Cahaya Nabi SAW

Bookmark and Share
Dan sesungguhnya haikal (fisik/jasad) Nabi Muhammad Saw. adalah terisi cahaya yang sangat agung dalam jiwanya serta memancar ke seluruh tubuhnya. Sehingga menjadikan beliau Saw. sebagai insan paling sempurna yang sangat anggun nan berwibawa dan sangat luar biasa keindahan dan ketampanannya. Bukan berarti cahaya beliau Saw. seperti lampu, sebagaimana dijelaskan dalam kitab al-Insan al-Kamil karya al-Muhaddits Prof. DR. as-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki halaman 22:

أن معنى كونه صلى الله عليه وسلم نورا أي أنه جسم مشع وهذا وهم أو سوء فهم فكأنه بهذا قد جعله صلى الله عليه وسلم مصباحا وسراجا "لمبة كهربائية" وهو صلى الله عليه وسلم أجل وأكرم وأرفع وأعظم من أن يكون كذلك نعم لا مانع عندنا من أنه صلى الله عليه وسلم قد يظهر منه ضوء محسوس كما يسطع من الأجسام المضيئة المشعة ولكن هذا لا يكون دائما وإنما يكون عند الحاجة

“Sesungguhnya mengartikan bahwa Nabi Muhammad Saw. sebagai nur yang jasadnya selalu mengeluarkan sinar adalah suatu pemahaman yang salah. Karena hal itu adalah menyamakan Nabi Muhammad Saw. seperti lampu listrik yang menyala. Padahal hakikatnya beliau Saw. sesungguhnya lebih agung, lebih mulia, lebih luhur dan lebih utama dari hal itu. Maka yang benar adalah bahwa Nabi Saw. dalam dirinya tersimpan nur (cahaya agung) yang terkadang keluar bersinar pada saat-saat tertentu.”

Pada halaman 19 dalam kitab yang sama, Abuya as-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Malikiy berkata:

ثبت أنه صلى الله عليه وسلم قد أعطي الحسن كله ولكن هذا الجمال النبوي متوج بأمرين عظيمين الأول الهيبة الجلالية والثاني النور الضيائي ولذلك لم يفتتن به من يراه بخلاف يوسف عليه السلام فإنه مع كونه أعطي نصف الحسن إلا أنه لما رآه النسوة قطعن أيديهن وقلن حاش لله ما هذا بشرا إن هذا إلا ملك كريم

“Sesungguhnya telah ditetapkan dalam riwayat hadits bahwa Nabi Saw. telah dianugerahi Allah Swt. ketampanan wajah yang paling sempurna. Namun ketampanan beliau Saw. diliputi dua hal yang agung:
1. Kewibawaan yang sangat agung.
2. Cahaya yang bersinar kemilauan.

Itulah sebabnya tidak menjadikan fitnah yang mencelakakan bagi orang yang melihat Nabi Saw. Berbeda dengan Nabi Yusuf As. yang dianugerahi Allah Swt. separuh dari ketampanan Nabi Saw. (Yang tidak diliputi haibah/kewibawaan sebagaimana Nabi Saw.), sehingga menjadikan para wanita yang melihat Nabi Yusuf As. terpikat sampai mereka tak terasa mengiris-iris tangannya sendiri dengan pisau dan berkata: “Maha Suci Allah, sungguh ini bukanlah manusia biasa, tetapi malaikat yang sangat agung.”


{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar