Semua umat Islam mengetahui bahwa Rasulullah saw merupakan insan yang mulia dan dimuliakan oleh Allah swt. Dalam al-Quran, terdapat banyak ayat yang menceritakan tentang Rasulullah saw, seperti dalam Surah al-Taubah ayat 128, Surah Ali ‘Imran ayat 164, Surah al-Jumu’ah ayat 2, Surah al-Baqarah ayat 151, Surah al-Nisa’ ayat 80, Surah al-Anbiya’ ayat 107 dan banyak lagi.
Apabila al-Quran banyak menyentuh tentang Rasulullah, ini menggambarkan betapa hebatnya insan yang mulia ini. Namun, berapa banyak umat Islam dalam masyarakat kita yang benar-benar mengenali Rasulullah? Setiap tahun majlis sambutan maulidurrasul biasanya akan disambut dengan begitu meriah dengan shalawat ke atas nabi secara beramai-ramai, majlis barzanji, mengadakan jamuan makan dan sebagainya. Namun, secara sadar atau pun tidak, di balik kehangatan sambutan tersebut, berapa banyak yang benar-benar mengenali Rasulullah? Berapa banyak juga yang memahami isi kandungan barzanji yang dilantunkan dengan begitu merdu yang menceritakan tentang kehidupan nabi itu? Sedangkan umat Islam mengetahui bahwa dengan kelahiran Rasulullah ke atas dunia ini, ia membawa sejuta rahmat kepada umat manusia keseluruhannya. Allah s.w.t sendiri telah menyatakan dalam al-Quran Surah al-Anbiya’ ayat 107 yang artinya: ‘Tidak Kami utuskan engkau (Muhammad) melainkan untuk memberi rahmat kepada sekalian alam’.
Sesuatu yang tidak diragukan lagi bahwa Rasulullah s.a.w. telah diutus untuk memimpin ummah. Baginda merupakan contoh terbaik yang bersifat universal yaitu keseluruhan hidup Junjungan dapat dijadikan panutan dan contoh di sepanjang zaman. Dalam hal ini, Allah s.w.t telah menyatakan dalam al-Quran, Surah al-Ahzab ayat 21 yang artinya : ‘Sungguh pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagi kamu'. Rasulullah s.a.w. adalah merupakan pemimpin ummah yang boleh diikuti dan dicontoh dalam segenap kehidupan; pribadi yang luhur dan murni, seorang manusia yang senantiasa menyeru kepada jalan Allah dengan penuh hikmah, seorang pemimpin negara yang mendayung bahtera pemerintahan dengan amanah dan cakap, seorang suami mithali, seorang ayah yang bijak menyempurnakan tanggungjawab terhadap anak, seorang sahabat yang setia, seorang jiran yang memahami jirannya, dan lain-lain. Jelasnya, kepemimpinan Rasulullah tertuang dalam seluruh kehidupan baginda.
Di samping memiliki akhlak dan keperibadian yang tinggi, Rasulullah saw juga merupakan seorang insan yang mempunyai perawakan yang menarik dan tampan. Walaupun rupa paras bukanlah menjadi suatu tuntutan untuk diikuti dan diteladani karena ia merupakan anugerah Allah swt secara khusus kepada setiap makhlukNya, namun apabila dapat mengenali perawakan seseorang, maka akan bertambah rasa kasih dan dekat padanya. Justru, ada pepatah telah menyatakan ‘Tak kenal, maka tak cinta’.
Mengenali perawakan Rasulullah juga akan menghindarkan diri dari tertipu dengan mainan dan tipu daya syaitan. Pernahkah kita mendengar ada orang berkata bahwa dia bermimpi bertemu Rasulullah? Memang bermimpi bertemu dengan Rasulullah merupakan sesuatu yang istimewa. Menurut para ulama’, terdapat tiga kategori dalam hal mimpi yaitu:
(a) Mimpi baik dari Allah
(b) Mimpi buruk dari syaitan
(c) Mimpi yang terjadi hasil fikiran yang menghantui diri mengenai sesuatu perkara.
Bermimpi bertemu Rasulullah termasuk dalam kategori yang pertama yaitu mimpi baik dari Allah. Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya: 'Siapa yang melihatku di dalam mimpi, maka sesungguhnya benarlah dia melihat diriku karena syaitan tidak dapat menyerupaiku’.
Namun, sesuatu yang harus diberi perhatian ialah walaupun syaitan tidak dapat menyerupai Rasulullah, tetapi ia dapat menyerupai manusia lain seperti Abu Jahal, Abu Lahab dan sebagainya, dan mendakwa sebagai Rasulullah. Justeru, untuk mengatasi masalah ditipu dan diperdaya oleh syaitan, maka umat Islam perlu mengenali perawakan dan rupa bentuk Rasulullah saw.
Imam Abu ‘Isa Muhammad Ibn Isa al-Tirmidzi telah menyatakan bahwa adalah di luar kemampuan manusia untuk melukis gambaran mengenai rupa bentuk Rasulullah saw. Namun begitu, para sahabat yang sangat mengasihi dan cinta kepada Rasulullah telah berupaya menggambarkan kepada kita tentang perawakan Rasulullah saw ini. Imam al-Qurtubi menyatakan bahwa keseluruhan ketampanan Rasulullah tidaklah didzahirkan, sekiranya didzahirkan manusia tidak dapat menoleh sedikit pandangan pun ke arah baginda.
Telah dinyatakan dalam kitab al-Syifa Bita’rif Huquq al-Mustafa oleh al-Qadi ‘Iyad al-Andalusi bahwa terdapat hadits-hadits dan athar-athar sahih yang banyak didatangkan oleh para sahabat tentang perawakan nabi saw. Antara sahabat yang menceritakan tentang rupa bentuk Rasulullah ialah Ali Bin Abu Thalib, Anas Bin Malik, Abu Hurairah, al-Barra’ Bin ‘Azib, Aisyah Ummul mukminin, Ibnu Abbas, Abu Tufail dan lain-lain lagi. Antara gambaran Rasulullah yang telah dinyatakan oleh para sahabat ialah kulitnya yang putih, mata yang cantik, rambut yang lebat, wajah yang bersinar, bulu kening halus memanjang hingga ke penghujung mata, hidung yang mancung, janggut yang tebal hingga ke dada, dada yang bidang, sederhana tinggi iaitu tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, apabila bercakap seolah-olah cahaya keluar dari gigi baginda dan lain-lain lagi (Sila rujuk kitab al-Syifa oleh al-Qadi ‘Iyad, 1986, cetakan Dar al-Faiha’, Amman, juzuk 1 halaman 147-149).
Al-Barra’ Bin ‘Azib berkata bahwa beliau tidak pernah melihat siapa yang terlebih tampan daripada Rasulullah saw. Jabir pula telah meriwayatkan bahwa pada suatu ketika semasa malam bulan purnama terang-benderang, beliau melihat kepada wajah Rasulullah dan juga melihat ke arah bulan, dan mengikuti pandangannya wajah Rasulullah terlebih tampan dan berseri dari bulan dan cahayanya.
Anas pernah berkata bahwa: ‘Rasulullah saw tidaklah terlalu tinggi dan tidak juga terlalu rendah, dan warna wajah Rasulullah tidaklah terlalu putih seumpama air kapur dan tidak pula pucat pudar (warna kulit putih kemerahan), rambut Rasulullah tidaklah terlalu lurus dan tidak pula terlalu kerinting (rambut ikal mayang)….dan uban yang ada pada rambut dan janggutnya tidak melebihi dua puluh helai’.
Manakala Sayyidina Ali ketika menceritakan perawakan Rasulullah saw, beliau berkata: ‘Rasulullah tidaklah terlalu tinggi dan tidak juga terlalu rendah tetapi memiliki tubuh badan sederhana, rambut baginda tidak terlampau lurus dan tidak juga terlampau keriting tetapi berkeadaan berombak (ikal). Badannya tidak gemuk. Wajahnya tidak bulat tetapi bujur. Warna wajah Rasulullah putih dengan sedikit kemerah-merahan. Matanya sangat hitam dan bulu keningnya panjang. Tulang-tulang sendi di badannya tebal (besar)- (pergelangan tangan, siku, lutut). Bagian di antara kedua-dua bahu dipenuhi daging-daging (berisi). Badan Rasulullah tidak berbulu di seluruh tubuh badan, walau bagaimanapun terdapat suatu garis bulu dari dada terus ke pusat. Tangannya yang mulia penuh dengan isi-isi daging. Apabila Rasulullah berjalan, baginda akan melangkah ke hadapan dengan kukuhnya, seoalah-olah baginda berjalan menuruni tanah curam, iaitu menuruni dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Apabila baginda menumpukan perhatian kepada seseorang, baginda melakukannya dengan seluruh jasadnya (memutar seluruh tubuh dan menoleh mukanya). Di antara dua bahunya terdapat tanda kenabian. Pangkat kenabian berakhir padanya. Baginda terlebih dermawan daripada segala makhluk dan paling dipercayai percakapannya dan terlebih lembut hatinya daripada semua manusia. Baginda adalah dari golongan keluarga yang paling mulia’. (Sila rujuk kitab Insan Teladan Sepanjang Zaman oleh Mufti Ahmed Ibrahim Bemat, 1996, cetakan Dar al-Nu’man, halaman 10-11).
Kitab-kitab sirah juga menggambarkan Rasulullah sebagai insan yang paras mukanya manis dan indah, tidak terlampau tinggi, juga tidak pendek, dengan bentuk kepala yang besar, berambut hitam antara keriting dan lurus. Dahinya lebar dan rata di atas sepasang alis yang lengkung lebat dan bertaut, sepasang matanya lebar dan hitam, di tepi-tepi putih matanya agak kemerah-merahan, tampak lebih menarik dan kuat, pandangan matanya tajam, dengan bulu-mata yang hitam pekat. Hidungnya halus dan merata dengan barisan gigi yang bercelah-celah. Jambangnya lebar sekali, berleher panjang dan indah. Dadanya lebar dengan kedua bahu yang bidang. Warna kulitnya terang dan jernih dengan kedua telapak tangan dan kakinya yang tebal. Bila berjalan badannya agak condong ke depan, melangkah cepat-cepat dan pasti. Air mukanya membayangkan renungan dan penuh fikiran, pandangan matanya menunjukkan kewibawaan, membuat orang patuh kepadanya.
Ringkasnya perawakan Rasulullah adalah seperti berikut:
- Seorang yang tampan.
- Rasulullah saw jauh lebih bercahaya daripada sinaran bulan, Rasulullah saw juga seumpama matahari yang bersinar.
- Apabila Rasulullah saw berasa gembira, wajahnya bercahaya seperti bulan purnama. Kali pertama memandangnya, sudah tentu akan terpesona
- Wajahnya tidak bulat tetapi lebih cenderung kepada bulat. Wajahnya seperti bulan purnama
- Dahi Baginda luas, raut kening tebal, terpisah di tengahnya. Urat darah kelihatan di antara dua kening dan nampak semakin jelas semasa marah.
- Mata Baginda hitam dengan bulu mata yang panjang. Garis-garis merah di bahagian putih mata, luas kelopaknya.
- Hidungnya agak mancung
- Mulut baginda sederhana luas dan cantik
- Giginya kecil dan bercahaya, indah tersusun, renggang di bagian depan. Apabila berkata-kata cahaya kelihatan memancar dari giginya
- Janggutnya penuh dan tebal menawan
- Lehernya kecil dan panjang, terbentuk dengan cantik seperti arca. Warna lehernya putih seperti perak yang sangat indah.
- Kepalanya besar tapi bagus bentuknya
- Rambutnya sedikit ikal. Rambutnya tebal sehingga kadang-kala menyentuh pangkal telinga dan kadang-kala mencecah bahu, namun ia disisir rapi. Rambutnya juga terbelah di tengah
- Di tubuhnya tidak banyak bulu kecuali satu garisan bulu mengarah dari dada ke pusat
- Dadanya bidang dan selaras dengan perut. Luas bidang antara kedua bahunya lebih daripada biasa. Kedudukan kedua-dua bahunya adalah seimbang.
- Pergelangan tangannya lebar, lebar tapak tangannya , jarinya juga besar dan tersusun dengan cantik. Tapak tangan Rasulullah saw amat lembut
- Perut betisnya tidak lembut tetapi cantik.
- Kakinya berisi, di tapak kakinya terlalu licin sehingga tidak melekat air. Terlalu sedikit daging di bagian tumit kakinya.
- Warna kulitnya tidak putih seperti kapur atau coklat tapi campuran antara coklat dan putih. Warna putihnya lebih banyak. Warna kulit Baginda putih kemerah-merahan.
- Susunan badannya sempurna, tulang-tulangnya besar dan kukuh
- Badannya tidak gemuk. Perutnya tidak buncit
- Badannya tidak tinggi dan tidak pula rendah, kecil tapi berukuran sederhana lagi tampan. Namun begitu, badannya cenderung kepada tinggi. Semasa berada di kalangan orang ramai, baginda kelihatan lebih tinggi daripada mereka
- Sekalipun baginda miskin dan lapar tapi tubuhnya lebih gagah dan sehat daripada orang yang cukup makan.
Sumber: Al Islam
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar