KH. Muhammad Syafi’i (Mama Eyang Cijerah)

Bookmark and Share




Nasabnya


KH. Muhammad Syafi`i (Mama Eyang Cijerah) bin Muhammad Amin (Mama Eyang Pesantren) bin Ta`zimmuddin bin Zainal A`rif (Eyang Agung Mahmud ) bin Asmaddin bin Shommaddin bin Eyang Dalem Bojong bin Syekh Abdul Muhyi Safarwadi Pamijahan Tasikmalaya rhm. Binti Ratu Galuh ---- dan dari ibunya Ratu Galuh bersambung nasabnya ke baginda Rasulallah saw. 

Para gurunya
  1. Ayahnya sendiri yakni mama Eyang Pesantren (KH. Muhammad Amin) 
  2. Mama Ahmad Syatiby bin Sa`id Gentur Warung Kondang 
  3. Mama Sempur Tubagus Ahmad Bakri bin Tubagus Ahmad Sida Purwakarta 
  4. Dan ulama lainnya yang belum diketahui. 
Para muridnya 
  1. Mama Aang Enuh (KH. Abdullah bin KH. Nuh bin Idris ) Gentur Cianjur 
  2. Mama Sindangsari / Mama Ujung Berung (murid kesayangan Mama Cijerah dan sahabat dekat Mama Aang Nuh) yakni (almarhum KH. Muhammad Thaha bin KH. Muhammad Shawi ) 
  3. KH. Ahmad Thaha bin KH. Hasan Mustawi Bojong Mahmud 
  4. Mama Karawang (almarhum KH. Obay Hasan Bashry) Karawang 
  5. Ir. Soekarno yakni Presiden Republik Indonesia pertama 
  6. Mama Cibuntu (almarhum KH. Bahrum) Ponpes Miftahul Jawamie al-Lathifiyyah Jl. Soekarna Hatta Gang Aki Padma 
  7. Mama Cikungkurak (almarhum KH. Salim) Cikungkurak 
  8. Mama Singaparna (almarhum Agan Aon KH. Syujai ) Singaparna - Tasikmalaya 
  9. Mama Cibuntu (almarhum KH. Tafsir) Cibuntu Bandung 
  10. Mama Cangkorah (almarhum KH. Siradj) Cangkorah Batujajar Ponpes al-Bidayah 
  11. Mama Gelar (almarhum KH. Abdush Shomad ) Gelar Cianjur 
  12. Mama Babakan Tifar (almarhum KH. Abdullah Mahfuzh) Ponpes Babakan Tifar Sukabumi 
  13. Mama Nakhrowi Tanah Baru Bogor 
  14. Mama Purbalinggo – Ponpes Purbalinggo Jawa Timur 
  15. Dan yang lainnya yang belum diketahui. 
Sebagian karamahnya
 
Al-Faqir H. Abdillah bin Hasaniddin ) yakni Mama Ujung Berung (KH. Muhammad Thaha bin Muhammad Shawi ) telah berkata : ”sehari sebelum Belanda mau mengadakan penyerangan ke pesantren Mama Eyang Cijerah, Mama Eyang Cijerah sudah mengetahui dengan bathinnya (firasatnya) bahwa akan adanya penyerangan Belanda ke pesantrennya, dan benarlah firasatnya itu, yakni pada hari esoknya, pada waktu pengajian maka berdatanganlah tentara Belanda menyerang pesantren Mama Eyang Cijerah, Mama Eyang Cijerah pun berkata kepada murid-muridnya : ” diamlah....! Ada tentara Belanda ! Maka murid – muridnya pun berdiam diri...... setelah itu masuklah tentara Belanda mengobrak- abrik pesantren Mama Eyang Cijerah akan tetapi tidak ada seorang manusia pun di dalam pesantrennya itu, yang ada dan yang dilihat tentara belanda pada waktu itu hanyalah kera – kera, maka tentara Belanda pun pulang kembali.... 

Mama Ujung Berung (KH. Muhammad Thaha bin Muhammad Shawi ) telah berkata : ”suatu hari masuklah seekor kerbau kedalam embeul (yakni tanah basah yang kental yang suka menyerap perkara apa saja kedalamnya sehingga dengan pelantara itu embeul dapat menimbulkan kematian), maka datanglah Mama Eyang Cijerah menghampiri seekor kerbau tersebut dan mengangkat kerbau itu dengan tongkat (a`sho) nya, maka seketika itu kerbau yang berada di dalam embeul tersebut terbang keatas dan selamat dengan izin Allah swt. 

Dan sebagian karamahnya lagi : ”pada waktu itu Mama Ujung Berung diajak silarurahmi oleh Mama Eyang Cijerah ke suatu tempat, maka berangkatlah dengan menaiki andong (delman) kemudian ditengah jalan Mama Eyang Cijerah menyuruh kusir andong untuk melewati tempat begal (perampok) yang terkenal oleh orang-orang pada zaman itu, maka kusir andongpun berkata : ” Mama Eyang, saya tidak berani melewati jalan itu karena jalan itu banyak perampoknya, maka Mama Eyang Cijerah pun menjawab : biarlah, paling juga pingin seikat pisang. Maka kusir andong tersebut terpaksa mengikuti keinginan Mama Eyang Cijerah, setelah sampai jalan tersebut, maka benarlah apa yang dikatakan kusir andong tersebut, ditengah jalan andong tersebut dihalangi oleh perampok-perampok dan perampok tersebut menyuruh menurunkan semua barang bawaan... maka Mama Eyang Cijerah pun berkata kepada muridnya yakni Mama Ujung Berung, katanya : ”jang... kasih perampok itu seikat pisang ! Maka dikasihlah para perampok itu seikat pisang.... tidak lama kemudian maka para perampok itu menyuruh jalan kembali... 

Dan masih banyak karamah lainnya... 

Perkataan-perkatannya 
  1. Elmu siar dunya tungtut usaha jeung usolli (artinya carilah ilmu tiap waktu, dan berusahalah dengan dicicil sedikit-sedikit serta jangan lupa…. Dirikanlah…. shalat)
  2. Didalam berusaha manusia itu terdiri dari 3 unsur : 1. Kulit, 2. Daging dan 3. Tulang, kulit artinya kuli (buruh / bekerja dari orang lain), daging artinya dagang (berjualan / wiraswasta) dan tulang artinya tani (bertani / berkebun ). Maka carilah kecocokanmu dari 3 unsur tersebut , janganlah menjadi seorang ulama yang thama` (selalu mengharapkan pemberian orang lain) karena thama` hukumnya haram.
  3. Kaya itu boleh asal jangan terpikir dalam akal dan terbesit dalam hati. 
Sanad gurunya 

Mama Cijerah belajar fiqih dari leluhurnya urutan ke - 4 yakni Syeikh Abdul Muhyi Pamijahan rhm., dan urutan ke- 27 dari Rasulallah saw. Yakni dengan uraian sanad : 
  1. Nabi Muhammad saw bin Abdillah, kepada 
  2. Imam Ibnu Umar (Abdullah bin Umar bin Khatab ra.) 
  3. Imam Nafi` bin Hurmuz Tabi` Ibnu Umar 
  4. Imam Malik bin Anas ra. 
  5. Imam Syafi`i ra. 
  6. Imam Ibrahim al-Mazany 
  7. Imam Abu Sa`id al-Ambathy 
  8. Imam Abu Abbas bin Syuraij 
  9. Imam Ibrahim al-Maruzy 
  10. Imam Abu Bakar al-Qofal 
  11. Imam Abdullah bin Yusuf bin Muhammad al-Juwainy 
  12. Imam Haromain (Abdul Malik bin Abdullah bin Yusuf bin Muhammad al-Juwainy) 
  13. Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazaly 
  14. Syekh Muhammad bin Yahya 
  15. Syekh Ardabily 
  16. Imam Nawawi 
  17. Syekh Atha Uddin Al-Athary 
  18. Syekh Abdur Rahim Al-Iraqy 
  19. Syekh Ibnu Hajar Al-Asqolany 
  20. Syekh Zakariya Al-Anshary 
  21. Syekh Ahmad Bin Hazar Al-Haitamy 
  22. Syekh Zainuddin Al-Malibary 
  23. Syekh Abdul Muhyi Pamijahan (Safarwadi, Tasikmalaya), kepada 
  24. Syekh Hasan Musthofa Bin Utsman Mas Sastramanggala Karang Anyar Bandung rhm. 
  25. Syekh Ahmad Syujaa`i Gudang Kota Batik Tasikmalaya 
  26. Syekh Ahmad Syaathiby Bin Sa`Id Gentur Warung Kondang Cianjur 
  27. Syekh Muhammad Syafi`i (Mama Eyang Cijerah) bin Muhammad Amin (Eyang Pesantren) bin Ta`zimmuddin bin Zainal Arif (Eyang Agung Mahmud) bin Asmaddin bin Shommaddin bin Eyang Dalem Bojong bin Syekh Abdul Muhyi Safarwadi Pamijahan Tasikmalaya rhm. 

Mama Cijerah belajar thoriqoh Sattariyyah urutan ke - 4 dari leluhurnya, yakni Syekh Abdul Muhyi Pamijahan rhm. Dan urutan ke- 27 dari Rasulallah saw. Yakni dengan uraian sanad : 
  1. Nabi Muhammad saw bin Abdillah, kepada 
  2. Sayyidina Ali Bin Abi Thalib kwh. , kepada 
  3. Sayyidina Husain Bin Ali Bin Abi Thalib ra. , kepada 
  4. Imam Ali Al-Akbar Zainal Abidin As-Sajaad bin Husain bin Ali Bin Abi Thalib ra., kepada 
  5. Imam Muhammad Baqir bin Ali Al-Akbar Zainal Abidin As-Sajaad ra, kepada 
  6. Imam Ja’far Shodiq bin Muhammad Baqir ra., kepada 
  7. Imam Musa Al-Kaazhim bin Ja’far Shodiq ra., kepada 
  8. Imam Abul Hasan Ali Ar-Ridho bin Musa Al-Kaazhim ra., kepada 
  9. Syekh Abu Mahfudz Ma`ruf Fairuz Al-Karkhy ra. , kepada 
  10. Syekh Abu Hasan Sary Ibnul Mughallas As-Saqathy ra. , kepada 
  11. Syekh Abu Yazid Thayfur bin Isa Al-Bisthamy ra., kepada 
  12. Syekh Muhammad Al-Maghriby ra., kepada 
  13. Syekh Abu Yazid Al-Isyqy ra., kepada 
  14. Syekh Abu Maulana Rumi Ath-Thusy ra., kepada 
  15. Syekh Abul Hasan Ali Al-Kharqaany ra., kepada 
  16.  Syekh Hud Qaliyyu Malurin Nahar, kepada 
  17.  Syekh Muhammad Asyiqy, kepada 
  18.  Syekh Muhammad Arif, kepada 
  19.  Syekh Abdullah Asy-Syattariyyah, kepada 
  20.  Syekh Hadiyatullah Saramta, kepada 
  21.  Syekh Al-Haj Al-Hudhury, kepada 
  22.  Syekh Muhammad Ghauts Bin Hataradiny ra., kepada 
  23.  Syekh Wajhuddin Uluwy ra., kepada 
  24.  Syekh Sibghatullah Bin Ruhullah, kepada 
  25.  Syekh Ibnu Mawahib Abdullah Ahmad Bin Ali, kepada 
  26.  Syekh Ahmad Bin Muhammad Qishas ra., kepada 
  27.  Syekh Abdul Rauf Bin Ali Al-Fansury Singkel, kepada 
  28.  Syekh Abdul Muhyi Pamijahan (Safarwadi, Tasikmalaya), kepada 
  29.  Syekh Hasan Musthofa Bin Utsman Mas Sastramanggala Karang Anyar Bandung rhm. 
  30.  Syekh Ahmad Syujaa`i Gudang Kota Batik Tasikmalaya 
  31.  Syekh Ahmad Syaathiby Bin Sa`id Gentur Cianjur 
  32.  Syekh Muhammad Syafi`i bin Muhammad Amin (Eyang Pesantren) bin Ta`zimmuddin bin Zainal Arif (Eyang Agung Mahmud) bin Asmaddin bin Shommaddin bin Eyang Dalem Bojong bin Syekh Abdul Muhyi Safarwadi Pamijahan Tasikmalaya rhm. 

Keterangan ini saya ketahui dari catatan dan perkataan almarhum Mama Ujung Berung (KH. Muhammad Thaha bin Muhammad Shawi ) rhm. Semoga para guru kami ada dalam rahmat dan kasih sayang Allah swt..... aamiin 

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar