita tekankan, adalah masalah keaslian Al-Qur'an. Salah satu hal yang saya ingin bahas adalah bukti-bukti sejarah yang menunjukkan bahwa Al-Qur'an itu asli. Tapi ada hal lain yang ingin saya bahas, yaitu sebenarnya keaslian Al-Qur'an itu sendiri merupakan suatu mukjizat, sesuatu yang sangat menakjubkan, merupakan suatu bukti dan fakta, bahwa Al-Qur'an berasal dari Allah S.W.T. Pencipta Langit & Bumi.
Jadi mari kita bahas sedikit tentang bagaimana sejarah pengawetan ayat-ayat Al-Qur'an. Al’Quran dijaga salah satunya adalah melalui penulisan. Dan umumnya dalam kebudayaan Barat menekankan cara menjaga suatu dokumen adalah dengan menuliskannya. Padahal belum tentu sesuatu yang telah ditulis dalam bentuk buku menjadikannya benar-benar otentik.
Dan aku ingin membaca sebuah ayat dari Al-Qur'an: "Sesungguhnya kami telah mewahyukan dhikr (pengingat)", dan sesungguhnya Kami akan menjaga keasliannya." Inilah janji dalam Al’Quran bahwa Allah akan menjaga keaslian Al’Quran. Dan kenyataannya keaslian Al’Quran tanpa diragukan lagi, adalah salah satu mukjizat Al’Quran & salah satu bukti & fakta bahwa kitab ini berasal dari Allah.
Bahkan Anda bisa menemukan hampir setiap jenis buku dan tulisan seiring waktu berjalan mengalami banyak perubahan dan kerusakan. Mungkin hal ini tidak terlalu sering terjadi pada zaman modern, karena telah adanya mesin cetak, namun di zaman kuno, ketika buku sebagian besar ditulis tangan oleh penulis, dengan begitu ada banyak resiko untuk adanya korupsi, distorsi, penambahan, & penghapusan. Namun sepanjang 1.400 tahun dalam sejarah Islam, Al’Quran tetap utuh.
Ini salah satu hal yang sangat luar biasa. Jadi misalnya kita mengambil Al-Qur'an, & anda membandingkannya dengan Al-Qur'an yang ada di Arab Saudi & anda membandingkannya dengan Al-Qur'an di Maroko, di Cina, di Siberia & bahkan jika kita kembali ke masa rbuan tahun yang lalu, pada kenyataannya, naskah Al-Qur'an yang paling kuno, tertanggal hampir sama dengan zaman Rasulullah S.A.W. Ini berarti kita memiliki naskah-naskah dari Al’Quran dari masa lampau, hingga kembali ke zaman Rasululullah S.A.W. Dan jika anda memeriksa semua Al-Qur'an kuno ini, anda akan menemukan bahwa ayat-ayatnya tertulis persis sama. Memang gaya penulisan dan sebagian tanda bacanya mungkin berbeda, tapi kata-katanya tetap persis sama
Sebenarnya ini adalah bukti yang sangat kuat terhadap orang-orang yang menuduh bahwa Al-Qur'an telah dirubah layaknya Bible. Tapi tidak ada seorangpun yang dapat membuktikannya dengan bukti-bukti yang kuat. Karena ada banyak naskah-naskah Al-Qur'an kuno di banyak negara, misalnya manuskrip Tashkent, manuskrip Kairo, dan manuskrip Yaman.
Sekarang, mari kita bahas bagaimana caranya Al-Qur'an bisa tetap utuh hingga sekarang. Tentu saja selama masa Rasulullah S.A.W. Al-Qur'an tidak dibukukan & alasannya karena selama Rasulullah S.A.W. masih hidup, masih ada beberapa ayat Al-Qur'an yang diturunkan dari Allah. Tapi sudah menjadi kebiasaan Rasulullah S.A.W. untuk membaca Al-Qur'an dari awal sampai akhir di setiap bulan Ramadhan bersama-sama dengan malaikat Jibril (Gabriel). Bahkan di bulan Ramadan sebelum dia meninggal, Rasulullah S.A.W. membaca Al’Quran dua kali bersama-sama dengan malaikat Jibril.
Al’Quran itu terdiri dari Surat Al Fatihah hingga surah An Nas. Namun pada masa itu, Al-Qur'an tidak pernah ditulis dalam bentuk mushaf. Mereka menuliskan Al’Quran dalam potongan kulit binatang & pelepah kurma tapi tidak pernah ditulis sebagai satu buku.
Namun, setelah Nabi S.A.W. meninggal, terjadi Perang Ridda yang merupakan perang melawan orang-orang yang murtad. Dalam perang itu banyak orang-orang yang telah hafal keseluruhan Al-Qur'an yang dijuluki sebagai "hafiz", mereka banyak yang terbunuh dalam perang ini.
Kita akan membahas hal itu nanti pada seri berikutnya tentang "metode penghafalan Al-Qur'an", tapi sekarang kita akan berbicara tentang cara Al-Qur'an dijaga keasliannya dengan penulisan. Jadi banyak dari para hafiz yang tewas dalam pertempuran. Jadi hal ini dikabarkan kepada Abu Bakar, yang merupakan khalifah pertama dari kaum muslimin. Beberapa orang berkata kepadanya: “Kenapa kau tidak membukukan Al-Qur'an untuk memastikan supaya kita tidak mengalami penderitaan seperti umat sebelum kita (Yahudi dan Kristen), karena kita takut jika Hufaz terus terbunuh, maka mungkin keaslian Al-Qur'an tidak dapat dipertahankan."
Jadi ada beberapa perselisihan tentang hal ini karena Rasulullah S.A.W. sendiri belum pernah melakukannya. Tapi setelah saling berdiskusi, Umar, Abu Bakar, dan para sahabat akhirnya setuju. Jadi mereka memanggil Zaid Ibn Tsabit. Mereka menyuruh Zaid dan para hafiz yang masih hidup untuk membukukan Al-Qur'an dalam bentuk mushaf. Dan mereka sepakat bahwa pada setiap ayat yang ditulis, minimal dua orang harus setuju dengan ayat itu dengan bunyi ayat itu dan tempat ayat itu di surat mana.
Jadi ini adalah mushaf pertama yang diberikan kepada Abu Bakar & ketika Abu Bakar meninggal, diberikan kepada Umar. Ketika Umar meninggal, dia memberikannya kepada Hafsa, putrinya yang merupakan salah satu istri Rasulullah S.A.W. Dan setelah kematian Umar, Islam telah tersebar ke banyak negara & ada begitu banyak orang menjadi muslim.
Pada masa ini, beberapa orang mulai berdebat tentang bacaan Al-Qur'an. Penyebabnya karena Rasulullah S.A.W. membolehkan Al-Qur'an untuk dibaca dalam tujuh dialek yang berbeda. Jadi di masa ini, beberapa orang yang membacanya dalam satu dialek mulai berdebat dengan orang-orang yang membacanya dalam dialek lain. Mereka berkata: "Bacaan kami adalah bacaan yang tepat & bacaanmu yang salah.” Mereka hampir bertengkar karena masalah ini.
Jadi seorang utusan datang kepada Utsman bin Affan: “Ini masalah besar. Kita harus menyatukan orang-orang dalam satu dialek saja, karena dengan cara ini perselisihan akan berakhir." Kemudian Ustman berkata: "Baiklah, pendapatmu benar. Kita akan menyatukan orang-orang di bawah pembacaan dialek Quraisy.” Dan Rasulullah sendiri paling sering menggunakan dialek Quraisy karena itu merupakan dialeknya Rasulullah.
Jadi Al’Quran disatukan dalam satu dialek saja. Dan siapa yang disuruh? Lagi-lagi Zaid Ibn Tsabit. Mereka menyuruhnya & sekali lagi dari setiap ayatnya, minimal dua orang harus setuju tentang bunyi dan penempatan ayat tersebut. Kemudian mereka membandingkan kompilasi mushaf yang baru ini dengan kompilasi mushaf yang dulu pernah diberikan kepada Abu Bakar, dan ternyata keduanya persis sama.
Kemudian Ustman memerintahkan agar setiap salinan yang telah dibuat orang lain agar dihancurkan dengan membakarnya. Jadi setiap Al’Quran yang tersisa telah dihilangkan, termasuk juga mushaf yang diberikan pada Abu Bakar, kemudian ke Umar, dan terakhir ke Hafsa.
Yang tidak dibakar hanyalah Naskah Imam, sebuah naskah yang tadi disusun oleh Ustman di bawah pengawasan Zaid Ibn Tsabit. Dan dari naskah ini, dibuatlah antara tujuh hingga sembilan Al-Qur'an. Kemudian salinan ini didistribusikan di seluruh negeri Muslim pada saat itu. Dan setiap salinan yang disebar itu persis sama dengan Naskah Imam.
Dan hingga pada zaman sekarang, masih ada dua atau tiga dari naskah asli yang disusun pada masa Utsman Ibn Affan yang hanya berusia sekitar 20 tahun setelah kematian Nabi Muhammad S.A.W.
Dan seperti yang saya katakan, semua Al-Qur'an yang beredar saat ini, baik itu di Maroko, Mesir, Rusia, Cina, Indonesia, atau Amerika, semuanya persis sama. Bahkan jika anda membandingkannya dengan naskah kuno Al-Qur'an, tidak ada satu huruf pun yang berbeda.
Jadi ini sebuah mukjizat yang mengagumkan. Allah S.W.T. berfirman "Sesungguhnya Kami telah mewahyukan pengingat & Kami akan menjaga keasliannya." Jadi Allah S.W.T. sendiri yang menjaga keaslian Al’Quran.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar