Ibnu Ustha mencatat pernyataan Ibnu Abbas bahwa yang pertama-tama membuat aturan grammar dan alfabet bahasa Arab tak ada orang lain selain Nabi Ismail allahissalam.
Huruf dalam bahasa A r a b disebut Huruf H i j a i y a h. Pada zaman Nabi Muhammad ‘belum’ dikenal bilangan / angka 0, 1, 2,...,9. Mereka menggunakan huruf-huruf Arab untuk menuliskan bilangan. Nilai masing-masing huruf dinamakan nilai gematria, ini sudah umum digunakan.
Angka yang kita kenal sekarang yaitu (1, 2, 3, dst) sebenarnya dikenal belum lama oleh manusia. Sebelumnya untuk kepentingan perdagangan misalnya orang melakukan penghitungan berdasarkan simbol atau karakter yang merepresentasikan sebuah angka. Dalam sejarah dijumpai beberapa representasi yang berbeda untuk angka-angka atau bilangan dan untuk proses dasar penghitungan. Pada awalnya dijumpai angka-angka yang diucapkan dan angka-angka yang disimbolkan dengan jari tangan (diindikasikan oleh posisi tangan dan jari-jari). Selanjutnya untuk pencatatan secara permanen dan penghitungan diperlukan apa yang disebut sebagai N U M E R A L yang merupakan sebuah simbol atau karakter yang digunakan untuk mewakili sebuah bilangan.
Kita pasti mengenal betul sistem bilangan Romawi yang masih sangat dikenal pada saat ini, seperti I=1, V=5, X=10, L=50, C=100, D=500 dan M=1000. Misalnya untuk menuliskan 164 disimbolkan dengan CLXIV. Seperti halnya pada sistem bilangan Romawi, sistem bilangan juga dikenal pada huruf-huruf Arab. Bilangan yang ditandai pada setiap huruf dikenal sebagai nilai numerik (numerical value atau gematrical value).
Huruf abjad Arab mempunyai suatu kekhususan dan keunikan, demikian juga huruf-huruf dari kawasan Timur Tengah lainnya, karena selain bermakna sebagai kaidah penyusunan kata dan bahasa, ia dapat menjadi simbol-simbol yang bersifat seni, budaya, bilangan maupun akhirnya menyangkut simbol-simbol spiritual. Bahkan sejatinya, simbolisme huruf telah merupakan suatu hasil dari olah spiritual sebagai pengetahuan tertinggi yang mensintesiskan kaidah pengenalan geometri dan bentuk, bilangan dan akhirnya menjadi huruf, sampai manusia pun mengungkapkan berbagai cerita.
Karena dikembangkan dengan sintesis intuitif dan akal pikiran yang optimum, maka huruf-huruf Arab Hijaiah bukan sekedar huruf semata. Huruf Arab yang mempunyai ciri-ciri geometris dan simbolis dapat mempunyai makna sebagai huruf atau simbol geometris. Misalnya Alif adalah huruf Alif kemudian ia bisa jadi suatu garis atau suatu angka 1 sebagai kelahiran 2 titik menjadi bentuk yang dikenali yang mempunyai makna ganda karena mencakup makna geometris, nilai, dan ungkapan yang dibunyikan dengan suara menjadi “Alif”. Dengan susunan 3 huruf “Alif, Laam, Fa” ketika dihitung berdasarkan huruf dari lafaz pengucapan ia bernilai :
Huruf dalam bahasa A r a b disebut Huruf H i j a i y a h. Pada zaman Nabi Muhammad ‘belum’ dikenal bilangan / angka 0, 1, 2,...,9. Mereka menggunakan huruf-huruf Arab untuk menuliskan bilangan. Nilai masing-masing huruf dinamakan nilai gematria, ini sudah umum digunakan.
Angka yang kita kenal sekarang yaitu (1, 2, 3, dst) sebenarnya dikenal belum lama oleh manusia. Sebelumnya untuk kepentingan perdagangan misalnya orang melakukan penghitungan berdasarkan simbol atau karakter yang merepresentasikan sebuah angka. Dalam sejarah dijumpai beberapa representasi yang berbeda untuk angka-angka atau bilangan dan untuk proses dasar penghitungan. Pada awalnya dijumpai angka-angka yang diucapkan dan angka-angka yang disimbolkan dengan jari tangan (diindikasikan oleh posisi tangan dan jari-jari). Selanjutnya untuk pencatatan secara permanen dan penghitungan diperlukan apa yang disebut sebagai N U M E R A L yang merupakan sebuah simbol atau karakter yang digunakan untuk mewakili sebuah bilangan.
Kita pasti mengenal betul sistem bilangan Romawi yang masih sangat dikenal pada saat ini, seperti I=1, V=5, X=10, L=50, C=100, D=500 dan M=1000. Misalnya untuk menuliskan 164 disimbolkan dengan CLXIV. Seperti halnya pada sistem bilangan Romawi, sistem bilangan juga dikenal pada huruf-huruf Arab. Bilangan yang ditandai pada setiap huruf dikenal sebagai nilai numerik (numerical value atau gematrical value).
Huruf abjad Arab mempunyai suatu kekhususan dan keunikan, demikian juga huruf-huruf dari kawasan Timur Tengah lainnya, karena selain bermakna sebagai kaidah penyusunan kata dan bahasa, ia dapat menjadi simbol-simbol yang bersifat seni, budaya, bilangan maupun akhirnya menyangkut simbol-simbol spiritual. Bahkan sejatinya, simbolisme huruf telah merupakan suatu hasil dari olah spiritual sebagai pengetahuan tertinggi yang mensintesiskan kaidah pengenalan geometri dan bentuk, bilangan dan akhirnya menjadi huruf, sampai manusia pun mengungkapkan berbagai cerita.
Karena dikembangkan dengan sintesis intuitif dan akal pikiran yang optimum, maka huruf-huruf Arab Hijaiah bukan sekedar huruf semata. Huruf Arab yang mempunyai ciri-ciri geometris dan simbolis dapat mempunyai makna sebagai huruf atau simbol geometris. Misalnya Alif adalah huruf Alif kemudian ia bisa jadi suatu garis atau suatu angka 1 sebagai kelahiran 2 titik menjadi bentuk yang dikenali yang mempunyai makna ganda karena mencakup makna geometris, nilai, dan ungkapan yang dibunyikan dengan suara menjadi “Alif”. Dengan susunan 3 huruf “Alif, Laam, Fa” ketika dihitung berdasarkan huruf dari lafaz pengucapan ia bernilai :
Alif = 1, Laam = 30, Fa = 80 , 1 + 30 + 80 = 111
Tata cara menghitung nilai huruf dalam Bahasa Arab disebut Al-Jumal atau disebut juga Gematria. Al-Jumal huruf Arab, disusun dengan kaidah satuan (9), puluhan (9) , ratusan (9) dan ribuan (1). Susunannya merupakan susunan geometris dalam bujur sangkar 1,9,9,9 dimana kalau kita jumlahkan adalah :
1+9+9+9=28
Hampir setiap muslim telah hafal huruf-huruf Arab, tetapi mungkin hanya segelintir orang yang mengetahui urutan abjad yang sebenarnya. Kalau selama ini kita mengenal abjad Arab dari ALIF sampai YA, itu adalah abjad Arab yang disusun dan dikelompokkan menurut kemiripan bentuknya. Urutan huruf Arab yang sebenarnya adalah dari ALIF sampai GHAIN.
URUTAN ‘abjad Arab sekaligus nilai numeriknya', cukup mudah dihafalkan karena memiliki keunikan: 4-3-4-3 + 4-3-4-3 melalui sebuah syair berikut:
A-BA-JA-DUN-HA-WA-ZUN
HA-THO-YA-KUN-LA-MA-NUN
SA-NGA-FA-SHUN-QO-RO-SYUN
TA-TSA-KHO-DZUN-DHO-DHLO-GHUN
Dari syair tersebut diketahui urutannya adalah ALIF, BA. JIM, DAL, HA (untuk kata Arab Huwa), WAU, ZA, HA (untuk kata Arab Hayyun), THO, YA, KAF, LAM, MIM, NUN, SIN, ‘AIN, FA’, SHOD, QOF, RO’, SYIN, TA’, TSA’ (untuk kata Arab Tsa-laa-stah), KHO’, DZAL, DHOD, DHLO (untuk kata Arab Dhluhur), GHOIN. Kita mungkin tidak pernah berfikir bahwa kata abjad diambil dari 4 huruf Arab pertama.
Dengan menguasai Al-Jumal, Anda ke depan akan dapat memahami baik “mathematical miracle” maupun “numerical miracle” dalam Al-Quran.
Dengan menguasai Al-Jumal, Anda ke depan akan dapat memahami baik “mathematical miracle” maupun “numerical miracle” dalam Al-Quran.
Atau lebih ringkasnya dapat dihafal melalui tabel berikut :
A=1, BA=2, JA=3, DUN=4, HA=5, WA=6, ZUN=7
HA=8, THO=9, YA=10, KUN=20, LA=30, MA=40. NUN= 50
SA=60, NGA=70, FA=80, SHUN=90, QO=100, RO=200, SYUN= 300
TA=400, TSA=500, KHO=600, DZUN=700, DHO=800, DHLO=900, GHUN=1000
HA=8, THO=9, YA=10, KUN=20, LA=30, MA=40. NUN= 50
SA=60, NGA=70, FA=80, SHUN=90, QO=100, RO=200, SYUN= 300
TA=400, TSA=500, KHO=600, DZUN=700, DHO=800, DHLO=900, GHUN=1000
Catatan : Huruf Lam-Alif merupakan 1 huruf yang berasal dari 2 huruf yaitu Alif dan Lam sebagai suatu kesatuan. Nilai unifikasi 30 + 1.
Anda juga dapat bermain dengan nilai gematrik ini dengan mencoba menghitungnya pada nama Anda, nama teman, atau saudara Anda yang berasal dari Bahasa Arab.
Akhir kata, "Mathematics is the language in which God wrote the universe" (Matematika adalah bahasa yang digunakan Tuhan dalam menuliskan alam semesta ini). Galileo (1564-1642 AD)
Anda juga dapat bermain dengan nilai gematrik ini dengan mencoba menghitungnya pada nama Anda, nama teman, atau saudara Anda yang berasal dari Bahasa Arab.
Akhir kata, "Mathematics is the language in which God wrote the universe" (Matematika adalah bahasa yang digunakan Tuhan dalam menuliskan alam semesta ini). Galileo (1564-1642 AD)
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar