Kata ikhlas memilki beragam makna jika didefinisikan secara bahasa. Namun pada dasarnya semua memiliki makna yang sama yakni memurnikan niat hanya untuk Allah SWT semata. Sering kita mengucapkan dan mendengar kata ikhlas. Namun ikhlas memang bukanlah perkara yang mudah untuk kita aplikasikan dalam kehidupan ini. Mengapa? Mungkin di antaranya dikarenakan kita belum mengenal tanda atau ciri dari orang yang dikatakan ikhlas (Mukhlis). Berikut ini beberapa cirinya:
1. Lebih memandang kekurangan yang ada pada diri sendiri dan memandang orang lain lebih mulia dari kita
Sifat dari kebanyakan kita ketika selesai menunaikan suatu kebaikan adalah merasa lebih baik dari orang lain, merasa kitalah yang paling mulia disisi Allah. Bahkan terkadang kita meremehkan orang lain. Inilah kebiasaan yang sudah seharusnya kita tinggalkan. Karena belum tentu ibadah yang kita lakukan memiliki kebaikan di sisi Allah, malah mungkin sebaliknya, tidak ada nilainya di sisi Allah. Maka inilah salahsatu fungsi mengapa kita dianjurkan untuk selalu mengintropeksi diri.
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap yang kamu kerjakan.” (QS. 59:18)
2. Zuhud dan Qona’ah
Ciri orang yang ikhlas berikutnya adalah adanya sifat zuhud dan Qona’ah.
Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad Assa’idi Radhiallahu’anhu berkata: Seorang mendatangi Rasullah SAW, kemudian berkata: “Wahai Rasullah, tunjukkan kepadaku sebuah amalan yang jika aku kerjakan, Allah dan manusia mencintaiku. Maka beliau bersabda “Zuhudlah terhadap dunia maka engkau akan dicintai oleh Allah dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka engkau akan dicintai oleh manusia.” (HR.Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad hasan)
Zuhud dan Qona’ah seperti tak dapat dipisahkan karena salahsatu wujud nyata dari zuhud adalah sikap Qona’ah kepada Allah SWT.
“Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rezeki yang secukupnya dan Allah menganugerahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezeki yang Allah berikan kepadanya.” (HR. Muslim)
3. Berupaya menyembunyikan amal kebaikan agar tidak diketahui oleh orang lain
Terkesan sulit memang mengaplikasikan tanda ikhlas yang berikut ini. Kebanyakan kita justru senang menunjukkan amal-amal kita di depan orang lain dengan harapan mendapatkan pujian dari orang lain dengan kata lain riya’. Jadi tak salah jika kita menobatkan orang yang Mukhlis adalah mereka yang senantiasa menyembunyikan kebaikannya dari orang lain.
“Tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari dimana tidak ada naungan selain naungan dari naunganNya yaitu pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh di atas ketaatan kepada Allah, laki-laki yang hatinya senantiasa terikat dengan mesjid, dua orang yang mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena Allah, seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita cantik dan memiliki kedudukan, namun ia berkata “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”, seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya tersebut hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya dan seseorang yang mengingat Allah di waktu sendiri hingga meneteslah airmatanya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
4. Tidak mengharapkan balasan dari orang lain
Adapun tanda orang yang ikhlas adalah mereka yang tak pernah kecewa dengan apa yang orang lakukan kepada mereka, senantiasa menebar kebaikan tanpa pernah mengharapkan balasan dari orang lain.
“(sambil berkata), ‘Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridhoan Allah, kami tidak mengharapkan balasan dan terimakasih dari kamu’” (QS: Al-Insan:9)
5. Menyukai pemberian Allah kepada mu’min lainnya
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.” (QS: 4: 32)
Jelas ayat di atas melarang kita untuk tidak iri terhadap berbagai kenikmatan yang ada pada saudara kita, dan tidaklah seorang yang mukhlis iri terhadap saudaranya karena sebelumnya sifat qona’ah telah terpatri dalam hatinya.
6. Sabar menghadapi ujian serta istiqomah dalam kebaikan
Dan terakhir, ciri orang yang ikhlas adalah orang yang mampu bertahan dalam ujian, baik ujian dalam bentuk kesulitan maupun dalam bentuk kenikmatan. Serta mampu istiqomah dalam melakukan kebaikan.
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang berkesinambungan walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim)
Semoga Allah senantiasa menjaga kemurnian niat kita dan memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang ikhlas. Aamiin. Allahu A’lam Bishshowwab
Oleh Fitri Arniza
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar