Tanya saja Siapa pun di kota Medan ini, semua kenal.. Olo Panggabean preman besar.Nama sebenarnya Sahara Oloan Panggabean. Lahir di Tarutung 24 Mei 1941.
Meninggal pada 30 April 2009 semasa berumur 67 tahun. Olo adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara dari pasangan Friedolin Panggabean dan Esther Hutabarat, keluarga Kristen. Sampai akhir hayatnya beliau tidak pernah menikah.
Wilayah kekuasannya di kawasan bisnis di Petisah. Dia juga sering dipergunakan oleh pihak tertentu sebagai debt collector. Sementara organisasi yang didirikan terus berkembang, sebagai bagian dari lanjutan Sentral Organisasi Buruh Pancasila (SOB Pancasila), di bawah naungan dari Koordinasi Ikatan – Ikatan Pancasila (KODI), dan pendukung Penegak Amanat Rakyat Indonesia (Gakari). Olo Panggabean sering disebut sebagai seorang “Raja Perjudian” yang berpengaruh di kawasan tersebut, meskipun tuduhan terhadapnya belum dapat dibuktikan pihak berwajib.
Olo Panggabean pernah dituding sebagai pengelola sebuah perjudian besar di Medan. Semasa Brigjen Pol Sutiono menjabat sebagai Kapolda Sumut (1999), IPK pernah diminta untuk menghentikan praktik kegiatan judi. Tudingan itu membuat Moses Tambunan marah besar. Sebagai anak buah Olo Panggabean, Moses menantang Sutiono untuk dapat membuktikan ucapannya tersebut.
Persoalan ini diduga sebagai penyulut insiden di kawasan Petisah. Anggota brigade mobile (Brimob) terluka akibat penganiayaan sekelompok orang. Merasa tidak senang, korban yang terluka itu melaporkan kepada rekan–rekannya. Insiden ini menjadi penyebab persoalan, sekelompok oknum itu memberondong “Gedung Putih” markas besar Olo Panggabean dengan senjata api. Kisah yang satu ini sempat membuat Medan menjadi mencekam dan tegang selama berminggu-minggu.
Ia juga pernah menerima perintah panggilan dari Sutanto sebagai Kapolda Sumatra Utara, mengenai judi itu. Tapi ditolak Olo. Susanto memegang kuasa mulai tahun 2005, menyebabkan kegiatan perjudian Olo mulai terhernti. Olo dikabarkan akhirnya berfokus pada bisnis legal, seperti POM Bensin , Perusahaan Pengangkutan (PO), Showroom dan sebagainya,Kota Medan kini tanpa Godfather "Olo Panggabean".
media massa Indonesia pernah memberitakan Ada keluarga yang anaknya ditahan di sebuah rumah sakit, karena tak mampu membayar biaya bersalin. Tiba-tiba pihak rumah sakit melayani keluarga itu dengan baik. Rupanya baru diketahui Olo Panggabean telah melunasi biaya sepenuhnya. Ada juga diceritakan peniaga yang dihancurkan warungnya oleh pihak penguasa, tapi diganti sepenuhnya oleh Olo Panggabean.
Begitu juga kisah sedih bayi kembar siam Angi-Anjeli anak dari pasangan Subari dan Neng Harmaini yang tidak mampu membiayai operasi pemisahan di Singapura, tahun 2004. Dia yang menanggungnya. Begitu juga kisah ibu bayi, Neng Harmainib, melahirkan anak kembar siamnya di hospital Vita Insani, Pematang Siantar, 11 Februari 2004, melalui Operasi Caesar.
Olo Panggabean bertindak cepat menanggung semua biaya yang diperlukan. Bahkan sewaktu bayi bernasib malang itu tiba di Bandara Polonia Medan pada Julai 2004, Olo Panggabean menyempatkan diri menyambut dan menggendongnya.
Setelah menjalani pengobatan di Singapura dikarenakan komplikasi diabetes, Olo Panggabean Sang "Godfather" meninggal dunia di Medan pada tanggal 30 April 2009.
Olo Panggabean memang hobby minum, jelas minuman alkohol bermutu seperti Chivas, XO dan Brandy. Mungkin karena komplikasi tersebut beliau meninggal.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar