Air Mata Cinta Nabi SAW Di Padang Masyhar

Bookmark and Share
Dari Utsman bin Affan bin Dahaak bin Muzahim dari Abbas ra, bapak saudara Rasulullah SAW dari Rasulullah SAW telah bersabda, yang artinya:

“Aku adalah orang (manusia) yang paling awal dibangkitkan dari kubur (bumi) pada hari kiamat yang tiada kebanggaan. Bagiku ada syafaat pada hari kiamat yang tiada kemegahan. Bendera pujian di tanganku dan nabi-nabi keseluruhannya berada di bawah benderaku. Umatku adalah umat yang terbaik. Mereka adalah umat yang pertama dihisab sebelum umat yang lain. Ketika mereka bangkit dari kubur, mereka akan mengibas (membuang) tanah yang ada di atas kepala mereka. Mereka semua akan berkata: “Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad itu Rasulullah. Inilah yang telah dijanjikan oleh Allah Ta’ala serta dibenarkan oleh para rasul.”

Ibnu Abbas ra berkata: “Orang yang pertama dibangkitkan dari kubur di hari kiamat ialah Muhammad SAW. Jibril as akan datang kepadanya bersama seekor Buraq. Israfil pula datang dengan membawa bersama bendera dan mahkota. Izrail pula datang dengan membawa bersamanya pakaian-pakaian surga.” 

Jibril as akan menyeru: “Wahai dunia! Di mana kubur Muhammad SAW?” 

Bumi akan berkata: “Sesungguhnya, Tuhanku telah menjadikan aku hancur. Telah hilang segala lingkaran, tanda dan gunung-gunungku. Aku tidak tahu dimana kubur Muhammad SAW.” 

Rasulullah SAW bersabda: “Lalu diangkatkan tiang-tiang dari cahaya dari kubur Nabi Muhammad SAW ke awan langit. Maka, empat malaikat berada di atas kubur.” 

Israfil bersuara: “Wahai ruh yang baik! Kembalilah ke tubuh yang baik!” 

Maka, kubur terbelah dua. Pada seruan yang kedua pula, kubur mula terbongkar. Pada seruan yang ketiga, ketika Rasulullah SAW berdiri, baginda SAW telah membuang tanah di atas kepala dan janggut baginda SAW. Baginda SAW melihat kanan dan kiri. Baginda SAW dapati, tiada lagi bangunan. Baginda SAW menangis sehingga mengalir air matanya ke pipi. 

Jibril as berkata kepadanya: “Bangun wahai Muhammad! Sesungguhnya kamu di sisi Allah Ta’ala di tempat yang luas.” 

Baginda SAW bertanya, “Kekasihku Jibril! Hari apakah ini?” 

Jibril as menjawab: “Wahai Muhammad! Janganlah kamu takut! Inilah hari kiamat. Inilah hari kerugian dan penyesalan. Inilah hari pembentangan Allah Ta'ala.”

Baginda SAW bersabda: “Kekasihku Jibril! Gembirakanlah aku!” 

Jibril as berkata: “Apakah yang kamu lihat di hadapanmu?”

Baginda SAW bersabda: “Bukan seperti itu pertanyaanku.” 

Jibril as berkata: “Adakah kamu tidak melihat bendera pujian yang terpasang di atasmu?” 

Baginda SAW bersabda: “Bukan itu maksud pertanyaanku. Aku bertanya kepadamu akan umatku. Di mana perjanjian mereka?” 

Jibril as berkata: “Demi keagungan Tuhanku! Tidak akan terbongkar oleh bumi daripada manusia, sebelummu?” 

Baginda SAW bersabda: “Niscaya akan, kuatlah pertolongan pada hari ini. Aku akan mensyafaatkan umatku.” 

Jibril as berkata kepada baginda SAW: “Tunggangilah Buraq ini wahai Muhammad SAW dan pergilah ke hadapan Tuhanmu!” 

Jibril as datang bersama Buraq ke arah Nabi Muhammad SAW. Buraq mencoba meronta-ronta. Jibril as berkata kepadanya: “Wahai Buraq! Adakah kamu tidak malu dengan makhluk yang paling baik yang diciptakan oleh Allah Ta’ala? Sudahkah Allah Ta’ala perintahkan kepadamu agar mentaatinya?” 

Buraq berkata: “Aku tahu semua itu. Akan tetapi, aku ingin dia mensyafaatiku agar memasuki surga sebelum dia menunggangiku. Sesungguhnya, Allah Ta’ala akan datang pada hari ini di dalam keadaan marah. Keadaan yang belum pernah terjadi sebelum ini.” 

Baginda SAW bersabda kepada Buraq: “Ya! Sekiranya kamu berhajatkan syafaatku, niscaya aku memberi syafaat kepadamu.” 

Setelah berpuas hati, Buraq membolehkan baginda SAW menungganginya lalu dia melangkah. Setiap langkah Buraq sejauh pandangan mata. Apabila Nabi Muhammad SAW berada di Baitul Maqdis di atas bumi dari perak yang putih, malaikat Israfil as menyeru: “Wahai tubuh-tubuh yang telah hancur, tulang-tulang yang telah rapuh, rambut-rambut yang bertaburan dan urat-urat yang terputus-putus! Bangkitlah kamu dari perut burung, dari perut binatang buas, dari dasar laut dan dari perut bumi ke perhimpunan Tuhan yang Maha Perkasa. 

Ruh-ruh telah diletakkan di dalam tanduk atau sangkakala. Di dalamnya ada beberapa tingkat dengan bilangan ruh makhluk. Setiap ruh, akan didudukkan berada di dalam tingkat. Langit di atas bumi akan menurunkan hujan dari lautan kehidupan akan air yang sangat pekat seperti air mani lelaki. Daripadanya, terbentuklah tulang-tulang. Urat-urat memanjang. Daging kulit dan bulu akan tumbuh. Sebagian mereka akan kekal ke atas sebagian tubuh tanpa ruh. 

Allah Taala berfirman: “Wahai Israfil! Tiup tanduk atau sangkakala tersebut dan hidupkan mereka dengan izinKu akan penghuni kubur. Sebagian mereka adalah golongan yang gembira dan suka. Sebagian dari mereka adalah golongan yang celaka dan menderita.” 

Malaikat Israfil as menjerit: “Wahai ruh-ruh yang telah hancur! Kembalilah kamu kepada tubuh-tubuh mu. Bangkitlah kamu untuk dikumpulkan di hadapan Tuhan semesta alam.” 

Allah Taala berfirman: “Demi keagungan dan ketinggianKu! Aku kembalikan setiap ruh pada tubuh-tubuhnya!” 

Apabila ruh-ruh mendengar sumpah Allah Ta’ala, ruh-ruh pun keluar untuk mencari jasad mereka. Maka, kembalilah ruh pada jasadnya. Bumi terbongkar dan mengeluarkan jasad-jasad mereka. Apabila semuanya ada, masing-masing melihat. 

Nabi SAW duduk di padang pasir Baitul Maqdis, melihat makhluk-makhluk. Mereka berdiri seperti belalang yang berterbangan. 70 umat berdiri. Umat Nabi Muhammad SAW merupakan satu umat (kelompok). Nabi SAW berhenti memperhatikan ke arah mereka. Mereka seperti gelombang lautan. 

Jibril as menyeru: “Wahai sekalian makhluk, datanglah kamu semua ke tempat perhimpunan yang telah disediakan oleh Allah Ta’ala.” 

Umat-umat datang di dalam keadaan satu-satu kelompok. Setiap kali Nabi Muhammad SAW berjumpa satu umat, baginda SAW akan bertanya: “Di mana umatku?” 

Jibril as berkata: “Wahai Muhammad! Umatmu adalah umat yang terakhir.” 

Apabila nabi Isa as datang, Jibril as menyeru: Tempatmu!” Maka nabi Isa as dan Jibril as menangis. 

Nabi Muhammad SAW berkata: “Mengapa kamu berdua menangis.”

Jibril as berkata: “Bagaimana keadaan umatmu, Muhammad?” 

Nabi Muhammad bertanya: “Di mana umatku?”

Jibril as berkata: “Mereka semua telah datang. Mereka berjalan lambat dan perlahan.”

Apabila mendengar cerita demikian, Nabi Muhammad SAW menangis lalu bertanya: “Wahai Jibril! Bagaimana keadaan umatku yang berbuat dosa?” 

Jibril as berkata: “Lihatlah mereka wahai Muhammad SAW!” 

Apabila Nabi Muhammad SAW melihat mereka, mereka gembira dan mengucapkan shalawat kepada baginda SAW dengan apa yang telah Allah Ta’ala memuliakannya. Mereka gembira karena dapat bertemu dengan baginda SAW. Baginda SAW juga gembira terhadap mereka. Nabi Muhammad SAW bertemu umatnya yang berdosa. Mereka menangis serta memikul beban di atas belakang mereka sambil menyeru: “Wahai Muhammad!” 

Air mata mereka mengalir di pipi. Orang-orang zalim memikul kezaliman mereka. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Wahai umatku.” Mereka berkumpul di sisinya. Umat-umatnya menangis. 

Ketika mereka di dalam keadaan demikian, terdengar dari arah Allah Ta’ala seruan yang menyeru: “Di mana Jibril?”

Jibril as berkata: “Jibril di hadapan Allah, Tuhan semesta alam.” 

Allah Ta’ala berfirman di dalam keadaan Dia amat mengetahui sesuatu yang tersembunyi: “Di mana umat Muhammad SAW?” 

Jibril as berkata: “Mereka adalah sebaik umat.” 

Allah Ta’ala berfirman: “Wahai Jibril! Katakanlah kepada kekasihKu Muhammad SAW bahwa umatnya akan datang untuk dihadapkan di hadapanKu.” 

Jibril as kembali di dalam keadaan menangis lalu berkata: “Wahai Muhammad! Umatmu telah datang untuk dihadapkan kepada Allah Taala.” 

Nabi Muhammad SAW berpaling ke arah umatnya lalu berkata: “Sesungguhnya kamu telah dipanggil untuk dihadapkan kepada Allah Taala.” 

Orang-orang yang berdosa menangis karena terkejut dan takut akan azab Allah Ta’ala. Nabi Muhammad SAW memimpin mereka sebagaimana penggembala memimpin ternaknya menuju di hadapan Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman: “Wahai hambaKu! Dengarkanlah kamu baik-baik kepadaKu tuduhan apa-apa yang telah diperdengarkan bagi kamu dan kamu semua melakukan dosa!” 

Hamba-hamba Allah Ta’ala terdiam. Allah Ta’ala berfirman: “Hari ini, Kami akan membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan. Hari ini, Aku akan memuliakan siapa yang mentaatiKu. Dan, Aku akan mengazab siapa yang durhaka terhadapKu. Wahai Jibril! Pergi ke arah Malik, penjaga neraka! Katakanlah kepadanya, bawakan Jahanam!” 

Jibril pergi berjumpa Malik, penjaga neraka lalu berkata: “Wahai Malik! Allah Ta’ala telah memerintahkanmu agar membawa Jahanam.” 

Malik bertanya: “Apakah hari ini?” 

Jibril menjawab: “Hari ini adalah hari kiamat. Hari yang telah ditetapkan untuk membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan.” 

Malik berkata: “Wahai Jibril! Adakah Allah Ta’ala telah mengumpulkan makhluk?” 

Jibril menjawab: “Ya!” 

Malik bertanya: “Di mana Muhammad dan umatnya?”

Jibril berkata: “Di hadapan Allah Ta’ala!” 

Malik bertanya lagi: “Bagaimana mereka mampu menahan kesabaran terhadap panasnya nyala Jahanam apabila mereka melintasinya sedangkan mereka semua adalah umat yang lemah?” 

Jibril berkata: “Aku tidak tahu!” 

Malik menjerit ke arah neraka dengan sekali jeritan yang menggerunkan. Neraka berdiri di atas tiang-tiangnya. Neraka mempunyai tiang-tiang yang keras, kuat dan panjang. Api dinyalakan sehingga tiada kekal mata seorang dari makhluk melainkan bercucuran air mata mereka (semuanya menangis). 

Air mata sudah terhenti manakala air mata darah manusia mengambil alih. Anak-anak mula beruban rambut. Ibu-ibu yang memikul anaknya mencampakkan mereka. Manusia kelihatan mabuk padahal mereka sebenarnya tidak mabuk. 

Rasulullah SAW Membela Umatnya

Di padang mahsyar orang yang pertama berusaha ialah nabi Ibrahim as. Baginda bergantung dengan asap Arsy yang naik lalu menyeru: “TuhanKu dan Penguasaku! Aku adalah khalilMu Ibrahim. Kasihanilah kedudukanku pada hari ini! Aku tidak meminta kejayaan Ishak dan anakku pada hari ini.” 

Allah Ta’ala berfirman: “Wahai Ibrahim! Adakah kamu melihat Kekasih mengazab kekasihnya.” 

Nabi Musa as datang. Baginda bergantung dengan asap Arsy yang naik lalu menyeru: “KalamMu. Aku tidak meminta kepadaMu melainkan diriku. Aku tidak meminta saudaraku Harun. Selamatkanlah aku dari kacau balau Jahanam!” 

Isa as datang di dalam keadaan menangis. Baginda bergantung dengan Arsy lalu menyeru: “Tuhanku… Penguasaku.. Penciptaku! Isa ruh Allah. Aku tidak meminta melainkan diriku. Selamatkanlah aku dari kacau balau Jahanam!” 

Suara jeritan dan tangisan semakin kuat. Nabi Muhammad SAW menyeru: “Tuhanku.. Penguasaku Penghuluku…. ! Aku tidak meminta untuk diriku. Sesungguhnya aku meminta untuk umatku dariMu!” 

Ketika itu juga, neraka Jahanam berseru: “Siapakah yang memberi syafaat kepada umatnya?” 

Neraka pula berseru: “Wahai Tuhanku… Penguasaku dan Penghuluku! Selamatkanlah Muhammad dan umatnya dari siksaannya! Selamatkanlah mereka dari panasku, bara apiku, penyiksaanku dan azabku! Sesungguhnya mereka adalah umat yang lemah. Mereka tidak akan sabar dengan penyiksaan.” 

Malaikat Zabaniah menolaknya sehingga terdampar di kiri Arsy. Neraka sujud di hadapan Tuhannya.
Allah Ta'ala berfirman: “Di mana matahari?” Maka, matahari dibawa menghadap Allah Ta’ala. Ia berhenti di hadapan Allah Ta’ala. 

Allah Ta’ala berfirman kepadanya: “Kamu! Kamu telah memerintahkan hambaKu untuk sujud kepada kamu?” 

Matahari menjawab. “Tuhanku! Maha Suci diriMu! Bagaimana aku harus memerintahkan mereka berbuat demikian sedangkan aku adalah hamba yang halus?” 

Allah Ta’ala berfirman: “Aku percaya!” 

Allah Ta’ala telah menambahkan cahaya dan panasnya sebanyak 70 kali ganda. Ia telah didekatkan dengan kepala makhluk.” 

Ibnu Abbas r.h. berkata: “Peluh manusia bercucuran hingga mereka berenang di dalamnya. Otak-otak kepala mereka menggeleggak seperti periuk yang sedang panas. Perut mereka menjadi seperti jalan yang sempit. 

Air mata mengalir seperti air mengalir. Suara ratap umat-umat manusia semakin kuat. 

Nabi Muhammad SAW lebih-lebih lagi sedih. Air matanya telah hilang dan kering dari pipinya. Sekali lagi, baginda SAW sujud di hadapan Arsy dan sekali lagi, baginda SAW rukuk untuk memberi syafaat bagi umatnya. 

Para Nabi melihat keluh kesah dan tangisannya. Mereka berkata: “Maha Suci Allah! Hamba yang paling dimuliakan Allah Ta’ala ini begitu menanggung beban berat, keadaan umatnya. 

Dari Thabit Al-Bani, dari Usman Am Nahari berkata: “Pada suatu hari Nabi SAW menemui Fatimah Az-Zahara’ r.h. Baginda SAW dapati, dia sedang menangis.” 

Baginda SAW bersabda: “Permata hatiku! Apa yang menyebabkan dirimu menangis?” 

Fatimah menjawab: “Aku teringat akan firman Allah Taala.” 

“Dan, kami akan menghimpunkan, maka Kami tidak akan mengkhianati walau seorang daripada mereka.”
Lalu Nabi SAW pun menangis. Baginda SAW bersabda: “Wahai permata hatiku! Sesungguhnya, aku teringat akan hari yang sangat dahsyat. Umatku telah dikumpulkan pada hari kiamat dikelilingi dengan perasaan dahaga dan telanjang. Mereka memikul dosa mereka di atas punggung mereka. Air mata mereka mengalir di pipi.” 

Fatimah r.h. berkata: “Wahai bapaku! Apakah wanita tidak merasa malu terhadap lelaki?”
Baginda SAW menjawab: “Wahai Fatimah! Sesungguhnya, hari itu, setiap orang akan sibuk dengan untung nasib dirinya. Adapun aku telah mendengar Firman Allah Ta’ala:” Bagi setiap orang dari mereka, di hari itu atau satu utusan yang melalaikan dia. (QS. Abasa: 37)

Fatimah ra. bertanya: “Di mana aku hendak mendapatkanmu di hari kiamat nanti, wahai bapaku?” 

Baginda SAW menjawab: “Kamu akan menjumpaiku di sebuah telaga ketika aku sedang memberi minum umatku.” 

Fatimah r.h. bertanya lagi: “Sekiranya aku dapati kamu tiada di telaga?” 

Baginda SAW bersabda: “Kamu akan menjumpaiku di atas Sirat sambil dikelilingi para Nabi. Aku akan menyeru: “Tuhan Kesejahteraan! Tuhan Kesejahteraan! Para malaikat akan menyambut: “Aamiin.” 

Ketika itu juga, terdengar seruan dari arah Allah Ta’ala lalu berfirman: “Niscaya akan mengikuti kata-katanya pada apa yang kamu sembah.” 

Setiap umat akan berkumpul dengan sesuatu yang mereka sembah. Ketika itu juga, neraka Jahanam melebarkan tengkuknya lalu menangkap mereka sebagaimana burung mematuk kacang. 

Apabila seruan dari tengah Arsy kedengaran, maka manusia yang menyembahNya datang beriring. Sebagian dari orang yang berdiri di situ berkata: “Kami adalah umat Muhammad SAW!” 

Allah Ta’ala berfirman kepada mereka: “Mengapa kamu tidak mengikuti orang yang kamu sembah?”

Mereka berkata: “Kami tidak menyembah melainkan Tuhan Kami. Dan, kami tidak menyembah selainNya.” 

Mereka ditanya lagi: “Kami mengenali Tuhan kamu?” Mereka menjawab: “Maha Suci diriNya! Tiada yang kami kenali selainNya.” 

Apabila ahli neraka dimasukkan ke dalamnya untuk diazab, umat Muhammad SAW mendengar bunyi pukulan dan jeritan penghuni neraka. Lalu malaikat Zabaniah mencela mereka. Mereka berkata: “Marilah kita pergi meminta syafaat kepada Muhammad SAW!” 

Manusia terpecah menjadi tiga kelompok:

1. Kelompok orang tua yang menjerit-jerit.
2. Kelompok pemuda.
3. Wanita yang sendirian mengelilingi mimbar-mimbar. 

Mimbar para Nabi didirikan di atas kawasan lapang ketika kiamat. Mereka semua berminat terhadap mimbar Nabi Muhammad SAW. Mimbar Nabi Muhammad SAW terletak berdekatan dengan tempat terjadi kiamat. Ia juga merupakan mimbar yang paling baik, besar dan cantik. Nabi adam as dan isterinya Hawa berada di bawah mimbar Nabi SAW. 

Hawa melihat ke arah mereka lalu berkata: “Wahai Adam! Banyak dari zuriatmu dari umat Muhammad SAW serta cantik wajah mereka. Mereka menyeru: “Di mana Muhammad?” 

Mereka berkata: “Kami adalah umat Muhammad SAW. Semua umat telah mengiringi apa yang mereka sembah. Hanya tinggal kami saja. Matahari di atas kepala kami. Ia telah membakar kami. Neraka pula, cahaya juga telah membakar kami. Timbangan semakin berat. Oleh karena itu tolonglah kami agar memohon kepada Allah Ta’ala untuk menghisab kami dengan segera! Sekalian kami akan pergi ke surga atau neraka.”
Nabi Adam as berkata: “Pergilah kamu dariku! Sesungguhnya aku sibuk dengan dosa-dosaku. Aku mendengar firman Allah Ta’ala: Dan dosa Adam terhadap Tuhannya karena lalai. Mereka pergi berjumpa nabi Nuh as yang telah berumur, umur yang panjang dan sangat sabar. Mereka menghampirinya. Apabila nabi Nuh as melihat mereka, dia berdiri. 

Pengikut (umat Nabi Muhammad SAW) berkata: “Wahai datuk kami, Nuh! Tolonglah kami terhadap Tuhan kami agar Dia dapat memisahkan di antara kami dan mengutus kami dari ahli surga ke surga dan ahli neraka ke neraka.”

Nabi Nuh as berkata: “Sesungguhnya, aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah mendoakan agar kaumku dimusnahkan. Aku malu dengan Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Ibrahim kekasih Allah Ta’ala! Mintalah kepadanya agar menolong kamu!” 

Nabi Ibrahim as berkata: “Sesungguhnya aku pernah berbohong di dalam usiaku sebanyak tiga kebohongan di dalam Islam. Aku takut dengan Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Musa as! Mintalah pertolongan darinya!” 

Nabi Musa as berkata: “Aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah membunuh seorang jiwa tanpa hak. Aku membunuhnya bukan dari kemauanku sendiri. Aku dapati dia melampaui batas terhadap seorang lelaki Islam. Aku ingin memukulnya. Aku terperanjat karena menyakitinya lalu menumbuk lelaki tersebut. Ia jatuh lalu mati. Aku takut terhadap tuntutan dosaku. Pergilah kamu berjumpa Isa as!” 

Mereka pergi berjumpa nabi Isa a.s. Nabi Isa a.s. berkata: “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah melaknat orang-orang Kristen. Mereka telah mengambil aku, ibuku sebagai dua Tuhan selain Allah Ta’ala. Hari ini, aku malu untuk bertanya kepadaNya mengenai ibuku Mariam.” 

Mariam, Asiah, Khadijah dan Fatimah Az-Zahra’ sedang duduk. Ketika Mariam melihat umat Nabi Muhammad SAW dia berkata: “Ini umat Nabi Muhammad SAW. Mereka telah sesat dari Nabi mereka.” 

Suara Mariam, telah didengar oleh Nabi Muhammad SAW, Nabi Adam a.s. berkata kepada nabi Muhammad SAW. “Ini umatmu, wahai Muhammad! Mereka berkeliling mencarimu untuk meminta syafaat kepada Allah Ta’ala.” 

Nabi Muhammad SAW menjerit dari atas mimbar lalu bersabda: “Datanglah kepadaku, wahai umatku! Wahai siapapun yang beriman dan tidak melihatku. Aku tidak pernah lari dari kamu melainkan aku senantiasa memohon kepada Allah Ta’ala untukmu!” 

Umat Nabi Muhammad SAW Berkumpul di Sisinya. 

Terdengar suara seruan: “Wahai Adam! Datanglah kepada Tuhanmu!” Nabi Adam as berkata: “Wahai Muhammad! Tuhanku telah memanggilku. Semoga Dia akan meminta kepadaku.” 

Nabi Adam as pergi menemui Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman kepadanya: “Wahai Adam! Bangunlah dan antarkan anak-anakmu ke neraka!” 

Nabi Adam as bertanya: “Berapa banyak untuk aku kirimkan?” 

Allah Ta’ala berfirman: Setiap seribu lelaki kamu antarkan seorang ke surga, 999 orang ke neraka.” 

Allah Taala berfirman lagi:

“Wahai Adam! Sekiranya Aku tidak melaknat orang yang berdusta dan Aku haramkan kebohongan, niscaya Aku akan mengasihi anakmu keseluruhannya. Akan, tetapi, Aku telah janjikan surga bagi orang yang mentaatiKu Neraka pula bagi orang yang mendurhakaiKu Aku tidak akan mengingkari janji Wahai Adam! Berhentilah di sisi Mizan (timbangan). Siapa yang berat kebaikannya daripada dosanya walaupun seberat biji sawi, bawalah dia untuk memasuki surga tanpa perlu berunding denganKu! Sesungguhnya Aku telah menjadikan bagi mereka, satu kejahatan dengan satu dosa. Sedangkan satu kebaikan dengan sepuluh pahala agar memberitahu mereka bahwa, sesungguhnya Aku tidak akan memasukkan mereka ke dalam neraka melainkan setiap yang kembali akan dikembalikan dengan dosa bagi orang yang melampaui batas.” 

Nabi Adam as berkata: “Tuhanku! Penguasaku! Engkau lebih kuasa dalam menghisab dibanding aku. Hamba itu adalah hambaMu dan Engkau Maha Mengetahui sesuatu yang ghaib!” 

Umat Muhammad SAW Diseru Meniti Sirat

Allah Ta’ala menyeru: “Wahai Muhammad! Bawalah umatmu untuk dihisab dan lintaskan mereka di atas Sirat yang dilebarkan. Panjangnya sejauh 500 tahun perjalanan.” 

Malaikat Malik berdiri di pintunya (neraka). Dia menyeru: “Wahai Muhammad! Siapa yang datang dari umatmu dan bersamanya ada pelepasan dari Allah Ta’ala, maka dia akan selamat. Sekiranya sebaliknya maka, dia akan terjatuh di dalam neraka. Wahai Muhammad! Katakan kepada orang yang diringankan agar berlari! Katakan kepada orang yang diberatkan agar berjalan!” 

Nabi Muhammad SAW bersabda kepada malaikat Malik: “Wahai Malik! Dengan kebenaran Allah Ta’ala ke atasmu, palingkanlah wajahmu dari umatku sehingga mereka dapat melewati! Jika tidak, hati mereka akan gementar apabila melihatmu.” 

Malaikat Malik memalingkan mukanya dari umat Nabi Muhammad SAW. Umat Nabi Muhammad SAW telah di bagi menjadi sepuluh kelompok. Nabi Muhammad SAW mendahului mereka lalu bersabda kepada umatnya: “Ikutilah aku wahai umatku di atas Sirat ini!” 

Kelompok pertama berhasil melintasi seperti kilat yang memancar. Kelompok kedua melintasi seperti angin yang kencang. Kelompok ketiga melintasi seperti kuda yang baik. Kelompok yang keempat seperti burung yang pantas. Kelompok yang kelima berlari. Kelompok keenam berjalan. Kelompok ketujuh berdiri dan duduk karena mereka haus dan penat. Dosa-dosa terpikul di atas belakang mereka. 

Nabi Muhammad SAW berhenti di atas Sirat. Setiap kali, baginda SAW melihat seorang dari umatnya bergayut di atas Sirat, baginda SAW akan menarik tangannya dan membangunkan dia kembali. 

Kelompok kedelapan menarik muka-muka mereka dengan rantai karena terlalu banyak kesalahan dan dosa mereka. Bagi yang buruk, mereka akan menyeru: “Wahai Muhammad SAW!” 

Nabi Muhammad SAW berkata: “Tuhan! Selamatkan mereka! Tuhan! Selamatkan mereka! 

Kelompok ke sembilan dan ke sepuluh tertinggal di atas Sirat. Mereka tidak diizinkan untuk menyeberang. Dikatakan bahwa, di pintu surga, ada pokok yang mempunyai banyak dahan. Bilangan dahannya tidak terkira melainkan Allah Ta’ala saja yang mengetahui. Di atasnya ada anak-anak yang telah mati semasa di dunia ketika umur mereka dua bulan, kurang dan lebih sebelum mereka baligh. 

Apabila mereka melihat ibu dan bapa mereka, mereka menyambutnya dan mengiringi mereka memasuki surga. Mereka memberikan gelas-gelas dan cerek serta tuala dari sutera. Mereka memberi ibu dan bapa mereka minum karena kehausan di hari kiamat. Mereka memasuki surga bersama-sama. 

Hanya tinggal, anak-anak yang belum melihat ibu dan bapa mereka. Suara tangisan mereka semakin nyaring.
Mereka berkata: “Aku mengharamkan surga bagi diriku hingga aku melihat bapa dan ibuku.” 

Anak-anak yang belum melihat ibu dan bapa mereka telah berkumpul. Mereka berkata: “Kami masih di dalam keadaan yatim di sini dan di dunia.” 

Malaikat berkata kepada mereka: “Bapa-bapa dan ibu-ibu kamu terlalu berat dosanya. Mereka tidak diterima oleh surga akibat dosa mereka.” 

Mereka terus menangis malah lebih kuat dari sebelumnya lalu berkata: “Kami akan duduk di pintu surga semoga Allah Ta’ala mengampuninya dan menyatukan kami dengan mereka.” 

Demikianlah! Orang yang melakukan dosa besar akan dikurung di tempat pembalasan yang pertama oleh mereka yaitu Sirat. Ia dipanggil “Tempat Teropong.” Kaki-kaki mereka akan tergantung di Sirat. 

Nabi Muhammad SAW melintasi Sirat bersama orang-orang yang soleh di kalangan yang terdahulu dan orang yang taat selepasnya. Di hadapannya, ada bendera-bendera yang berkibaran. Bendera pujian berada di atas kepalanya. 

Apabila bendera baginda menghampiri pintu surga, anak-anak akan meninggikan tangisan mereka. 

Rasulullah SAW bersabda: “Apa yang terjadi pada anak-anak ini?” Malaikat menjawab: “Mereka menangis karena berpisah dengan bapa dan ibu mereka. “Nabi SAW bersabda: “Aku akan menyelidiki khabar mereka dan aku akan memberi syafaat kepada mereka, Insya Allah.” 

Nabi Muhammad SAW memasuki surga bersama umatnya yang berada di belakang. Setiap kaum akan kekal didalam rumah-rumah mereka. Kita memohon kepada Allah Ta’ala agar memasukkan kita di dalam keutamaan ini dan menjadikan kita sebagian dari mereka.


Sumber: Al Islam

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar