Tim Musikalisai FLP Sumatera Utara berhasill menyabet runner-up dalam Festival Membaca dan Menulis 2012 yang diadakan Forum Lingkar Pena pusat dalam rangka Milad ke-XV.
Festival Membaca dan Menulis 2012 yang diadakan untuk menyemarakkan Milad FLP keXV melombakan beberapa kategori yakni: Lomba Foto Aku Gila Buku; Lomba Resensi Buku; Lomba Blog; Lomba Esai “Aku dan FLP”; dan Lomba Musikalisasi Puisi FLP. Para Peserta berasal dari setingkat nasional dan international. Hal ini dikarena FLP juga memiliki jaringan di luar negeri.
“Merupakan satu kebanggaan bisa memenangi lomba di tingkat nasional seperti ini, meskipun cuma juara 2.” ungkap Jaka Satria, salah satu personil dalam Tim Musikalisasi puisi FLP Sumut. Sementara Muhammad N. Fadhli mengatakan, “sebuah surprise telah diberi kesempatan menjadi runner-up. Tak sia-sia kerja keras kami selama latihan sampai larut malam bahkan di saat menjelang proses pengambilan gambar.”
Awal mula terbentuknya tim musikalisasi puisi sebenarnya secara tak sengaja. Yakni ketika Abdillah Putra Siregar tiba-tiba melemparkan ide untuk mengikuti lomba musikalisasi puisi di Festival Membaca dan Menulis 2012, “Bagaimana kalau kita ikut lomba musikalisasi puisi milad FLP?” begitu tawar Abdi.
Mulailah mereka browsing puisi di internet, hingga jatuhlah pada puisinya Helvy Tiana Rossa, Perempuan cahaya di taman Dzikir. Kemudian secara santai mulai dinyanyikan oleh Abdi, Jaka dan Fadly. Meraba-raba mencari nada yang pas. Lalu, masuklah M. N. Fadhli yang diajak setelah mempertimbangkan bahwa ia juga tergabung di salah satu grup nasyid di medan. “Bagaimana kalau kita ajak Bang Fad?” Lontar jaka.
Maka, jadilah Tim Musikalisasi Puisi FLP Sumatera Utara, yakni M.N. Fadhli yang sekaligus ketua di FLP wilayah Sumatera utara, Jaka Satria, Fadly Pratama dan abdillah putra.
Disinggung mengenai kelanjutan dari tim musikalisasi puisi ini, masing masing punya pendapat berbeda. “… mengeksplor lebih jauh lagi, terus bergerak mengalirkan nada-nada sarat makna…” Ungkap Fadhli. Lain halnya dengan Fadly, “lebih produktif lagi dan semakin berkualitas.”
Sementara Jaka dengan semangat berpendapat, “… kedepannya kita harus bisa mempunyai album muspus sendiri. dan kalau bisa kita juga bisa lebih dikenal di tingkat nasional, dan tampil untuk acara-acara besar.” Aplaus. Amin.
Sama seperti anggapan Abdillah bahwa musik juga bisa menjadi sarana menyampaikan kebenaran. Sebagai kritik sosial dan penyampai kebenaran lewat seni. Maka dia berharap Tim Musikalisasi Puisi FLP Sumatera Utara dapat menyemarakkan denyut kesenian Sumut hingga kepelosok negeri. Sehingga kebenaran pun tersampaikan lewat alunan nada indah pula bermakna. (Tama)
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar