ABG (Anak Baru Gede), menurut para pakar psikologi berada di saat rawan. Penuh pemberontakan dan pencarian jati diri. Usia yang ibarat kembang, sedang mekar-mekarnya, yang seringkali disalahgunakan untuk hal-hal yang nggak bener. Melacurkan diri adalah salah satunya.
Investigasi Tim Surat Kabar membuat kami terhenyak. Di kota metropolis ini, semua jenis pelacuran tersedia lengkap. Seragam putih-biru alias SMP dan putih abu-abu atau SMA, ada semua. Mulai layanan tingkat amatir dengan harga cuma dibelikan makan siang hingga yang profesional berorientasi rupiah sejumlah ratusan ribu bahkan jutaan.
Kemiskinan bukan satu-satunya alasan para ABG jual diri. Tidak sedikit mereka berasal dari kalangan mapan dan tinggal di perumahan mewah.
Tergiur gaya hidup yang konsumtif biar nggak dianggap kuno sama teman-teman sebaya juga bisa menjadi faktor yang lain. Punya HP model terbaru, MP4 Player, tas dan baju keluaran butik terkenal, jalan-jalan ke mal, bisa membuat para ABG lupa daratan.
Bisa langsung ke area sekolah dengan trik-trik tertentu, hunting di sejumlah taman seperti Taman Ahmad Yani, Taman Beringin dan Taman Teladan, atau hunting di pusat perbelanjaan. Di antara pusat perbelanjaan yang paling banyak pelacur ABG itu mencari mangsa adalah pusat perbelanjaan di Jalan SM Raja, di Jalan Gatot Subroto, di Jalan Iskandar Muda, di Jalan Aksara dan di Jalan Kapten Muslim.
Yang mengejutkan, germo atau mucikari pelacuran di sekolah, tak lagi didominasi pemain lama yang memang fokus di bisnis syahwat.
Germo anak-anak belia ini, teman-teman mereka sendiri atau senior (kakak kelas, Red). Bahkan sesama mereka saling menjajakan temannya. Jika sedang banyak job, maka akan ada rekomendasi agar penggiat seks ’memakai’ temannya.
Jika di jaringan tertentu sedang ’sibuk’ atau over, maka job baru akan diberikan kepada jaringan lainnya. Sistem operasinya mirip multi level marketing (MLM). Meski ada juga beberapa germo profesional yang juga memiliki anak asuh siswa SMA.
Inilah yang ditemukan wartawan koran selama dua pekan terakhir, saat hunting pelacur SMA/SMK dan SMP di beberapa tempat di Medan.
Setelah selama dua pekan melakukan penelusuran di beberapa tempat di Medan, bertemu langsung dan wawancara dengan sejumlah pelacur ABG, maka apa yang dikhawatirkan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Sumut, menjadi kenyataan. Pada 2008 lalu hasil penelitian PKPA Sumut yang dirilis Direkturnya, Ahmad Sofian menyebutkan, sebanyak 2.000-an siswa SMA/SMK dan SMP di Medan, terlibat aktivitas pelacuran anak
By : ambangberita.blogspot.com/2012/09/jaringan-prostitusi-abg-dan-anak.html?utm_source=BP_recent
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar