Sudah barang tentu k i t a ingin doanya terkabul dan lebih didengar oleh Allah.
“Dan sesungguhnya doa itu bermanfaat terhadap apa saja yang telah diturunkan (ketetapan Allah) dan juga sesuatu yang belum diturunkan. Dan tidaklah akan dapat menolak (mengubah) ketetapan (takdir) K E C U A L I D O A. Karena itu berdoalah kamu.” (Hadits Riwayat Tarmidzi).
“Dan sesungguhnya doa itu bermanfaat terhadap apa saja yang telah diturunkan (ketetapan Allah) dan juga sesuatu yang belum diturunkan. Dan tidaklah akan dapat menolak (mengubah) ketetapan (takdir) K E C U A L I D O A. Karena itu berdoalah kamu.” (Hadits Riwayat Tarmidzi).
Berdoa sebenarnya boleh dilakukan dalam bahasa apa saja yang kita miliki, namun menggunakan doa yang pernah dipergunakan para Nabi, itu jauh lebih bagus karena doa para Nabi tersusun sangat bagus, halus, teratur.
K i t a sebagai o r a n g Indonesia, tentu selain memakai doa dalam bahasa Arab juga memakai d o a berbahasa Indonesia. "Allah itu tempat meminta," (Q.S. 112: 2). Berdoa dengan bahasa Indonesiapun boleh, bahkan akan lebih khusyu’ karena langsung pada keinginan kita pribadi. Namun, akan lebih manjur jika caranya dengan diawali dengan tahmid dan shalawat kemudian juga ditutup dengan shalawat dan tahmid :
1.Terlebih dahulu membaca tahmid dan ‘puji-pujian’ kepada Allah, sekurang-kurangnya membaca : “Alhamdulillaahi Rabbil ‘Aalamiin”.
2.Sesudah itu membaca shalawat kepada kekasih sejati Allah (Muhammad saw.), sekurang-kurangnya membaca : “Allaahumma shalli ‘alaa muhammadin wa’alaa aalihi wa shahbihi wa sallim”.
3.Sesudah itu baru membaca doa dalam bahasa Indonesia yang ingin dipanjatkan.
4. Sesudah itu membaca shalawat kembali : “Washallallaahu ‘alaa muhammadin wa’alaa aalihi wa shahbihi wa sallim”.
5.Sesudah itu membaca tahmid (puji-pujian) kembali, misalnya: “Walhamdulillaahi Rabbil ‘Aalamiin”.
Lalu doa penutupnya (doa Nabi Ibrahim yang diabadikan dalam Al Quran) :
“Rabbanaa taqabbal minnaa innaka antas samii’ul ‘aliim, watub’alainaa innaka antat tawwaa burrahiim”
“Rabbanaa taqabbal minnaa innaka antas samii’ul ‘aliim, watub’alainaa innaka antat tawwaa burrahiim”
Artinya : “Ya Tuhan kami, terimalah permohonan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (penggalan Q.S. Al Baqarah : 127-128).
Bimbingan doa mustajab :
1. Berkata Imam Nawawi, “Semua ulama berpendapat S A M A bahwa sangat disukai (mustajab) memulai sesuatu doa dengan memuji Allah SWT, dan mengucapkan shalawat kepada Nabi saw. Demikian juga ketika menutupnya”.
Dari Syyidina Ali bin Abi Thalib: “Tiap-tiap doa itu masih tertutup, sehingga mengucapkan shalawat kepada Muhammad saw dan keluarga Muhammad”. (H.R. Thabrani)*
*Perhatikan kembali : Dari Fadhalah bin 'Ubaid ra, katanya : "Rasulullah saw. pernah mendengar seseorang yang berdoa dalam shalatnya, tetapi ia tidak mengucapkan puji-pujian kepada Allah Ta'ala dan tidak pula membaca shalawat pada Nabi saw., lalu Rasulullah saw. bersabda: "Tergesa-gesa sekali orang ini," kemudian orang itu dipanggilnya. Nabi saw. lalu bersabda pada orang itu atau pada orang lain juga: "Jikalau seseorang di antara engkau semua hendak berdoa, maka hendaklah memulai dengan mengucapkan puji-pujian kepada Tuhannya yang Maha Suci serta puja-pujaan padaNya, selanjutnya membaca shalawat kepada Nabi saw., seterusnya bolehlah ia berdoa dengan apa yang dikehendaki olehnya." (H.R. Abu Dawud dan Termidzi. Termidzi mengatakan ini adalah “hadist shahih”)
2. Dengan membaca “Yaa Arhamar Raahimin”
“Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang mewakili-Nya bagi barangsiapa yang berdoa dengan berkata: “Yaa Arhamar Raahimin” (Wahai Yang Maha Pengasih di antara yan pengasih), Maka siapa saja yang menyebutnya TIGA kali, maka menjawablah malaikat itu: “Sesungguhnya Allah Arhamar Raahimin telah (berkenan) mengabulkan permohonanmu. Maka mintalah kepada-Nya”. (H.R. Hakim)
3. Dengan membaca “Yaa Dzal Jalaali Wal Ikraam”
“Nabi saw mendengar seseorang mendoa dan mengatakan : “Yaa Dzal Jalaali Wal Ikraam” (Ya Allah, Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Luhur). Maka beliau bersabda: “Doamu akan dikabulkan. Berdoalah kepada Allah!” (H.R. Tirmidzi)
4. Dengan membaca Asmaul Husna
“Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu ...” (Q.S. Al-A’raf: 180)
5. Membaca 5 kalimat tauhid : “Barang siapa berdoa dengan lima kalimat yang tersebut di bawah ini apa pun permintaannya akan diberi. Kalimat itu ialah:
Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru, Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalahu, Lahul mulku walahul hamdu, Wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir, Laa ilaaha illallaahu wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahi. (H.R. Thabrani)
Artinya : Tak ada Ilah selain Allah dan Allah Maha Besar, Tiada Ilah selain Allah Yang Maha Esa, Tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nyalah kerajaan dan bagi-Nyalah pula puji dan puja, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Tiada Ilah selain Allah dan tiada daya dan upaya serta tak ada kekuatan selain dengan Allah jua.
Maka hendaknya k i t a segera melakukan 5 hal di atas. Tentu dengan sabar dan sholat, dengan merendahkan suara, dengan rasa takut dan harap, dengan tidak berlebih-lebihan.
Bimbingan doa dari ayat suci Al Quran
Doa-doa pilihan yang diabadikan di Al Quran (sudah diurutkan) :
2. Al Baqarah, 2:250
3. Al A’raaf, 7:126
4. Ali ‘Imraan, 3:147
5. Ali ‘Imraan, 3:193-194
6. Ali ‘Imraan, 3:8
7. Al A’raaf, 7:23
8. Al Mu’minuun, 23:109
9. Al Kahfi, 18:10
10. Al Furqaan, 25:74
11. Al Baqarah, 2:201
12. Al Baqarah, 2:127-128
13. Ash-Shaaffat, 37:180-182.
14. Al Hasyr, 59:10.
Silakan untuk dihafal...plus makna’nya, luangkan waktu sedikiit saja untuk doa sehari-hari.
Sebagai doa sampai sakaratul maut menjemput, ada 3 keutamaan sekaligus (keuntungan ganda) berdasar hadits-hadits Nabi, yaitu :
1. Usai shalat fardhu merupakan waktu mustajab,
2. Para Malaikat mendoakan kita selama kita tetap duduk dan tidak berhadats usai shalat,
3. Mendapat pahala doa sekaligus pahala bacaan Al Quran minimal 10 kebaikan tiap huruf. Satu lagi, juga keutamaan bacaan Al-Quran dalam keadaan wudhu’.
Yang harus difahami :
Imam Ahmad, Bazzar, Abu Ya’la dengan sanad jayyid telah meriwayatkan sebuah hadits, begitu juga Imam Al-Hakim dan ia mengomentari sanadnya shahih, yaitu hadits dari Al-Khudri ra. bahwa Nabi bersabda: “Tidaklah seorang muslim itu berdoa, yang tidak dicampuri dosa dan dalam keadaan tidak memutuskan tali silaturahmi, melainkan Allah menganugerahi kepadanya salah satu dari tiga hal :
1. Adakalanya doanya langsung dikabulkan.
2. Doanya disimpan sebagai p a h a l a d i a k h i r a t.
3. Atau dengan doa tersebut, ia dijauhkan atau dihindarkan dari keburukan atau kecelakaan yang sebanding” (H.R. Ahmad, Bazzar, Abu Ya’la, dan Hakim).
*bahwa nomor 2 itu sangat berarti, nomor 3 adalah keberuntungan yang nyata.
1. Usai shalat fardhu merupakan waktu mustajab,
2. Para Malaikat mendoakan kita selama kita tetap duduk dan tidak berhadats usai shalat,
3. Mendapat pahala doa sekaligus pahala bacaan Al Quran minimal 10 kebaikan tiap huruf. Satu lagi, juga keutamaan bacaan Al-Quran dalam keadaan wudhu’.
Yang harus difahami :
Imam Ahmad, Bazzar, Abu Ya’la dengan sanad jayyid telah meriwayatkan sebuah hadits, begitu juga Imam Al-Hakim dan ia mengomentari sanadnya shahih, yaitu hadits dari Al-Khudri ra. bahwa Nabi bersabda: “Tidaklah seorang muslim itu berdoa, yang tidak dicampuri dosa dan dalam keadaan tidak memutuskan tali silaturahmi, melainkan Allah menganugerahi kepadanya salah satu dari tiga hal :
1. Adakalanya doanya langsung dikabulkan.
2. Doanya disimpan sebagai p a h a l a d i a k h i r a t.
3. Atau dengan doa tersebut, ia dijauhkan atau dihindarkan dari keburukan atau kecelakaan yang sebanding” (H.R. Ahmad, Bazzar, Abu Ya’la, dan Hakim).
*bahwa nomor 2 itu sangat berarti, nomor 3 adalah keberuntungan yang nyata.
Terkabul pun dibagi 2 :
“...Allah memberikannya (memenuhinya), kadang dipercepat dan kadang diperlambat” (H.R. Ahmad dan Hakim).
*Jika diperlambat, tentu akan memperoleh poin nomor 2. Jadi, “teruslah berdoa, perbanyak, dan jangan putus asa sedikit pun!”
Sedangkan tidak terkabul bisa disebabkan karena “kamu meyukai sesuatu, bisa jadi itu buruk bagi kamu” (Q.S. Al-Baqarah: 216). Dan pembaca perlu lebih mengetahui bahwa penyebab doa tertolak tidak hanya sedikit (sehingga poin 1,2, 3 pun jelas tidak diperoleh).
“...Allah memberikannya (memenuhinya), kadang dipercepat dan kadang diperlambat” (H.R. Ahmad dan Hakim).
*Jika diperlambat, tentu akan memperoleh poin nomor 2. Jadi, “teruslah berdoa, perbanyak, dan jangan putus asa sedikit pun!”
Sedangkan tidak terkabul bisa disebabkan karena “kamu meyukai sesuatu, bisa jadi itu buruk bagi kamu” (Q.S. Al-Baqarah: 216). Dan pembaca perlu lebih mengetahui bahwa penyebab doa tertolak tidak hanya sedikit (sehingga poin 1,2, 3 pun jelas tidak diperoleh).
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar