إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.(QS. Al Ahzab 33:56)
Untuk menjaga ‘istiqomah’ kita, mari kita amalkan hadits berikut :
“Barangsiapa yang bersholawat sebanyak sepuluh kali saat pagi dan sore, maka dia akan mendapatkan syafaat dari Rasulullah saw. di hari Kiamat kelak.” (HR. Ath-Thabrani)
Rasulullah S.A.W. telah bersabda bahwa, "Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail A.S. telah berkata kepadaku.
Berkata Malaikat Jibril A.S. : "Wahai Rasulullah, barangsiapa yang membaca shalawat ke atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan saya bimbing
tangannya dan akan saya bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar."
Berkata pula Malaikat Mikail : "Mereka yang bershalawat ke atas kamu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu."
Berkata pula Malaikat Israfil : "Mereka yang bershalawat kepadamu akan aku sujud kepada Allah S.W.T dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah Swt mengampuni orang itu."
Malaikat Malaikat Izrail pula berkata : "Bagi mereka yang bershalawat ke atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi-nabi."
Apakah kita tidak cinta kepada Rasulullah SAW? Para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang bershalawat ke atas Rasulullah SAW.
Bahwasanya Allah SWT dalam menciptakan malaikat terdapat 4 malaikat yang mulia, paling agung, dan utama: Jibril, Mikail, Israfil, Izrail. Malaikat Izrail diberi kekuatan sangat dahsyat, besarnya pun melebihi besarnya beberapa langit dan beberapa bumi. Malaikat Israfil pun sangat kuat mampu membawa langit ke tujuh. Kepada 4 malaikat inilah yang diberi tugas mengurusi para makhluk di alam semesta. Sedangkan malaikat yang lain itu diciptakan darinya. Jika hawa diciptakan dari bagian tulang rusuk Adam, maka ‘jutaan’ malaikat diciptakan dari bagian malaikat utama tersebut. Misalnya, Malaikat penjaga ‘Arsy maupun Malaikat ‘pencatat amal’ perbuatan diciptakan dari bagian Malaikat Israfil. Jutaan malaikat yang selalu bertasbih pun diciptakan dari malaikat utama tersebut (Dari Malaikat Israfil diciptakan jutaan malaikat, dari malaikat Jibril pula dicptakan jutaan malaikat). Jika kita bershalawat, kita akan didoakan oleh 4 Malaikat yang paling utama tersebut selain malaikat yang lain.
قل إن كان ءاباؤكم وأبناؤكم وإخوانكم وأزواجكم وعشيرتكم وأموال اقترفتموها وتجارة تخشون كسادها ومساكن ترضونها أحب إليكم من الله ورسوله وجهاد في سبيله فتربصوا حتى يأتي الله بأمره.
“Katakanlah: ‘jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik”. (Q.S. at-Taubah : 24)
Perintah untuk mencintai Nabi dengan setulus-tulusnya, melebihi segala cinta kita pada apapun, juga disebutkan dalam hadits berikut;
لا يؤمن عبد حتى أكون أحب إليه من أهله وماله والناس أجمعين
“Seorang hamba tidaklah beriman sampai aku lebih dicintainya daripada keluarganya, hartanya, dan seluruh manusia.”
Cinta yang disebutkan dalam hadits tersebut bukanlah cinta yang telah menjadi karakteristik manusia sebagai makhluk pencinta, melainkan cinta yang diusahakan. Contoh dari cinta tabiati (karakteristik) ialah kecintaaan manusia pada dirinya sendiri, siapapun secara naluriah pasti akan mencintai diri sendiri, demikianlah menurut Abu Sulaiman al-Khoththobi. Selanjutnya al-Khoththobi mengatakan, “cintamu kepadaku (Muhammad saw) adalah palsu sampai dirimu sirna, tenggelam dalam ketaatanmu kepadaku, sampai engkau lebih mementingkan keridlaanku daripada kesenangan pribadimu, walaupun untuk itu kau harus mengorbankan nyawamu”.10
Ibnu Baththol dan al-Qodli ‘Iyadh mengatakan, “Cinta dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian.
- Cinta mengagungkan seperti rasa cinta anak pada kedua orangtuanya.
- Cinta kasih sayang seperti kecintaan pada anak-anak kita.
- Cinta karena ada kesesuaian rasa dan karena pesona seperti kecintaan manusia pada umumnya.
Ketiga jenis cinta ini dapat kita asimilasikan dalam kecintaan pada Rasul”.
Selanjutnya Ibnu Baththol mengatakan, “Makna dari hadits di atas ialah seseorang yang memiliki keimanan sempurna maka dia akan tahu bahwa hak Nabi lebih kuat dibandingkan dengan hak orangtua, anak, bahkan seluruh manusia. Sebab dengan lantaran nabi saw kita bisa selamat dari neraka dan mendapatkan secercah petunjuk dari jalan yang sesat”. Kemudian al-Qodli ‘Iyadl mengatakan, “di antara bukti kecintaan kita pada Nabi adalah ketika kita mau memperjuangkan sunnah-sunnah Nabi dan membela syariat beliau”.
Dalam sebuah riwayat Umar ra juga pernah mengungkapkan perasaan cintanya pada Nabi, “Wahai Nabi! Engkau lebih aku cintai dari segalanya, kecuali cintaku pada diriku sendiri”. Nabi kemudian menolak cinta Umar ra, “Tidak wahai Umar! Sampai aku lebih Engkau cintai daripada dirmu sendiri”. Umar ra kemudian mengatakan, “Demi Allah! Sekarang Engkau lebih Aku cintai daripada diriku sendiri”. Nabi lantas bersabda, “Sekarang Engkau baru mencintaiku”. Kecintaan kita pada diri sendiri, apalagi pada orang lain tidak boleh sampai mengalahkan kecintaan Kita pada Allah dan Rasul.
Setiap cinta harus ada pembuktian, cinta yang tidak disertai dengan bukti adalah bohong. Jika mengaku sebagai pecinta Rasul, lalu apa bukti kecintaan kita? Jangan sampai kita memiliki anggapan kosong, mengira mencintai Nabi, tapi sebenarnya itu tipuan setan belaka, karena ekspresi cinta dalam hati pasti akan tampak dalam perilaku. Oleh karenanya kita harus mengenal dan menguji kecintaan kita dengan memperhatikan beberapa indikasi dan bukti, lalu kembali bertanya, benarkan kita telah mencintai Nabi dengan sepenuh hati? Tanda-tanda cinta ini bisa kita ketahui dari ekspresi lahiriyah karena cinta adalah pohon yang baik, akarnya teguh, dan cabangnya menjulang ke langit, kemudian buahnya akan tampak dalam hati, lisan dan anggota tubuh. Oleh karenanya, perasaan cinta pasti dapat terbaca dari perilaku seseorang. Perilaku merupakan indikator, sebagaimana asap yang menunjukkan keberadaan api, ada asap pasti ada api.
Pengakuan cinta seseorang bisa dibenarkan ketika perilakunya selalu sama dengan perilaku sang kekasih, sebab cinta adalah mengikuti segala perilaku sang kekasih.
Allaahumma shalli wa sallim wa barik ‘alaa Sayidina Muhammadin wa ‘alaa aali Sayidina Muhammadin wa ashaabihi wa azwajihi wa dzuriyyatihi wa ahli baitihi ajma’in.
Yaa Mawlana Yaa Sayyidi Madad al-Haqq.
Illahi anta maqshuudi wa ridhooka mathlubi a’thinii mahabbataka wa ma’rifataka
Sudara-saudaraku se iman,
Mungkin sekedar mengingatkan kita kembali bahwa begitu pentingnya ber shalawat kepada Nabi Muhammad saw. Karena sedemikian pentingnya maka hal ini perlu kita ketahui bersama. Marilah simak riwayat di bawah ini :
Diriwayatkan bahwa Rasulallah saw bersabda,
“Disaat aku tiba di langit di malam Isra’ Miraj, aku melihat satu malaikat memiliki 1000 tangan, di setiap tangan ada 1000 jari. Aku melihatnya menghitung jarinya satu persatu. Aku bertanya kepada Jibril as, pendampingku, ‘Siapa gerangan malaikat itu, dan apa tugasnya?.’
Jibril berkata, Sesungguhnya dia adalah malaikat yang diberi tugas untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi.’
Rasulallah saw bertanya kepada malaikat tadi, ‘Apakah kamu tahu berapa bilangan tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi sejak diciptakan Adam as?.’
Malaikat itupun berkata,‘Wahai Rasulallah saw, demi yang telah mengutusmu dengan hak (kebenaran), sesungguhnya aku mengetahui semua jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi dari mulai diciptakan Adam as sampai sekarang ini, begitu pula aku mengetahui jumlah tetetas yang turun ke laut, ke darat, ke hutan rimba, ke gunung-gunung, ke lembah-lembah, ke sungai-sungai, ke sawah-sawah dan ke tempat yang tidak diketahui manusia.’
Mendengar uraian malaikat tadi, Rasuluallah saw sangat takjub dan bangga atas kecerdasannya dalam menghitung tetesan air hujan. Kemudian malaikat tadi berkata kepada beliau,‘Wahai Rasulallah saw, walaupun aku memiliki seribu tangan dan sejuta jari dan diberikan kepandaian dan keulungan untuk menghitung tetesan air hujan yang yang turun dari langit ke bumi, tapi aku memiliki kekurangan dan kelemahan.’
Rasulallah saw pun bertanya,‘Apa kekurangan dan kelemahan kamu?.’
Malaikat itupun menjawab,‘Kekurangan dan kelemahanku, wahai Rasulallah, jika umatmu berkumpul di satu tempat, mereka menyebut namamu lalu bershalawat atasmu, pada saat itu aku tidak bisa menghitung berapa banyaknya pahala yang diberikan Allah kepada mereka atas shalawat yang mereka ucapkan atas dirimu.’ “
Allahuma shalli a’la sayyidina Muhammadin wa a’la alihi wa shahbihi wa sallim
Sufyan Ats Tsauri bercerita, ” Aku melihat seorang lelaki, ia tidak mengangkat atau meletakkan kakinya kecuali bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Aku bertanya kepadanya, Hai pemuda, mengapa engkau tinggalkan tasbih dan tahlil dan hanya bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW ? “
” Siapa kamu, semoga Allah memberimu kesehatan ? ” tanya sang pemuda.
” Aku adalah Sufyan Ats Tsauri. “
” Kalau kamu bukan orang yang asing di zamanmu, aku tak akan membuka rahasiaku, ucap sang pemuda. ia lalu mulai bercerita,” Suatu hari aku bersama ayahku pergi haji ke baitullah al haram. Dalam perjalanan ayahku sakit dan meninggal dunia. Kulihat muka ayahku berubah hitam. Lalu kututup wajahnya dengan kain. Ketika menunggu mayatnya, aku sangat mengantuk sehingga aku tertidur. Dalam tidurku aku melihat seorang yang sangat tampan. Belum pernah aku melihat pria setampan dia, berpakaian sebersih pakaiannya. dan berbau seharum tubuhnya. Ia berjalan mendekati ayahku, menyingkap kain yang menutupi wajahnya, kemudian mengusapkan tangannya kewajah ayahku. Wajah yang semula hitam segera berubah menjadi putih. Setelah itu ia berbalik hendak pergi. Aku lali memegang bajunya dan bertanya, ” Siapakah kamu sebenarnya, semoga Allah merahmatimu ? ” Kedatanganmu sungguh merupakan karunia Allah bagiku.
Tidakkah kamu mengenal aku. Aku adalah Muhammad bin Abdillah, kepadaku Quran telah diturunkan. Sesungguhnya ayahmu menyia – nyiakan dirinya. Namun, ia banyak bersholawat kepadaku. Ketika mengalami apa yang sedang ia alami, ia meminta tolong kepadaku, sedangkan aku adalah penolong bagi orang – orang yang banyak bersholawat kepadaku.
Ketika bangun dari tidur, kulihat wajah ayahku telah berubah putih. Barang siapa ingin dekat dengan Al Musthafa dan bercakap – cakap dengannya hendaknya ia menyempurnakan asasnya, yaitu selalu mengikuti Rasulullah SAW dalam perbuatan, ucapan dan segala hal. Para salaf kita tidak pernah meninggalkan sunnah dalam setiap langkah mereka.
Setiap orang yang ingin dekat dengan Nabi Muhammad SAW hendaknya melaksanakan perintah beliau walaupun hukumnya sunah, dan menjauhi segala larangan beliau walaupun hukumnya makruh. Karena semua amal umatnya akan ditunjukkan kepada beliau. Jika umatnya beramal saleh, beliau akan merasa senang, mencintai, dan menyebut – nyebut namanya sehingga Allah melimpahkan rahmatNya.
Sholawat Kepada Nabi Muhammad Saw menjanjikan pahala yang sangat besar. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : ” Barang siapa bersholawat kepadaku sekali, Allah akan bersholawat kepadanya 10 kali. ” ( HR Muslim, Turmudzi, Abu Dawud,Nasai dan Ahmad )
Barang siapa bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW sewaktu duduk, ia akan di ampuni sebelum berdiri. Dan barang siapa bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW sewaktu tidur, ia akan di ampuni sebelum bangun.
Diriwayatkan bahwa Sayidina Abu Bakar Ash Shiddiq meminta ibunya untuk memeluk agama islam, namun ia menolak, kemudian Sayidina Abu Bakar pergi kerumah Rasulullah SAw mengabarkan hal ini. Ketika hendak pulang, ia memohon doa Rasulullah SAW agar ibunya masuk islam. Rasulullah SAW mengabulkan permintaannya. Sesampainya di rumah, Sayidina Abu Bakar melihat ibunya sedang tidur sambil bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Setelah bangun dari tidurnya ia segera masuk islam.
Kejadian ini semua adalah berkat sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sholawat merupakan guru bagi mereka yang tak memiliki guru, karenanya sholawat tidak butuh guru maupun hudhur tetapi akan lebih sempurna jika diucapkan dengan hati yang hudhur. Riya’ tidak dapat menghapuskan pahala sholawat.
Keutamaan sholawat sering kali disampaikan oleh Nabi dalam sabda-sabda beliau, diantaranya:
Cinta yang disebutkan dalam hadits tersebut bukanlah cinta yang telah menjadi karakteristik manusia sebagai makhluk pencinta, melainkan cinta yang diusahakan. Contoh dari cinta tabiati (karakteristik) ialah kecintaaan manusia pada dirinya sendiri, siapapun secara naluriah pasti akan mencintai diri sendiri, demikianlah menurut Abu Sulaiman al-Khoththobi. Selanjutnya al-Khoththobi mengatakan, “cintamu kepadaku (Muhammad saw) adalah palsu sampai dirimu sirna, tenggelam dalam ketaatanmu kepadaku, sampai engkau lebih mementingkan keridlaanku daripada kesenangan pribadimu, walaupun untuk itu kau harus mengorbankan nyawamu”.10
Ibnu Baththol dan al-Qodli ‘Iyadh mengatakan, “Cinta dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian.
- Cinta mengagungkan seperti rasa cinta anak pada kedua orangtuanya.
- Cinta kasih sayang seperti kecintaan pada anak-anak kita.
- Cinta karena ada kesesuaian rasa dan karena pesona seperti kecintaan manusia pada umumnya.
Ketiga jenis cinta ini dapat kita asimilasikan dalam kecintaan pada Rasul”.
Selanjutnya Ibnu Baththol mengatakan, “Makna dari hadits di atas ialah seseorang yang memiliki keimanan sempurna maka dia akan tahu bahwa hak Nabi lebih kuat dibandingkan dengan hak orangtua, anak, bahkan seluruh manusia. Sebab dengan lantaran nabi saw kita bisa selamat dari neraka dan mendapatkan secercah petunjuk dari jalan yang sesat”. Kemudian al-Qodli ‘Iyadl mengatakan, “di antara bukti kecintaan kita pada Nabi adalah ketika kita mau memperjuangkan sunnah-sunnah Nabi dan membela syariat beliau”.
Dalam sebuah riwayat Umar ra juga pernah mengungkapkan perasaan cintanya pada Nabi, “Wahai Nabi! Engkau lebih aku cintai dari segalanya, kecuali cintaku pada diriku sendiri”. Nabi kemudian menolak cinta Umar ra, “Tidak wahai Umar! Sampai aku lebih Engkau cintai daripada dirmu sendiri”. Umar ra kemudian mengatakan, “Demi Allah! Sekarang Engkau lebih Aku cintai daripada diriku sendiri”. Nabi lantas bersabda, “Sekarang Engkau baru mencintaiku”. Kecintaan kita pada diri sendiri, apalagi pada orang lain tidak boleh sampai mengalahkan kecintaan Kita pada Allah dan Rasul.
Setiap cinta harus ada pembuktian, cinta yang tidak disertai dengan bukti adalah bohong. Jika mengaku sebagai pecinta Rasul, lalu apa bukti kecintaan kita? Jangan sampai kita memiliki anggapan kosong, mengira mencintai Nabi, tapi sebenarnya itu tipuan setan belaka, karena ekspresi cinta dalam hati pasti akan tampak dalam perilaku. Oleh karenanya kita harus mengenal dan menguji kecintaan kita dengan memperhatikan beberapa indikasi dan bukti, lalu kembali bertanya, benarkan kita telah mencintai Nabi dengan sepenuh hati? Tanda-tanda cinta ini bisa kita ketahui dari ekspresi lahiriyah karena cinta adalah pohon yang baik, akarnya teguh, dan cabangnya menjulang ke langit, kemudian buahnya akan tampak dalam hati, lisan dan anggota tubuh. Oleh karenanya, perasaan cinta pasti dapat terbaca dari perilaku seseorang. Perilaku merupakan indikator, sebagaimana asap yang menunjukkan keberadaan api, ada asap pasti ada api.
Pengakuan cinta seseorang bisa dibenarkan ketika perilakunya selalu sama dengan perilaku sang kekasih, sebab cinta adalah mengikuti segala perilaku sang kekasih.
Allaahumma shalli wa sallim wa barik ‘alaa Sayidina Muhammadin wa ‘alaa aali Sayidina Muhammadin wa ashaabihi wa azwajihi wa dzuriyyatihi wa ahli baitihi ajma’in.
Yaa Mawlana Yaa Sayyidi Madad al-Haqq.
Illahi anta maqshuudi wa ridhooka mathlubi a’thinii mahabbataka wa ma’rifataka
Sudara-saudaraku se iman,
Mungkin sekedar mengingatkan kita kembali bahwa begitu pentingnya ber shalawat kepada Nabi Muhammad saw. Karena sedemikian pentingnya maka hal ini perlu kita ketahui bersama. Marilah simak riwayat di bawah ini :
Diriwayatkan bahwa Rasulallah saw bersabda,
“Disaat aku tiba di langit di malam Isra’ Miraj, aku melihat satu malaikat memiliki 1000 tangan, di setiap tangan ada 1000 jari. Aku melihatnya menghitung jarinya satu persatu. Aku bertanya kepada Jibril as, pendampingku, ‘Siapa gerangan malaikat itu, dan apa tugasnya?.’
Jibril berkata, Sesungguhnya dia adalah malaikat yang diberi tugas untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi.’
Rasulallah saw bertanya kepada malaikat tadi, ‘Apakah kamu tahu berapa bilangan tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi sejak diciptakan Adam as?.’
Malaikat itupun berkata,‘Wahai Rasulallah saw, demi yang telah mengutusmu dengan hak (kebenaran), sesungguhnya aku mengetahui semua jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi dari mulai diciptakan Adam as sampai sekarang ini, begitu pula aku mengetahui jumlah tetetas yang turun ke laut, ke darat, ke hutan rimba, ke gunung-gunung, ke lembah-lembah, ke sungai-sungai, ke sawah-sawah dan ke tempat yang tidak diketahui manusia.’
Mendengar uraian malaikat tadi, Rasuluallah saw sangat takjub dan bangga atas kecerdasannya dalam menghitung tetesan air hujan. Kemudian malaikat tadi berkata kepada beliau,‘Wahai Rasulallah saw, walaupun aku memiliki seribu tangan dan sejuta jari dan diberikan kepandaian dan keulungan untuk menghitung tetesan air hujan yang yang turun dari langit ke bumi, tapi aku memiliki kekurangan dan kelemahan.’
Rasulallah saw pun bertanya,‘Apa kekurangan dan kelemahan kamu?.’
Malaikat itupun menjawab,‘Kekurangan dan kelemahanku, wahai Rasulallah, jika umatmu berkumpul di satu tempat, mereka menyebut namamu lalu bershalawat atasmu, pada saat itu aku tidak bisa menghitung berapa banyaknya pahala yang diberikan Allah kepada mereka atas shalawat yang mereka ucapkan atas dirimu.’ “
Allahuma shalli a’la sayyidina Muhammadin wa a’la alihi wa shahbihi wa sallim
Sufyan Ats Tsauri bercerita, ” Aku melihat seorang lelaki, ia tidak mengangkat atau meletakkan kakinya kecuali bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Aku bertanya kepadanya, Hai pemuda, mengapa engkau tinggalkan tasbih dan tahlil dan hanya bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW ? “
” Siapa kamu, semoga Allah memberimu kesehatan ? ” tanya sang pemuda.
” Aku adalah Sufyan Ats Tsauri. “
” Kalau kamu bukan orang yang asing di zamanmu, aku tak akan membuka rahasiaku, ucap sang pemuda. ia lalu mulai bercerita,” Suatu hari aku bersama ayahku pergi haji ke baitullah al haram. Dalam perjalanan ayahku sakit dan meninggal dunia. Kulihat muka ayahku berubah hitam. Lalu kututup wajahnya dengan kain. Ketika menunggu mayatnya, aku sangat mengantuk sehingga aku tertidur. Dalam tidurku aku melihat seorang yang sangat tampan. Belum pernah aku melihat pria setampan dia, berpakaian sebersih pakaiannya. dan berbau seharum tubuhnya. Ia berjalan mendekati ayahku, menyingkap kain yang menutupi wajahnya, kemudian mengusapkan tangannya kewajah ayahku. Wajah yang semula hitam segera berubah menjadi putih. Setelah itu ia berbalik hendak pergi. Aku lali memegang bajunya dan bertanya, ” Siapakah kamu sebenarnya, semoga Allah merahmatimu ? ” Kedatanganmu sungguh merupakan karunia Allah bagiku.
Tidakkah kamu mengenal aku. Aku adalah Muhammad bin Abdillah, kepadaku Quran telah diturunkan. Sesungguhnya ayahmu menyia – nyiakan dirinya. Namun, ia banyak bersholawat kepadaku. Ketika mengalami apa yang sedang ia alami, ia meminta tolong kepadaku, sedangkan aku adalah penolong bagi orang – orang yang banyak bersholawat kepadaku.
Ketika bangun dari tidur, kulihat wajah ayahku telah berubah putih. Barang siapa ingin dekat dengan Al Musthafa dan bercakap – cakap dengannya hendaknya ia menyempurnakan asasnya, yaitu selalu mengikuti Rasulullah SAW dalam perbuatan, ucapan dan segala hal. Para salaf kita tidak pernah meninggalkan sunnah dalam setiap langkah mereka.
Setiap orang yang ingin dekat dengan Nabi Muhammad SAW hendaknya melaksanakan perintah beliau walaupun hukumnya sunah, dan menjauhi segala larangan beliau walaupun hukumnya makruh. Karena semua amal umatnya akan ditunjukkan kepada beliau. Jika umatnya beramal saleh, beliau akan merasa senang, mencintai, dan menyebut – nyebut namanya sehingga Allah melimpahkan rahmatNya.
Sholawat Kepada Nabi Muhammad Saw menjanjikan pahala yang sangat besar. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : ” Barang siapa bersholawat kepadaku sekali, Allah akan bersholawat kepadanya 10 kali. ” ( HR Muslim, Turmudzi, Abu Dawud,Nasai dan Ahmad )
Barang siapa bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW sewaktu duduk, ia akan di ampuni sebelum berdiri. Dan barang siapa bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW sewaktu tidur, ia akan di ampuni sebelum bangun.
Diriwayatkan bahwa Sayidina Abu Bakar Ash Shiddiq meminta ibunya untuk memeluk agama islam, namun ia menolak, kemudian Sayidina Abu Bakar pergi kerumah Rasulullah SAw mengabarkan hal ini. Ketika hendak pulang, ia memohon doa Rasulullah SAW agar ibunya masuk islam. Rasulullah SAW mengabulkan permintaannya. Sesampainya di rumah, Sayidina Abu Bakar melihat ibunya sedang tidur sambil bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Setelah bangun dari tidurnya ia segera masuk islam.
Kejadian ini semua adalah berkat sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sholawat merupakan guru bagi mereka yang tak memiliki guru, karenanya sholawat tidak butuh guru maupun hudhur tetapi akan lebih sempurna jika diucapkan dengan hati yang hudhur. Riya’ tidak dapat menghapuskan pahala sholawat.
Keutamaan sholawat sering kali disampaikan oleh Nabi dalam sabda-sabda beliau, diantaranya:
أولى الناس بي يوم القيامة أكثرهم علي صلاة
“Orang yang paling utama dalam pandanganku kelak pada hari kiamat adalah orang-orang yang paling banyak membaca sholawat padaku.”
من صلى علي صلاة صلى الله عليه بها عشرا وكتب له بها عشر حسنات
“Barangsiapa membaca sholawat kepadaku satu kali, maka Allah akan memberinya sepuluh sholawat dan sebab sholawat itu, Allah akan menuliskan sepuluh kebaikan”.
من صلى علي صلاة واحدة صلى الله عليه عشر صلوات وحط عنه بها عشر سيئات ورفعه بها عشر درجات
“Barangsiapa membaca sholawat kepadaku satu kali, maka Allah akan memberinya sepuluh sholawat, menghapus sepuluh kejelekan dan meninggikan sepuluh derajat”.
من صلى علي صلاة واحدة صلى الله عليه عشرا, ومن صلى علي عشرا صلى الله صلى الله عليه مائة, ومن صلى علي مائة كتب الله بين عينيه براءة من النفاق وبراءة من النار وأسكنه يوم القيامة مع الشهداء.
“Barangsiapa membaca sholawat kepadaku satu kali, maka Allah akan memberinya sepuluh sholawat. Barangsiapa membaca sholawat kepadaku sepuluh kali,maka Allah akan memberinya seratus sholawat. Barangsiapa membaca sholawat kepadaku seratus kali maka Allah akan (memerintahkan untuk) menuliskan di antara kedua mata orang tersebut tulisan: ‘terbebas dari munafik dan terbebas dari neraka’. Dan kelak pada hari kiamat, Allah akan menempatkan orang tersebut bersama para syuhada”.
إن الدعاء موقوف بين السماء والأرض لا يصعد منه شيء حتى تصلي على نبيك صلى الله عليه وسلم
“Sesungguhnya doa tertahan antara langit dan bumi. Doa tersebut tidak bisa naik sampai engkau membacakan sholawat atas Nabimu Sholaallahu ‘alaihi wa sallam”.
رغم أنف رجل ذكرت عنده فلم يصلل علي
“Terkudunglah hidung seseorang yang namaku disebut di sisinya dia tidak membaca sholawat kepadaku”.
لاتجعلوا قبري عيدا وصلوا علي فإن صلاتكم تبلغني حيث كنتم
“Janganlah kalian menjadikan kuburku sebagai tempat perayaan. Bacalah sholawat kepadaku, sesungguhnya sholawat kalian akan sampai kepadaku, di manapun kalian berada”.
البخيل من ذكرت عنده, فلم يصل علي
“Orang yang bakhil adalah orang yang namaku disebut di sisinya, kemudian dia tidak membaca sholawat kepadaku”.
لا تمسهما النار : عين بكت من خشية الله, وعين باتت تحرس فى سبيل الله
“Ada dua mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka ; mata yang menangis karena takut pada Allah dan mata yang sepanjang malam berjaga untuk menegakkan agama Allah”.
ألا إن أولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون
“Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS. Yunus : 62)
وقالوا الحمد لله الذي أذهب عن الحزن
“Dan mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang Telah menghilangkan duka cita dari kami.” (QS. Fatir : 34)
Inti dari Energi Sholawat Nabi adalah adanya sebuah harmoni melodi yang indah, selaras, dan serasi antara 3 Jenis Frekwensi Gelombang energi. Yaitu Energi Ilahi, Energi Malaikat dan Energi Manusia. Ketiga energi ini tersinkronisasi dengan baik di dalan frekwensi getaran energi sholawat (Nur Muhammad).
قل ان كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم
“Katakanlah : ‘Jika Kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. (QS. Al-Imron : 31)
Dengan kisah yang dikemukakan ini, kami harap para pembaca tidak akan melepaskan peluang untuk bershalawat ke atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah, Rasul dan para Malaikat.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar