Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf dalam perayaan Mauilid Nabi di Meteseh, Semarang, Jawa Tengah, Senin (13/1), menyampaikan empat poin penting yang hendaknya diperhatikan jamaah yang hadir.
Ia mengajak, pertama, ketika memanggil Nabi hendaknya tidak njangkar (langsung memanggil namanya). Panggillah Nabi dengan sapaan kehormatan sebagaimana para ulama contohkan, misalnya sayyidina, maulana, habibina, qurrati a’yun, syafi’ina dan sebagainya.
“Allah saja memanggil Nabi tidak njangkar, misalnya ya ayyuhal muddatstsir, ya ayyuhal muzzammil, ya ayuhan nabiyyu, dan lain sebagainya,” tutur Habib Syech.
Kedua, Habib asal Solo ini mengajak untuk memperbanyak shalawat karena di dalamnya terdapat keistimewaan. Menurut dia, shalawat mampu membuat jiwa menjadi tenang dan terjaga dari musibah dan marabahaya.
Ketiga, ia mengajak kepada jamaah untuk menjadi manusia yang bermanfaat, di antaranya berkecimpung dalam kemaslahatan masyarakat, semisal ikut gabung organisasi Nahdhatul Ulama, terangnya sembari membaca hadits populer khoirunnas anfa'uhum linnas (sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya).
Keempat, Habib Syech juga berpesan supaya menjaga kesucian maulid dengan membersihkan diri dari perbuatan maksiat. Dia menyebut, berbuat maksiat sama saja dengan merobohkan benteng maulid.
“Banyak sekali yang bersemangat mengikuti maulid tapi shalat subuhnya telat, ini namanya merobohkan benteng. Jauh-jauh datang untung mengikuti maulid namun saat pulang gonceng-goncengan lanang wadon (boncengan laki-laki dan perempuan), ini namanya merusak benteng pertahanan,” pungkasnya. (Asnawi Lathif/Mahbib)
Sumber: Nu Online
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar