Hidup Itu Bak Sebuah Perjalanan

Bookmark and Share
Ketika sebuah umur berjalan tanpa disadari. Berlalu kian  berlalu tanpa adanya kesadaran yang tak menentu. Iman adalah sebuah kunci sukses perjalanan hidup. Karena dengannya kita akan mendapatkan sebuah tujuan dan pola hidup yang terarah dan terproses dengan baik. Namun jikalau sebuah perjalanan hidup tanpa adanya sebuah kekuatan iman bak sebuah pohon tanpa buah, artinya takan ada yang akan dipanen  dari sebuah kehidupan, tanpa adanya tafakur dari hidup tersebut.

Orang yang mempunyai perencanaan yang matang dalam menjalani hidupnya akan ada alur dan jembatan-jembatan yang menjadi rute perjalanan hidup tersebut. Memaknai sebuah perjalanan hidup tak cukup hanya lewat sekilas tanpa adanya bekas dan sisa-sisa kebaikan yang tertinggal, atau bahkan takan ada sebutir kebaikan pun yang ditanam di hidupnya. Tapi mereka adalah yang mempunyai konsep kedepan yang akan membawa hidupnya menuju kebahagiaan yang hakiki, artinya menjadikan masa depan sebagai sebuah tujuan utama dari sebuah perjalanan hidup di dunia yang hanya sekilas dan numpang lewat saja.

Ada salah satu penyebab dari sebuah kelalaian dalam memaknai sebuah perjanan hidup, yaitu karena lemah iman, adanya sifat hubud-dunya atau mungkin
lebih  banyak yang lainnya. Tapi kalau saja yang menjadi dua poin tersebut tertanam dalam sanubari setiap seorang insan. Maka dapat dipastikan butir cahaya kebaikan akan menerangi setiap langkah demi langkah yang ditempuh. Jangankan masalah sebuah perjalanan hidup yang jauh kedepan atau adanya suatu kesadaran akan pertanggungjawaban nanti, di dunia saja apabila tidak mempunyai konsep yang jelah dan terarah serta tersistematis, kegagalan akan menjadi sebuah belenggu yang bisa membuat lupa akan segalanya. Oleh karena itu iman merupakan kunci sukses dalam memaknai dan menjalani sebuah lintasan yang penuh duri.

Allah swt. memberikan sebuah pilihan jalan kepada manusia dalam setiap langkah yang dia tempuh. Perhatikan firman Allah swt. berikut ini:

“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan). Tetapi dia tidak menempuh jalan yang mendakidan sukar itu?” (Q.S Al Balad 10-11)

Kita cenderung memaksa diri sangat keras tiap hari untuk mencari uang, kekuasaan, dan keyakinan diri. Kita cenderung mengabaikan kesehatan kita, waktu bersama keluarga, dan kesempatan mengagumi keindahan di sekeliling kita, hal-hal yg ingin kita lakukan.

Kita cenderung mengabaikan kehidupan rohani kita. Kita cenderung tidak memikirkan dengan serius hidup kita sesudah mati. Anda percaya ada kehidupan sesudah mati? Suatu hari ketika kita menoleh ke belakang, “kita akan melihat betapa kita tidak membutuhkan sebanyak itu, tapi kita tidak mampu memutar mundur waktu atas semua hal yang tidak sempat lakukan”.

Kita dan semua umat muslim perlu berhati-hati dengan ayat berikut :

“Maka tatkala mereka ‘melupakan peringatan yang telah diberikan’ kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, KAMI SIKSA MEREKA DENGAN SEKONYONG-KONYONG, MAKA SEKETIKA ITU MEREKA TERDIAM BERPUTUS ASA.“ (Q.S. Al-An’aam: 44)

Memang sebuah kebahagiaan dari hidup tak mudah dicapai apalagi kebahagiaan itu sifatnya yang abadi. Sungguh duri dan wanginya dunia akan membayangi kalau tak ada konsep dan pondasi spiritualitas yang kokoh dan iman yang mantap. Dan kesengsaraan pun menjanjikan sebuah keharuman bak sekuntum bunga mekar yang kian semerbak. Namun semerbak itulah yang bnayak membawa kebnyakan manusia tak sadar akan hakikat dan makna pilihan itu.  Memang berat perjalanan ini, tapi ini adalah sebuah takdir dan ketentuan dari sang khalik yang menentuka setiap langkah demi langkah hingga di syurga nanti.

Inti dari kesadaran akan eksistensi manusia di muka bumi adalah pandai memanfaatkan waktu dengan maksimal. Dengan catatan mempergunakan sesuai dengan proporsi yang tepat. Jangan sampai hal negative yang kan mewarnai pikiran kita tapi jadikanlah hal positif sebagai sesuatu yang kian mengisi waktu-waktu kita, dengan demikian kebahagiaan dan makna hidup akan terasa nyaman dengan tutunan dari Allah swt.

Satu detik keburukan di dunia aka mendatangka sejuta bahkan bertriliun-triliyun penyesalan yang mewarnai kehidupan akhirat kelak. Oleh karena itu mari kita bersama-sama mulai memaknai dan mentafakuri dari sebuah perlajanan hidup yang kiang berkurang ini..


Akhir kata, “Ilmu pasti bukanlah 1 + 1 = 2, tetapi sebenar-benar ilmu pasti adalah kematian dan Hari Kiamat”.

Wassalaamu'alaikum

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar