Wasiat Spiritual Al-Allamah Ali bin Muhammad Al-Habsyi

Bookmark and Share
Allah SWT telah berfirman dalam surat Al-‘Ashr, “Demi masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi. Kcuali mereka yang beriman, beramal saleh dan saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran”.

Berpijak pada surat inilah hamba-hamba Allah yang saleh saling berwasiat dengan anak atau sahabat atau murid-muridnya tentang kebenaran dan kesabaran, agar mereka tidak termasuk hamba-hamba-Nya yang merugi.

Dawai-dawai nasehat Al-Allamah Ali bin Muhammad Al-Habsyi bergetar dalam wasiat yang kental dengan nuansa kesufian. Pada wasiatnya terdapat harta karun terpendam bagi setiap pengelana menuju Allah. Dari uraian mutiara wasiat ini, kita dapat memastikan kedudukan, akhlak, dan kerendahan hati sang pemberi wasiat. “Jika nasehat keluar dari hati, maka akan masuk ke dalam hati”. Inilah kata yang-kata yang paling tepat untuk wasiat Al-Allamah Ali bin Muhammad Al-Habsyi.

Wasiat Pertama 
Cabutlah ketajaman dari sarung pedang tabiatmu, yang membelah akar cinta dari asalnya. Taburilah tanah dengan pohon-pohon kezuhudan, hingga menghasilkan qurb kepada Allah, air telaga dari celah wishal, dan pengetahuan pada puncak tujuan. (wasiat untuk pecintanya Ahmad bin Ali bin Abdillah Makarim)

Wasiat Kedua 
Jika seorang hamba mempedulikan penyakit hati seperti penyakit badan, maka mereka akan mendapatkan para tabib di hadapan mereka. Tetapi sedikit sekali yang membahas masalah ini, karena penguasaan nafsu atas akal. (Wasiat untuk Sayyid Muhammad bin Syaikh bin Abdullah Musawa)

Wasiat Ketiga 
Jika tak ada ketamakan dan tak satu makhluk pun keluar dari lingkaran jejak Nabi SAW, maka tak akan ada manusia mengejar dunia yang fana ini, atau berpaling dari kebahagiaan akhirat yang kekal. (Wasiat untuk Sayyid Muhammad bin Ahmad bin Ja’far bin Ahmad bin Ali bin Abdullah al-Saqqaf)

Wasiat Keempat 
Tak ada derajat yang lebih tinggi dari prasangka baik dan tak ada kebiasaan baik melebihi itu. Karena di dalam prasangka baik terdapat keselamatan dan keberuntungan. Di dalam keluasan rahmat Allah sirnalah amalmu, bahkan amal setiap makhluk bagaikan sirna. Di dalam rahasia Allah yang dititipkan pada makhluk-Nya, terdapat sesuatu yang mengharuskan untuk berkeyakinan bahwa semua makhluk adalah auliya. (Wasiat untuk Sayyid Abdullah bin Abdurrahman bin Muthahhar)

Wasiat Kelima 
Keteguhan yang sempurna mempunyai macam yang berbeda-beda. Keteguhan dalam perkataan berbeda dengan keteguhan dalam perbuatan. Keteguhan dalam perbuatan berbeda dengan keteguhan dalam beramal. Keteguhan dalam beramal berbeda dengan keteguhan dalam mencari. Keteguhan dalam mencari berbeda dengan keteguhan dalam apa yang dicari. Sedangkan hakikatnya secara utuh dan merupakan kedudukan yang terakhir adalah tidak memalingkan pandangan hati dari Allah sekedip matapun bahkan yang lebih cepat dari itu. (Wasiat untuk Sayyid Muhammad bin Hamid bin Umar bin Muhammad bin Saqqaf Al-Shafi Al-Saqqaf)

Wasiat Keenam 
Janganlah kau putuskan kehadiran di tempat-tempat yang baik karena kesibukan dengan dunia. Hati-hatilah karena itu merupakan tipu daya setan. (Wasiat untuk pecintanya Muhammad bin Abdullah bin Zain bin Hadi Ba Salamah)

Wasiat Ketujuh 
Tutuplah mata dari perhiasan dunia dan segala kenikmatan fana yang dimiliki budak-budaknya serta kenikmatannya yang akan terputus. Sesungguhnya semuanya seperti yang kau saksikan bahwa dunia ini cepat berpindah dan dekat kefanaannya. (Wasiat untuk Sayyid Muhammad bin Abdullah bin Abdurrahman bin Muthahhar)

Wasiat Kedelapan 
Jika manusia mengetahui kenikmatan yang dimiliki para ulama di dunia ini, lebih-lebih di akhirat kelak, maka mereka akan saling membunuh dengan pedang mereka untuk mendapatkannya. Tetapi ketika kebodohan tersebar, dan tampak duri-durinya, serta kelalaian menyelubungi sebagian besar manusia, mereka semua meninggalkan keutamaan itu dan berdiam bersama kehinaan yang tidak akan menghasilkan ketenangan di dunia dan di akhirat kelak. (Wasiat untuk Sayyid Hasan bin Ali bin Toha Al-Habsyi)

Wasiat Kesembilan 
Orang yang lalai mengira bahwa dirinya mencapai kelezatan dunia tanpa mengetahui bahwa sebenarnya kemanisan dunia bercampur dengan kepahitannya. Sedangkan kehidupan indah yang sebenarnya adalah berpaling dari dunia serta masuk ke hadirat yang Maha Kaya dengan sifat faqr, lalu memetik sesuatu yang indah dari tempat itu. (Wasiat untuk keluarga Al-Kaf)

Wasiat Kesepuluh 
Kerjakan segala perintah Allah dan tinggalkan segala larangan-Nya. Jangan sampai Allah melihatmu melakukan apa yang dilarang-Nya, atau kehilanganmu pada perintah-Nya. (Wasiat untuk putrinya Al-‘Arifahbillah Khadijah)

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar