Dalam rangka launching situsnya, Kiblat.net, Senin (8/7/2013), pukul 9.30 – 12.00 WIB mengadakan bedah buku ‘Stretegi Dua lengan’.
Launching dan bedah buku ini diselenggarakan di AQL Islamic Center, Tebet, jakarta Selatan. Bedah Buku: “Strategi Dua Lengan” menampilkan dua pembedah, Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Ustadz Muhammad Al Khaththath dan Analis Jihad Ustadz Abu Rusydan.
Buku ini mengupas upaya jihad pembebasan Syam, termasuk strategi pembentukan kembali Khilafah Islamiyah.
Buku ini juga berisi catatan-catatan Strategis yang hendak direpresentasikan penulis (Abdullah bin Muhammad) kepada Usamah Bin Ladin, pencetus organisasi jihad Al-Qaidah, satu-satunya organisasi jihad yang solid dengan jaringan global yang luas.
Sebuah teori yang diharapkan menjadi strategi global gerakan Islam, dalam rangka mendirikan Khilafah Islamiyah, ialah strategi dua lengan, Yaman dan Syam.
Karenanya, buku ini juga menjelaskan secara fokus dan tuntas garis-garis besar teknis untuk menggarap proyek besar di dua negeri Arab, Syam dan Yaman. Memaparkan strategi perang, pengelolaan wilayah yang dikuasasi, hingga blokade atas Selat Bab AAl Manda di Yaman yang akan membuat kapal-kapal Iran harus mengitari benua Afrika jika hendak mengirim minyak ke “Israel”.
Setelah hampir dua jam membahas buku ini, kedua penanya dan komentator turut mewarnai dan memberi masukan, di antaranya dari pakar Syiah, Muhammad Farid Okbah. Farid memberi memberi masukan berkaitan dengan Syiah.
Sementara itu, moderator bedah buku Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi mengambil beberapa kesimpulan, yang terdapat dalam buku, di antaranya bahwa semua kriteria pendukung tegaknya Khilafah ada di wilayah Syam dan Yaman.
Untuk diketahui, Syam terdiri dari wilayah Palestina (termasuk tanah yang diduduki penjajah “Israel”), Suriah, Yordania, Libanon, dan sebagian kecil Irak.
Lima Kriteria wilayah Syam dan Yaman yang akan menjadi pendukung tegaknya Khilafah Islamiyah itu adalah:
Pertama, Syam dan Yaman tidak berada di zona mati dalam artian jika terjadi peperangan di sana maka puluhan saksi mata, analis, reporter dan lainnya akan keluar memberikan komentarnya menghidupkan kejadian yang ada.
Kedua, lokasi Syam dan Yaman termasuk dekat dengan wilayah-wilayah yang memiliki pengaruh keagamaan.
Ketiga, Syam dan Yaman memiliki letak geografis pegunungan dimana keduanya memiliki topografi yang mendukung aktivitas militer defensif.
Keempat, wilayah Syam dan Yaman memiliki ketahanan pangan demi mencukupi kebutuhan makanan dan air bagi masyarakat di sana jika terjadi blokade ekonomi oleh kekuatan kufur internasional.
Kelima, Syam dan Yaman memiliki tabiat penduduknya yang suka membantu, mempunyai presentasi keyakinan agama yang layak, memiliki keberanian, sabar menanggung penderitaan dan kehidupan yang keras.
Penulis buku “Zionis dan Syiah Bersatu Hantam Islam” itu juga mengatakan bahwa negara - negara Arab tidak cocok dengan sistem demokrasi.
Launching dan bedah buku ini diselenggarakan di AQL Islamic Center, Tebet, jakarta Selatan. Bedah Buku: “Strategi Dua Lengan” menampilkan dua pembedah, Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Ustadz Muhammad Al Khaththath dan Analis Jihad Ustadz Abu Rusydan.
Buku ini mengupas upaya jihad pembebasan Syam, termasuk strategi pembentukan kembali Khilafah Islamiyah.
Buku ini juga berisi catatan-catatan Strategis yang hendak direpresentasikan penulis (Abdullah bin Muhammad) kepada Usamah Bin Ladin, pencetus organisasi jihad Al-Qaidah, satu-satunya organisasi jihad yang solid dengan jaringan global yang luas.
Sebuah teori yang diharapkan menjadi strategi global gerakan Islam, dalam rangka mendirikan Khilafah Islamiyah, ialah strategi dua lengan, Yaman dan Syam.
Karenanya, buku ini juga menjelaskan secara fokus dan tuntas garis-garis besar teknis untuk menggarap proyek besar di dua negeri Arab, Syam dan Yaman. Memaparkan strategi perang, pengelolaan wilayah yang dikuasasi, hingga blokade atas Selat Bab AAl Manda di Yaman yang akan membuat kapal-kapal Iran harus mengitari benua Afrika jika hendak mengirim minyak ke “Israel”.
Setelah hampir dua jam membahas buku ini, kedua penanya dan komentator turut mewarnai dan memberi masukan, di antaranya dari pakar Syiah, Muhammad Farid Okbah. Farid memberi memberi masukan berkaitan dengan Syiah.
Sementara itu, moderator bedah buku Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi mengambil beberapa kesimpulan, yang terdapat dalam buku, di antaranya bahwa semua kriteria pendukung tegaknya Khilafah ada di wilayah Syam dan Yaman.
Untuk diketahui, Syam terdiri dari wilayah Palestina (termasuk tanah yang diduduki penjajah “Israel”), Suriah, Yordania, Libanon, dan sebagian kecil Irak.
Lima Kriteria wilayah Syam dan Yaman yang akan menjadi pendukung tegaknya Khilafah Islamiyah itu adalah:
Pertama, Syam dan Yaman tidak berada di zona mati dalam artian jika terjadi peperangan di sana maka puluhan saksi mata, analis, reporter dan lainnya akan keluar memberikan komentarnya menghidupkan kejadian yang ada.
Kedua, lokasi Syam dan Yaman termasuk dekat dengan wilayah-wilayah yang memiliki pengaruh keagamaan.
Ketiga, Syam dan Yaman memiliki letak geografis pegunungan dimana keduanya memiliki topografi yang mendukung aktivitas militer defensif.
Keempat, wilayah Syam dan Yaman memiliki ketahanan pangan demi mencukupi kebutuhan makanan dan air bagi masyarakat di sana jika terjadi blokade ekonomi oleh kekuatan kufur internasional.
Kelima, Syam dan Yaman memiliki tabiat penduduknya yang suka membantu, mempunyai presentasi keyakinan agama yang layak, memiliki keberanian, sabar menanggung penderitaan dan kehidupan yang keras.
Penulis buku “Zionis dan Syiah Bersatu Hantam Islam” itu juga mengatakan bahwa negara - negara Arab tidak cocok dengan sistem demokrasi.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar