Imam Abu Madyan

Bookmark and Share
Sang Wali Quthub

Beliau adalah salah seorang tokoh tasawuf dan wali Allah yang bergelar Quthubul Ghautsil Fardil Jaamii`i yang namanya sangat terkenal di dunia Islam. Beliau wafat pada tahun (580 M), dan dimakamkan di Rabitatul ‘ibad, di kota Talmasan, Aljazair.

Mengenal keajaiban beliau, salah satunya adalah sebagai berikut: pada suatu ketika, terjadilah peperangan antara kaum Muslimin dan tentara salib di daerah Maghribi.

Dalam peperangan tersebut barisan kaum Muslimin terdesak, sehingga terpaksa sebagian dari mereka melarikan diri. Saat itu Syekh Abu Madyan yang tidak ikut berperang pergi ketengah padang pasir, di iringi oleh santri-santrinya sambil menghunus pedang. Kemudian duduk dionggokan pasir, seolah-olah menunggu sesuatu yang akan datang.

Benar, tiba-tiba datanglah babi. Melihat hewan-hewan itu berdatangan, dengan tangkas Syekh Abu Madyan maju dan membabatkan pedangnya kesana kemari, sehingga banyak babi yang terbunuh.

Ketika salah seorang muridnya menanyakan kenapa dia membunuh babi-babi itu, sang wali menjawab: “Segerombolan babi itu tak lain adalah barisan tentara salib yang dikalahkan oleh Allah.

Apa yang dikatakan syekh itu dicatat tanggal kejadiannya oleh seorang muridnya. Tidak berapa lama, setelah kejadian tersebut, pasukan Islam yang mendapatkan kemenangan datang kepada Syekh Abu Madyan sambil mencium kaki dan tangannya.

Kata salah seorang diantara mereka, “kalau Syekh Abu Madyan tidak hadir di medan perang, pasti barisan kaum Muslimin kalah. Anehnya, setelah peperangan selesai, kami tidak melihat keberadaan Syekh,”

Kejadian lain misalnya, pada suatu hari Syekh pergi kebukit Al-Khawakib untuk minum susu dari seekor kijang yang setiap hari mendatangi beliau ditempat yang sama; yang mengherankan hari itu sang kijang senantiasa menghindar. Berkali-kali Syekh berusaha mendekati kijang tersebut untuk mengambil susunya, namun selalu gagal.

Akhirnya beliau mengingat-ngingat, dosa apakah gerangan yang telah diperbuatnya sehingga kijang itu tak mau mendekat. Tidak berapa lama dia mengingat bahwa di kantongnya masih ada uang dirham yang belum disedekahkan.

Maka dengan segera syekh melemparkan uang itu ke tanah. Dengan izin Allah, sang kijang kembali menjadi jinak sehingga air susunya dapat diperah dengan mudah.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar