Assalammualaikum wr. wb.Untuk menyaksikan videonya, silahkan klik link berikut ini:
Apakah Muhammad S.A.W. Benar-benar Seorang Rasul? Part 1
Apakah Muhammad S.A.W. Benar-benar Seorang Rasul? Part 2
Alhamdulillahirabbilalamin Allahumma shalli ala Muhammadin wa ala alihi wa shahbihi wa sallam
Salah satu cara kita bisa mengetes kebenaran dari orang yang mengaku mendapatkan wahyu dari Tuhan adalah dengan menganalisis kehidupan seseorang yang mengaku menerima wahyu itu, dimana dalam kasus ini kita akan meneliti kehidupan Nabi Muhammad S.A.W.
Ada tiga varian kemungkinan dalam kasus ini:
Kemungkinan pertama adalah orang tersebut pembohong, dia tahu bahwa dirinya tidak menerima wahyu dari Tuhan dan dia sengaja menipu orang. Dengan jelas sifat ini seiring berjalannya waktu akan terlihat oleh orang lain dan juga ada beberapa hal yang harus dia lakukan untuk menutupi penipuannya. Kita akan menganalisis masalah ini nanti.
Kemungkinan kedua adalah orang ini bukan pembohong, orang ini jujur dan benar-benar percaya bahwa dia menerima wahyu dari Tuhan, tapi dia berhalusinasi. Dia mungkin menderita semacam penyakit kejiwaan, mungkin dia hanya berhalusinasi, tapi orang itu dengan jujur dan benar-benar percaya bahwa dia adalah utusan Tuhan, dia tidak berbohong, tidak menipu, dan dia sepenuhnya percaya bahwa dia adalah utusan Tuhan. Dan orang semacam ini juga akan terlihat kepribadian yang sebenarnya seiring berjalannya waktu.
Dan kemungkinan ketiga adalah tentu saja orang itu mengatakan kebenaran, orang itu memang benar-benar menerima wahyu dari Tuhan.
Kita akan meneliti kehidupan Nabi Muhammad S.A.W. kemudian selanjutnya kita akan mulai membahas argumen-argumen para musuh Islam tentang Nabi Muhammad. Menjadi musuh dari Islam, tentu saja mereka tidak menerima Muhammad S.A.W. sebagai seorang Rasul, jadi mereka harus mencari penjelasan yang lain mengapa Islam menjadi demikian adanya, bagaimana informasi dalam Alqur'an menjadi demikian adanya, bagaimana kita menjelaskan perilaku, kehidupan, ajaran Nabi Muhammad, dan Islam.
Dan orang yang pertama menentang Islam adalah John dari Damaskus. John dari Damaskus adalah seorang biarawan yang pertama kali menulis serangan kepada Nabi Muhammad. Tentu saja dalam kehidupan Nabi Muhammad dia mengalami banyak serangan, banyak cercaan, banyak makian oleh suku Quraisy tapi inilah serangan dalam bentuk tulisan yang pertama diterima Nabi Muhammad, bahkan tulisan John dari Damaskus ini masih ada sampai sekarang.
John dari Damaskus menyatakan bahwa Nabi Muhammad hanya mengarang Islam, dia seorang pembohong, dan untuk menjelaskan informasi yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur'an, John dari Damaskus mengatakan bahwa Nabi Muhammad mendapatkannya dari pendeta-pendeta yang ahli dalam bidang sejarah dan sekte Kristen tertentu. Dia menuduh informasi dalam Al-Qur'an berasal dari manusia lain yang berpengetahuan agama. Jadi inilah teori John dari Damaskus
Namun, beberapa penulis modern telah melakukan pendekatan yang sama tapi mereka mengemukakan teori pertengahan yang kita sebut dengan "teori garis perak". Mereka mengatakan bahwa Muhammad S.A.W.-lah yang mengarang-ngarang Islam tapi tujuannya baik. Dia mengarangnya karena kaumnya sedang dalam kondisi buruk dan dia ingin melakukan perubahan terhadap kondisi itu, jadi dia memutuskan bahwa menyembah Tuhan yang hanya satu dan membuang penyembahan dewa-dewa adalah cara terbaik untuk melakukan perubahan.
Tapi hal ini masih meninggalkan pertanyaan tentang bagaimana mungkin Muhammad S.A.W. mendapatkan informasi yang terkandung dalam Alquran dan ajaran Nabi Muhammad. Hal ini masih menyisakan dalil bahwa dia pasti berbohong, dia pasti mengarangnya, dia pasti mendapatkan informasi ini dari suatu tempat. Jadi ini teori yang dikemukakan oleh beberapa penulis dan mereka jelas tidak menerima Nabi Muhammad sebagai utusan Tuhan.
Penulis lainnya melakukan pendekatan yang berbeda. Mereka menyelidiki kehidupan Nabi Muhammad dan mereka mengatakan bahwa segala yang dapat kita lihat tentang Nabi Muhammad dari karakternya, dari kepribadiannya, dari cara dia bersikap, yang dia tunjukkan kepada istrinya, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang di sekitarnya, menunjukkan bahwa orang ini benar-benar percaya bahwa dia adalah utusan Tuhan karena dia tidak berperilaku dan tidak memiliki sifat layaknya seorang penipu.
Bahkan, dia dikenal di kalangan kaumnya karena sifat terpercaya dan kejujurannya. Bahkan julukan yang diberikan orang-orang Pagan Arab (Orang-orang Arab penyembah berhala) sebelum dia mengakui kenabiannya adalah Al-Amin yang berarti orang yang jujur dan dapat dipercaya. Dan karakteristik ini terus ditunjukkan Nabi Muhammad sepanjang hidupnya. Kita tidak menemukan kepribadian ganda atau tipu daya dalam kepribadiannya. Jadi mereka mengatakan “Tidak mungkin Nabi Muhammad seorang pembohong, dengan begitu kami percaya bahwa dia berhalusinasi, dia menderita penyakit jiwa yang membuatnya percaya bahwa dia adalah seorang nabi, tapi dia adalah seorang yang jujur meskipun penyakit jiwanya membuat dia percaya seakan-akan dia adalah rasul Tuhan.” Itulah yang mereka klaim, dengan begitu mereka berpendapat bahwa Nabi Muhammad menderita semacam penyakit jiwa.
Sekarang, yang membuatnya menarik adalah ketika kita membawa kedua penjelasan ini dalam kehidupan nabi Muhammad, maka kita akan menemukan masalah. Dan masalahnya adalah ketika kita membandingkannya satu sama lain, sebenarnya kedua teori ini saling bertentangan satu sama lain.
Teori pertama mengatakan bahwa kita harus menjelaskan informasi dalam Alqur’an. Kita harus menjelaskan pengetahuan yang begitu menakjubkan tentang teologi, filosofi, hukum, agama, sejarah, ilmu pengetahuan, dan semuanya dijabarkan secara jelas di dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Darimana pengetahuan dan informasi ini berasal? Mereka mengatakan bahwa Nabi Muhammad S.A.W belajar dari seseorang tapi pada kenyataannya Nabi Muhammad S.A.W. adalah orang yang jujur dan dapat dipercaya. Jadi dengan kata lain, mereka harus mengatakan di satu sisi bahwa dia pembohong, namun mereka harus menjelaskan informasi yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Dalam teori kedua, mereka harus mengatakan bahwa dia berhalusinasi karena itulah satu-satunya cara mereka dapat menjelaskan kejujuran dan sifat dapat dipercayanya. Tapi tentu saja seseorang tidak dapat menjadi pembohong dan menderita sakit jiwa pada saat yang bersamaan, kalian hanya bisa memilih salah satunya, tapi mereka butuh keduanya untuk menjelaskan kehidupan nabi Muhammad.
Saya akan menjelaskannya lebih jauh. Jika anda sakit jiwa dan anda berpikir bahwa anda adalah utusan Tuhan, ketika seseorang bertanya pada anda, ketika anda berhadapan dengan masalah, anda tak berpikir “Oh, biarkan aku berpikir dan bertanya dulu pada orang yang memberiku informasi" entah itu seorang rabbi, pendeta, atau pengajar. Kalian tidak akan melakukannya karena kalian berpikir bahwa Tuhan akan mewahyukannya pada kalian. Jadi seorang yang berhalusinasi tidak akan mencari informasi dari tempat lain karena dia percaya bahwa Tuhan akan menjelaskannya pada mereka. Jadi disini kita melihat ketidakmungkinan dari kedua teori ini dalam waktu bersamaan.
Tentu saja cara untuk menyelesaikan teori yang berkonflik ini adalah bahwa informasi dari Alqur’an yang berhubungan dengan teologi, filosofi, sejarah, dan ilmu pengetahuan, dan lain-lain ada karena pengetahuan ini berasal dari Tuhan. Dan kejujuran dan sifat terpercaya Nabi Muhammad ada karena dia memang utusan Tuhan. Faktanya, inilah cara yang paling masuk akal untuk menyelesaikan kedua teori yang bertentangan ini Yaitu dengan menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad memang benar-benar utusan Tuhan.
Sekarang saya hanya ingin menggunakan tiga kejadian dalam kehidupan nabi Muhammad untuk membuktikannya. Tentu saja ada begitu banyak kejadian yang dapat kita gunakan untuk membuktikannya, bahkan saya menganjurkan anda untuk membaca sejarah kehidupan nabi Muhammad yang dapat dipercaya dan ditulis oleh seorang muslim. Saya yakin jika anda bersikap jujur dan tulus pada diri anda sendiri, maka anda akan percaya bahwa Muhammad S.A.W. benar-benar utusan Tuhan.
Saya ingin mengambil beberapa contoh. Contoh pertama yang ingin saya ambil adalah pada awal-awal masa Islam, ketika Nabi Muhammad mulai berdakwah. Dan pemimpin dari orang Arab Pagan (orang Arab penyembah berhala) mulai menyadari bahwa Nabi Muhammad akan terus berdakwah, bahkan makin banyak orang-orang yang menjadi muslim dari kalangan budak, wanita, dan kaum miskin karena merekalah orang-orang yang paling tertindas dalam kehidupan masyarakat Arab Pagan.
Jadi paman Nabi Muhammad yaitu Abu Jahal mulai melihat bahwa Islam mempunyai potensi untuk merusak keseluruhan struktur sosial dan status quo mereka. Jadi dia memberi penawaran kepada Nabi Muhammad. Dia berkata, “Jika kau ingin menjadi raja kami, jika yang kau inginkan dengan memanggil orang-orang ke dalam agama Islam adalah untuk menjadi raja kami, maka kami akan menjadikanmu raja kami. Jika yang kau inginkan adalah uang, dengan begitu kami akan membuatmu menjadi orang terkaya di antara kami. Jika kau menginginkan wanita, siapapun wanita cantik yang anda inginkan dari suku Quraisy akan kami nikahkan denganmu. Dan jika kau menderita suatu penyakit jiwa dimana kau merasa ada roh yang merasukimu, maka kami akan memberikanmu berapapun uang yang dibutuhkan dan melakukan apapun yang kami bisa hingga kau sembuh dari penyakit ini."
Jadi jika kita memikirkan tentang tawaran ini, setiap tawaran yang bersifat duniawi ditawarkan disana. Jika Nabi Muhammad termotivasi oleh segala keinginan duniawi atau hasrat duniawi, pastinya dia telah menerima tawaran mereka dan merasa puas. Tapi apa jawaban Nabi Muhammad S.A.W.? Dalam salah satu buku sirat rasul disebutkan, “Wahai pamanku, jika kau memberikan matahari di tanganku dan bulan di tangan yang lainnya, aku tidak akan berhenti menyerukan pesan ini (menyerukan orang-orang ke dalam Islam).” Atau di lain waktu, dia berkata kepada pamannya, “Aku tidak dapat berhenti menyerukan pesan dalam agama ini, meskipun jika harus membawa obor ke matahari dan menyalakannya.” Jadi jelas, Nabi Muhammad tidak termotivasi oleh hasrat duniawi.
Dan sekali lagi kita harus mengajukan pertanyaan, apakah ini kelakuan seorang pendusta? Apakah ini kelakuan dari seorang yang sakit jiwa?
Dan kejadian lain yang ingin kami kisahkan adalah ketika Nabi Muhammad S.A.W. secara terang-terangan mulai memanggil orang-orang untuk masuk Islam. Sebuah hal yang luar biasa terjadi ketika dia berdiri di puncak sebuah bukit di Mekkah yang disebut bukit Saffar. Pada masa itu, bukit Saffar adalah tempat dimana seseorang akan pergi dan berdiri di puncak bukit ini dan berseru kepada orang-orang jika Mekkah sedang diserang, untuk memberi peringatan bahwa kota Mekkah dalam keadaan bahaya. Jadi Nabi Muhammad pergi ke puncak bukit ini dan mulai berseru memanggil orang-orang. Sehingga banyak yang datang, orang-orang dari setiap suku datang, dan jika pemimpin suatu suku tidak datang, maka mereka akan mengirim perwakilan.
Jadi ketika orang-orang telah berkumpul di hadapannya, Nabi Muhammad mulai menyebutkan nama suku-suku yang ada di Mekkah satu per satu “Wahai suku A dan B, wahai suku C dan D” memanggil setiap suku dan kemudian dia berkata “Aku telah datang untuk memperingatkanmu dari hukuman Tuhan yang sangat buruk.” Ketika salah satu paman Nabi Muhammad yang bernama Abu Lahab mendengarnya, dia mulai menghina Nabi, dia mencela Nabi Muhammad “Hai Muhammad, semoga wajahmu tertimbun pasir, inikah alasanmu membuang-buang waktu kami? Kami seharusnya telah mendapat uang di pasar dan kau membuang-buang waktu kami untuk mendengarkan ocehanmu ini?” Dan pada saat itu, sebuah ayat Al-Qur’an turun, yang berbunyi “Tabbat yada abi lahabiw watab...” makna dari ayat ini jika diterjemahkan adalah “Kalian, wahai Abu Lahab dan istrimu, kalian berdua akan berada dalam api neraka karena kalian kafir.”
Abu Lahab adalah seseorang yang tidak menyetujui apapun yang nabi Muhammad S.A.W. katakan. Bahkan, ketika nabi Muhammad S.A.W. mencoba menyerukan orang-orang agar masuk Islam, Abu Lahab sering mengikutinya dari belakang dan berkata “Muhammad adalah pembohong, orang ini mencoba menyesatkanmu, jangan dengarkan perkataannya, akankah kau meninggalkan agama leluhurmu hanya karena ocehan Muhammad?”
Jadi setiap kali Nabi Muhammad S.A.W. mencoba untuk memanggil orang-orang kepada keindahan agama Islam yang benar ini, maka Abu Lahab menentangnya. Padahal Abu Lahab dapat menghancurkan Islam hanya dengan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Kemudian dia dapat mengatakan “Aku seorang muslim sekarang, apa yang akan kau lakukan dengan ayat Al-Qur’an yang mengatakan aku akan mati dalam kekafiran dan berada dalam api neraka?” Nyatanya selama sepuluh tahun, ayat Alqur’an ini dan Abu Lahab hidup berdampingan tapi dia tidak pernah mengucapkan syahadat.
Akankah seorang pendusta bersikap seperti itu? Akankah seseorang yang mengarang-ngarang sesuatu dengan tipu muslihatnya mulai menyebarkan kebohongan dengan risiko yang begitu besar? Seseorang yang berbohong dan menipu akan sangat berhati-hati ketika memanipulasi sesuatu, tapi ayat dari Al-Qur’an ini menunjukkan kejujuran yang penuh, ketulusan hati yang penuh, dan kebenaran dari pesan Islam, yaitu untuk beriman kepada Allah dan Rasulnya atau kalian akan menerima azab dari Allah. Ketika Abu Lahab memprotes dan mulai menghina, maka ayat ini datang dari Allah kepada Nabi Muhammad. Jika anda seorang yang licik, berbohong, serta menipu orang, saya rasa anda tidak akan melakukan hal ini, karena Abu Lahab bisa saja berpura-pura masuk Islam untuk mematahkan kebenaran ayat Al-Qur'an tersebut.
Jadi ketika kita melihat kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad, kita tidak melihat karakteristik seorang penipu dan seorang pembohong, tapi ketika kita meneliti Al-Qur’an, maka terkandung begitu banyak ilmu pengetahuan, terkandung informasi-informasi yang menakjubkan, dan bahkan beberapa darinya adalah hal-hal ilmiah yang baru saja ditemukan pada abad ini.
Sekarang ada satu lagi kejadian yang ingin saya sampaikan yang merupakan bukti yang kuat bahwa Nabi Muhammad pasti seorang utusan Allah. Dan ini terjadi beberapa tahun berikutnya ketika beliau berada di Madinah.
Nabi Muhammad S.A.W ingin mempunyai anak dan akhirnya dia dianugerahi seorang anak yang rupawan yang diberi nama Ibrahim. Tapi ketika Ibrahim baru berumur enam bulan, bayi ini meninggal di pelukan Nabi Muhammad. Pada hari yang sama, ada gerhana matahari terjadi. Bayangkanlah, anak Nabi Muhammad meninggal dan pada hari yang sama terjadi gerhana matahari.
Dan saya yakin, kemungkinan sebagian orang pada saat ini akan mengatakan “Sudah cukup untukku, jika ada gerhana matahari bersamaan dengan meninggalnya si anak, dia pastinya rasul Tuhan.” Dan ini memang suatu bukti.
Bahkan pada hari itu, ketika orang-orang masih sangat percaya pada hal supernatural, mereka mulai berlari dari rumah-rumah mereka ketika mendengar bahwa anak Nabi Muhammad telah wafat sedangkan sekarang mereka menyaksikan gerhana matahari. Mereka berkata “Lihatlah, bahkan matahari menjadi gelap karena kematian anak Nabi Muhammad.”
Sekarang bayangkan, jika anda telah menghabiskan sekian tahun berbohong kepada orang-orang, mencoba menipu mereka dengan nama Agama Islam, anda akan mengatakan, “Lihatlah, sudah kubilang pada kalian, ini adalah bukti dari Tuhan” dan jika anda sakit jiwa anda akan mengatakan “Ya, inilah tanda dari Tuhan untuk menunjukkan bahwa aku adalah utusan-Nya.” Tapi apa yang Nabi Muhammad lakukan? Dia malah berkata pada mereka, “Ini hanyalah matahari dan bulan. Mereka terjadi karena kehendak Allah, proses alami yang telah Allah ciptakan. Gerhana matahari atau gerhana bulan tidak terjadi karena kematian atau kelahiran dari siapapun, jadi ketika kalian melihat ini, berdoalah pada Tuhan kalian.”
Apakah ini kata-kata dari orang yang sakit jiwa? Apakah ini kata-kata seorang pembohong? Tentu tidak, karena inilah kata-kata dari orang yang benar-benar sepenuhnya jujur, seorang utusan terakhir yang juga merupakan rasul penutup dari Tuhan, yang membawa petunjuk bagi umat manusia hingga hari kiamat.
Dan dari tulisan ini, semoga anda dapat meneliti dan membaca Al-Qur’an, belajar tentang kehidupan Nabi Muhammad, bersikap jujur, maka kami yakin bahwa anda akan menerima kenyataan bahwa tidak ada yang patut disembah kecuali Allah Sang Pencipta dan Nabi Muhammad S.A.W. adalah Rasul penutup dan terakhir dari Allah. Semoga rahmat Allah dilimpahkan pada anda dan semoga Dia menuntun kita ke dalam agama kebenaran.
Apakah Muhammad S.A.W. Benar-benar Seorang Rasul? Part 1
Apakah Muhammad S.A.W. Benar-benar Seorang Rasul? Part 2
Alhamdulillahirabbilalamin Allahumma shalli ala Muhammadin wa ala alihi wa shahbihi wa sallam
Salah satu cara kita bisa mengetes kebenaran dari orang yang mengaku mendapatkan wahyu dari Tuhan adalah dengan menganalisis kehidupan seseorang yang mengaku menerima wahyu itu, dimana dalam kasus ini kita akan meneliti kehidupan Nabi Muhammad S.A.W.
Ada tiga varian kemungkinan dalam kasus ini:
Kemungkinan pertama adalah orang tersebut pembohong, dia tahu bahwa dirinya tidak menerima wahyu dari Tuhan dan dia sengaja menipu orang. Dengan jelas sifat ini seiring berjalannya waktu akan terlihat oleh orang lain dan juga ada beberapa hal yang harus dia lakukan untuk menutupi penipuannya. Kita akan menganalisis masalah ini nanti.
Kemungkinan kedua adalah orang ini bukan pembohong, orang ini jujur dan benar-benar percaya bahwa dia menerima wahyu dari Tuhan, tapi dia berhalusinasi. Dia mungkin menderita semacam penyakit kejiwaan, mungkin dia hanya berhalusinasi, tapi orang itu dengan jujur dan benar-benar percaya bahwa dia adalah utusan Tuhan, dia tidak berbohong, tidak menipu, dan dia sepenuhnya percaya bahwa dia adalah utusan Tuhan. Dan orang semacam ini juga akan terlihat kepribadian yang sebenarnya seiring berjalannya waktu.
Dan kemungkinan ketiga adalah tentu saja orang itu mengatakan kebenaran, orang itu memang benar-benar menerima wahyu dari Tuhan.
Kita akan meneliti kehidupan Nabi Muhammad S.A.W. kemudian selanjutnya kita akan mulai membahas argumen-argumen para musuh Islam tentang Nabi Muhammad. Menjadi musuh dari Islam, tentu saja mereka tidak menerima Muhammad S.A.W. sebagai seorang Rasul, jadi mereka harus mencari penjelasan yang lain mengapa Islam menjadi demikian adanya, bagaimana informasi dalam Alqur'an menjadi demikian adanya, bagaimana kita menjelaskan perilaku, kehidupan, ajaran Nabi Muhammad, dan Islam.
Dan orang yang pertama menentang Islam adalah John dari Damaskus. John dari Damaskus adalah seorang biarawan yang pertama kali menulis serangan kepada Nabi Muhammad. Tentu saja dalam kehidupan Nabi Muhammad dia mengalami banyak serangan, banyak cercaan, banyak makian oleh suku Quraisy tapi inilah serangan dalam bentuk tulisan yang pertama diterima Nabi Muhammad, bahkan tulisan John dari Damaskus ini masih ada sampai sekarang.
John dari Damaskus menyatakan bahwa Nabi Muhammad hanya mengarang Islam, dia seorang pembohong, dan untuk menjelaskan informasi yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur'an, John dari Damaskus mengatakan bahwa Nabi Muhammad mendapatkannya dari pendeta-pendeta yang ahli dalam bidang sejarah dan sekte Kristen tertentu. Dia menuduh informasi dalam Al-Qur'an berasal dari manusia lain yang berpengetahuan agama. Jadi inilah teori John dari Damaskus
Namun, beberapa penulis modern telah melakukan pendekatan yang sama tapi mereka mengemukakan teori pertengahan yang kita sebut dengan "teori garis perak". Mereka mengatakan bahwa Muhammad S.A.W.-lah yang mengarang-ngarang Islam tapi tujuannya baik. Dia mengarangnya karena kaumnya sedang dalam kondisi buruk dan dia ingin melakukan perubahan terhadap kondisi itu, jadi dia memutuskan bahwa menyembah Tuhan yang hanya satu dan membuang penyembahan dewa-dewa adalah cara terbaik untuk melakukan perubahan.
Tapi hal ini masih meninggalkan pertanyaan tentang bagaimana mungkin Muhammad S.A.W. mendapatkan informasi yang terkandung dalam Alquran dan ajaran Nabi Muhammad. Hal ini masih menyisakan dalil bahwa dia pasti berbohong, dia pasti mengarangnya, dia pasti mendapatkan informasi ini dari suatu tempat. Jadi ini teori yang dikemukakan oleh beberapa penulis dan mereka jelas tidak menerima Nabi Muhammad sebagai utusan Tuhan.
Penulis lainnya melakukan pendekatan yang berbeda. Mereka menyelidiki kehidupan Nabi Muhammad dan mereka mengatakan bahwa segala yang dapat kita lihat tentang Nabi Muhammad dari karakternya, dari kepribadiannya, dari cara dia bersikap, yang dia tunjukkan kepada istrinya, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang di sekitarnya, menunjukkan bahwa orang ini benar-benar percaya bahwa dia adalah utusan Tuhan karena dia tidak berperilaku dan tidak memiliki sifat layaknya seorang penipu.
Bahkan, dia dikenal di kalangan kaumnya karena sifat terpercaya dan kejujurannya. Bahkan julukan yang diberikan orang-orang Pagan Arab (Orang-orang Arab penyembah berhala) sebelum dia mengakui kenabiannya adalah Al-Amin yang berarti orang yang jujur dan dapat dipercaya. Dan karakteristik ini terus ditunjukkan Nabi Muhammad sepanjang hidupnya. Kita tidak menemukan kepribadian ganda atau tipu daya dalam kepribadiannya. Jadi mereka mengatakan “Tidak mungkin Nabi Muhammad seorang pembohong, dengan begitu kami percaya bahwa dia berhalusinasi, dia menderita penyakit jiwa yang membuatnya percaya bahwa dia adalah seorang nabi, tapi dia adalah seorang yang jujur meskipun penyakit jiwanya membuat dia percaya seakan-akan dia adalah rasul Tuhan.” Itulah yang mereka klaim, dengan begitu mereka berpendapat bahwa Nabi Muhammad menderita semacam penyakit jiwa.
Sekarang, yang membuatnya menarik adalah ketika kita membawa kedua penjelasan ini dalam kehidupan nabi Muhammad, maka kita akan menemukan masalah. Dan masalahnya adalah ketika kita membandingkannya satu sama lain, sebenarnya kedua teori ini saling bertentangan satu sama lain.
Teori pertama mengatakan bahwa kita harus menjelaskan informasi dalam Alqur’an. Kita harus menjelaskan pengetahuan yang begitu menakjubkan tentang teologi, filosofi, hukum, agama, sejarah, ilmu pengetahuan, dan semuanya dijabarkan secara jelas di dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Darimana pengetahuan dan informasi ini berasal? Mereka mengatakan bahwa Nabi Muhammad S.A.W belajar dari seseorang tapi pada kenyataannya Nabi Muhammad S.A.W. adalah orang yang jujur dan dapat dipercaya. Jadi dengan kata lain, mereka harus mengatakan di satu sisi bahwa dia pembohong, namun mereka harus menjelaskan informasi yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Dalam teori kedua, mereka harus mengatakan bahwa dia berhalusinasi karena itulah satu-satunya cara mereka dapat menjelaskan kejujuran dan sifat dapat dipercayanya. Tapi tentu saja seseorang tidak dapat menjadi pembohong dan menderita sakit jiwa pada saat yang bersamaan, kalian hanya bisa memilih salah satunya, tapi mereka butuh keduanya untuk menjelaskan kehidupan nabi Muhammad.
Saya akan menjelaskannya lebih jauh. Jika anda sakit jiwa dan anda berpikir bahwa anda adalah utusan Tuhan, ketika seseorang bertanya pada anda, ketika anda berhadapan dengan masalah, anda tak berpikir “Oh, biarkan aku berpikir dan bertanya dulu pada orang yang memberiku informasi" entah itu seorang rabbi, pendeta, atau pengajar. Kalian tidak akan melakukannya karena kalian berpikir bahwa Tuhan akan mewahyukannya pada kalian. Jadi seorang yang berhalusinasi tidak akan mencari informasi dari tempat lain karena dia percaya bahwa Tuhan akan menjelaskannya pada mereka. Jadi disini kita melihat ketidakmungkinan dari kedua teori ini dalam waktu bersamaan.
Tentu saja cara untuk menyelesaikan teori yang berkonflik ini adalah bahwa informasi dari Alqur’an yang berhubungan dengan teologi, filosofi, sejarah, dan ilmu pengetahuan, dan lain-lain ada karena pengetahuan ini berasal dari Tuhan. Dan kejujuran dan sifat terpercaya Nabi Muhammad ada karena dia memang utusan Tuhan. Faktanya, inilah cara yang paling masuk akal untuk menyelesaikan kedua teori yang bertentangan ini Yaitu dengan menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad memang benar-benar utusan Tuhan.
Sekarang saya hanya ingin menggunakan tiga kejadian dalam kehidupan nabi Muhammad untuk membuktikannya. Tentu saja ada begitu banyak kejadian yang dapat kita gunakan untuk membuktikannya, bahkan saya menganjurkan anda untuk membaca sejarah kehidupan nabi Muhammad yang dapat dipercaya dan ditulis oleh seorang muslim. Saya yakin jika anda bersikap jujur dan tulus pada diri anda sendiri, maka anda akan percaya bahwa Muhammad S.A.W. benar-benar utusan Tuhan.
Saya ingin mengambil beberapa contoh. Contoh pertama yang ingin saya ambil adalah pada awal-awal masa Islam, ketika Nabi Muhammad mulai berdakwah. Dan pemimpin dari orang Arab Pagan (orang Arab penyembah berhala) mulai menyadari bahwa Nabi Muhammad akan terus berdakwah, bahkan makin banyak orang-orang yang menjadi muslim dari kalangan budak, wanita, dan kaum miskin karena merekalah orang-orang yang paling tertindas dalam kehidupan masyarakat Arab Pagan.
Jadi paman Nabi Muhammad yaitu Abu Jahal mulai melihat bahwa Islam mempunyai potensi untuk merusak keseluruhan struktur sosial dan status quo mereka. Jadi dia memberi penawaran kepada Nabi Muhammad. Dia berkata, “Jika kau ingin menjadi raja kami, jika yang kau inginkan dengan memanggil orang-orang ke dalam agama Islam adalah untuk menjadi raja kami, maka kami akan menjadikanmu raja kami. Jika yang kau inginkan adalah uang, dengan begitu kami akan membuatmu menjadi orang terkaya di antara kami. Jika kau menginginkan wanita, siapapun wanita cantik yang anda inginkan dari suku Quraisy akan kami nikahkan denganmu. Dan jika kau menderita suatu penyakit jiwa dimana kau merasa ada roh yang merasukimu, maka kami akan memberikanmu berapapun uang yang dibutuhkan dan melakukan apapun yang kami bisa hingga kau sembuh dari penyakit ini."
Jadi jika kita memikirkan tentang tawaran ini, setiap tawaran yang bersifat duniawi ditawarkan disana. Jika Nabi Muhammad termotivasi oleh segala keinginan duniawi atau hasrat duniawi, pastinya dia telah menerima tawaran mereka dan merasa puas. Tapi apa jawaban Nabi Muhammad S.A.W.? Dalam salah satu buku sirat rasul disebutkan, “Wahai pamanku, jika kau memberikan matahari di tanganku dan bulan di tangan yang lainnya, aku tidak akan berhenti menyerukan pesan ini (menyerukan orang-orang ke dalam Islam).” Atau di lain waktu, dia berkata kepada pamannya, “Aku tidak dapat berhenti menyerukan pesan dalam agama ini, meskipun jika harus membawa obor ke matahari dan menyalakannya.” Jadi jelas, Nabi Muhammad tidak termotivasi oleh hasrat duniawi.
Dan sekali lagi kita harus mengajukan pertanyaan, apakah ini kelakuan seorang pendusta? Apakah ini kelakuan dari seorang yang sakit jiwa?
Dan kejadian lain yang ingin kami kisahkan adalah ketika Nabi Muhammad S.A.W. secara terang-terangan mulai memanggil orang-orang untuk masuk Islam. Sebuah hal yang luar biasa terjadi ketika dia berdiri di puncak sebuah bukit di Mekkah yang disebut bukit Saffar. Pada masa itu, bukit Saffar adalah tempat dimana seseorang akan pergi dan berdiri di puncak bukit ini dan berseru kepada orang-orang jika Mekkah sedang diserang, untuk memberi peringatan bahwa kota Mekkah dalam keadaan bahaya. Jadi Nabi Muhammad pergi ke puncak bukit ini dan mulai berseru memanggil orang-orang. Sehingga banyak yang datang, orang-orang dari setiap suku datang, dan jika pemimpin suatu suku tidak datang, maka mereka akan mengirim perwakilan.
Jadi ketika orang-orang telah berkumpul di hadapannya, Nabi Muhammad mulai menyebutkan nama suku-suku yang ada di Mekkah satu per satu “Wahai suku A dan B, wahai suku C dan D” memanggil setiap suku dan kemudian dia berkata “Aku telah datang untuk memperingatkanmu dari hukuman Tuhan yang sangat buruk.” Ketika salah satu paman Nabi Muhammad yang bernama Abu Lahab mendengarnya, dia mulai menghina Nabi, dia mencela Nabi Muhammad “Hai Muhammad, semoga wajahmu tertimbun pasir, inikah alasanmu membuang-buang waktu kami? Kami seharusnya telah mendapat uang di pasar dan kau membuang-buang waktu kami untuk mendengarkan ocehanmu ini?” Dan pada saat itu, sebuah ayat Al-Qur’an turun, yang berbunyi “Tabbat yada abi lahabiw watab...” makna dari ayat ini jika diterjemahkan adalah “Kalian, wahai Abu Lahab dan istrimu, kalian berdua akan berada dalam api neraka karena kalian kafir.”
Abu Lahab adalah seseorang yang tidak menyetujui apapun yang nabi Muhammad S.A.W. katakan. Bahkan, ketika nabi Muhammad S.A.W. mencoba menyerukan orang-orang agar masuk Islam, Abu Lahab sering mengikutinya dari belakang dan berkata “Muhammad adalah pembohong, orang ini mencoba menyesatkanmu, jangan dengarkan perkataannya, akankah kau meninggalkan agama leluhurmu hanya karena ocehan Muhammad?”
Jadi setiap kali Nabi Muhammad S.A.W. mencoba untuk memanggil orang-orang kepada keindahan agama Islam yang benar ini, maka Abu Lahab menentangnya. Padahal Abu Lahab dapat menghancurkan Islam hanya dengan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Kemudian dia dapat mengatakan “Aku seorang muslim sekarang, apa yang akan kau lakukan dengan ayat Al-Qur’an yang mengatakan aku akan mati dalam kekafiran dan berada dalam api neraka?” Nyatanya selama sepuluh tahun, ayat Alqur’an ini dan Abu Lahab hidup berdampingan tapi dia tidak pernah mengucapkan syahadat.
Akankah seorang pendusta bersikap seperti itu? Akankah seseorang yang mengarang-ngarang sesuatu dengan tipu muslihatnya mulai menyebarkan kebohongan dengan risiko yang begitu besar? Seseorang yang berbohong dan menipu akan sangat berhati-hati ketika memanipulasi sesuatu, tapi ayat dari Al-Qur’an ini menunjukkan kejujuran yang penuh, ketulusan hati yang penuh, dan kebenaran dari pesan Islam, yaitu untuk beriman kepada Allah dan Rasulnya atau kalian akan menerima azab dari Allah. Ketika Abu Lahab memprotes dan mulai menghina, maka ayat ini datang dari Allah kepada Nabi Muhammad. Jika anda seorang yang licik, berbohong, serta menipu orang, saya rasa anda tidak akan melakukan hal ini, karena Abu Lahab bisa saja berpura-pura masuk Islam untuk mematahkan kebenaran ayat Al-Qur'an tersebut.
Jadi ketika kita melihat kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad, kita tidak melihat karakteristik seorang penipu dan seorang pembohong, tapi ketika kita meneliti Al-Qur’an, maka terkandung begitu banyak ilmu pengetahuan, terkandung informasi-informasi yang menakjubkan, dan bahkan beberapa darinya adalah hal-hal ilmiah yang baru saja ditemukan pada abad ini.
Sekarang ada satu lagi kejadian yang ingin saya sampaikan yang merupakan bukti yang kuat bahwa Nabi Muhammad pasti seorang utusan Allah. Dan ini terjadi beberapa tahun berikutnya ketika beliau berada di Madinah.
Nabi Muhammad S.A.W ingin mempunyai anak dan akhirnya dia dianugerahi seorang anak yang rupawan yang diberi nama Ibrahim. Tapi ketika Ibrahim baru berumur enam bulan, bayi ini meninggal di pelukan Nabi Muhammad. Pada hari yang sama, ada gerhana matahari terjadi. Bayangkanlah, anak Nabi Muhammad meninggal dan pada hari yang sama terjadi gerhana matahari.
Dan saya yakin, kemungkinan sebagian orang pada saat ini akan mengatakan “Sudah cukup untukku, jika ada gerhana matahari bersamaan dengan meninggalnya si anak, dia pastinya rasul Tuhan.” Dan ini memang suatu bukti.
Bahkan pada hari itu, ketika orang-orang masih sangat percaya pada hal supernatural, mereka mulai berlari dari rumah-rumah mereka ketika mendengar bahwa anak Nabi Muhammad telah wafat sedangkan sekarang mereka menyaksikan gerhana matahari. Mereka berkata “Lihatlah, bahkan matahari menjadi gelap karena kematian anak Nabi Muhammad.”
Sekarang bayangkan, jika anda telah menghabiskan sekian tahun berbohong kepada orang-orang, mencoba menipu mereka dengan nama Agama Islam, anda akan mengatakan, “Lihatlah, sudah kubilang pada kalian, ini adalah bukti dari Tuhan” dan jika anda sakit jiwa anda akan mengatakan “Ya, inilah tanda dari Tuhan untuk menunjukkan bahwa aku adalah utusan-Nya.” Tapi apa yang Nabi Muhammad lakukan? Dia malah berkata pada mereka, “Ini hanyalah matahari dan bulan. Mereka terjadi karena kehendak Allah, proses alami yang telah Allah ciptakan. Gerhana matahari atau gerhana bulan tidak terjadi karena kematian atau kelahiran dari siapapun, jadi ketika kalian melihat ini, berdoalah pada Tuhan kalian.”
Apakah ini kata-kata dari orang yang sakit jiwa? Apakah ini kata-kata seorang pembohong? Tentu tidak, karena inilah kata-kata dari orang yang benar-benar sepenuhnya jujur, seorang utusan terakhir yang juga merupakan rasul penutup dari Tuhan, yang membawa petunjuk bagi umat manusia hingga hari kiamat.
Dan dari tulisan ini, semoga anda dapat meneliti dan membaca Al-Qur’an, belajar tentang kehidupan Nabi Muhammad, bersikap jujur, maka kami yakin bahwa anda akan menerima kenyataan bahwa tidak ada yang patut disembah kecuali Allah Sang Pencipta dan Nabi Muhammad S.A.W. adalah Rasul penutup dan terakhir dari Allah. Semoga rahmat Allah dilimpahkan pada anda dan semoga Dia menuntun kita ke dalam agama kebenaran.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar