Perseteruan antara yang haq dan yang batil akan senantiasa berlangsung hingga hari kiamat. Api kebencian dan permusuhan di antara keduanya tak akan pernah padam hingga dunia berakhir. Demikian pula perseteruan antara Islam dan segala bentuk Ideologi kufur. Perang Salib yang terjadi pada tahun 1096-1291 M adalah bukti nyata akan adanya permusuhan abadi antara keduanya, perang koalisi negeri-negeri barat Eropa melawan hegemoni Islam di Timur, perang yang memberikan efek kebencian yang luar biasa di hati orang-orang Kristen barat terhadap Islam hingga sekarang. Dari rangkaian gelombang serangan yang dilakukan pasukan Salib, pasukan Islamlah yang banyak meraih kemenangan dibawah komando panglima perang yang sangat terkenal Shalahuddin Al-Ayyubi. Sedangkan pasukan Salib banyak menuai kekalahan dan kerugian, sehingga mereka berkesimpulan bahwa kaum muslimin sangat sulit ditaklukkan dengan perang senjata.
Pasca perang Salib, orang-orang Kristen Barat membuat strategi perang baru untuk melawan umat Islam. Kali ini orang-orang Kristen Barat menggunakan cara halus, setelah tidak mampu menaklukkan pasukan Islam dengan perang senjata. Perang yang mereka namakan dengan perang pemikiran (Gazwu l-Fikri), yang bertujuan menghilangkan Islam dari pikiran orang-orang Islam.
Perang Salib jilid II
Setelah mengatur strategi dan barisan, gendrang perang pun kembali ditabuh oleh orang-orang Kristen barat, perang tanpa senjata pedang dan tombak. Kristen Barat yakin strategi ini mampu melumpuhkan kekekuatan Islam karena bentuk serangannya tidak kasat mata. Dan benar, serangan dengan gaya perang baru ini tidak terbaca oleh umat Islam, padahal perang ini lebih berbahaya dari pada perang senjata. Bagaimana tidak, jika pedang perang hanya mampu membunuh puluhan nyawa maka senjata perang pemikiran ini mampu 'membunuh' akidah ribuan bahkan jutaan umat Islam dalam waktu yang sangat singkat. Jika pedang perang hanya dapat melukai jasad prajurit Islam maka senjata perang ini mampu merusak pemikiran umat Islam, yang itu merupakan perangkat lunak dalam organ tubuh seorang Islam. Lebih dahsyatnya lagi, senjata perang ini memiliki racun atau virus yang barang siapa yang terkena olehnya maka racun dan virusnya akan menyebar kepada yang lain.
Perang pemikiran ini nampaknya telah membuahkan hasil dengan ditandainya bangkitnya hegemoni Barat dan dominasi nilai-nilai Barat terhadap dunia dalam segala lini kehidupan umat manusia. Kontrol masyarakat dunia berada di tangan Barat, peradaban umat manusia menjadi milik Barat, dan simbol kekuatan Islam pun dapat dihancurkan dengan runtuhnya Khilafah Turki Utsmani pada 1924. Perang terhadap Islam semakin terlihat jelas pasca perang dingin dan kekalahan Komunis Uni Soviet terhadap Barat. Sebagaimana dijelaskan oleh Samuel Huntington dalam bukunya The Clash of Civilization bahwa musuh Barat setelah runtuhnya Komunisme adalah Islam, karena Islam pernah mengalahkan peradaban Barat di masa silam.
Sasaran utama perang pemikiran ini adalah mengileminasi nilai-nilai Islam dan melakukan dekontruksi terhadap konsep-konsep Islam serta menggantinya dengan ideologi-ideologi Barat yang sarat akan nilai-nilai kekufuran yang tentunya bertentangan dengan Islam. Adapun 'senjata' yang digunakan dalam melakukan serangan terhadap Islam adalah ideologi-ideologi kufur seperti; Plurarisme, Relativisme, Sekularisme, Liberalisme, dan Westernisasi. Sedangkan strategi yang digunakan meliputi empat hal, yaitu; At-Tasykik yaitu menaburkan benih keraguan terhadap kebenaran Islam dengan teori relativisme, keraguan terhadap otentisitas Al-Qur'an dan As-Sunnah. At-Tasywih yaitu menghilang rasa bangga terhadap Islam dengan menampilkan keburukan Islam dan kaum muslimin melalui kekuatan media massa sehingga menjadikan kaum muslimin kagum kepada Barat dan meniru ideologi, budaya, adat dan gaya hidup mereka. At-Tadzwib yaitu peleburan antara budaya dan pemikiran Islam dengan pemikiran dan budaya Barat melalui ideologi Pluralisme. At-Taghrib atau Westerinisasi yaitu gerakan yang memaksa umat manusia -termasuk umat Islam- untuk menerima nilai-nilai Barat; ideologi, budaya, dan gaya hidup, yang secara otomatis dapat menghilangkan nilai-nilai Islam dari jiwa kaum muslimin.( http://elhasyimieahmad.multiply.com/journal/item/32//10.01.2010//13.52)
Strategi kuda Trojan
Dengan modal kemajuan di bidang sains dan teknologi, barat mampu menguasai segala bidang kehidupan; sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Kemajuan peradaban ini mampu memberikan daya tarik dan 'menyilaukan' umat Islam. Kondisi psikologi kaum muslimin ini dimanfaatkan oleh Barat dengan memberikan 'tembakan rahmat' dengan memberikan kesempatan kepada pelajar-pelajar muslim untuk belajar di Barat dengan beasiswa yang sangat besar dan fasilitas hidup yang cukup mewah. Namun kaidah 'tidak ada makan siang gratis' tetap berlaku, dengan program itu Barat justru dengan mudah dapat menuangkan ideologi-ideologi mereka ke dalam otak-otak para pelajar Muslim tersebut, dan mendapatkan tambahan personil yang bekerja untuk kepentingannya Barat setelah pulang ke negerinya masing-masing. Ibaratnya, otak para pelajar Muslim tersebut diganti dengan cip Barat yang dapat bekerja untuk mereka layaknya robot. Ini adalah keuntungan ganda bagi Barat karena selain dapat menebarkan virus, mereka juga mendapatkan pasukan baru dari kalangan Muslim sendiri untuk menghancurkan Islam. (Muhammad Sayyid Al-Wakil, Wajah Peradaban Islam, 2000. p.309)
Strategi ini semakin hari semakin marak, program beasiswa untuk studi di Barat semakin terbuka lebar, bantuan dana jutaan dolar pun tak tanggung-tanggung digelontorkan kepada lembaga-lembaga lokal yang bergerak pendidikan maupun sosial untuk mensukseskan program Sekularisasi dan Liberalisasi di negeri-negeri kaum muslimin. Indonesia adalah negeri Muslim terbesar di dunia yang mendapat perhatian khusus dan aliran dana paling besar dari pada negeri-negeri Muslim lainnya, bahkan kerjasama antara Indonesia dan negeri-negeri Barat sudah lama terjalin. (Adian Husaini, Virus Liberalisme di Perguruan Tinggi Islam, 2009.p.81)
Program ini sekarang sudah mulai kelihatan hasilnya, dengan indikasi tersebarnya pemikiran Liberalisme, Sekularisme, Pluralisme, dan Relativisme di tengah-tengah kaum muslimin dan munculnya tokoh-tokoh Liberal dari kalangan Muslim. Adapun pusat penyebarannya berasal dari kalangan cendikiawan yang bermarkas di kampus-kampus perguruan tinggi Islam. Strategi penyebaran pemikiran dengan sistem 'pemberian hadiah' beasiswa ini mirip dengan strategi peperangan yang pernah dipraktikkan oleh bangsa Yunani untuk mengalahkan bangsa Troy, yang pada akhirnya mampu memporak-porandakan musuh dari dalam bentengnya sendiri. Strategi bersejarah itu dikenal dengan strategi Kuda Trojan, yang juga digunakan untuk nama sistem penyebaran virus di komputer.
Kuda Trojan adalah legenda dalam peperangan bangsa Yunani dengan bangsa Troy. Ketika serangan bangsa Yunani dapat dipatahkan oleh pasukan Troy bahkan mendapatkan serangan balik yang hampir memusnahkan seluruh pasukan Yunani, di tengah kondisi seperti itulah pasukan Yunani mengatur strategi baru dengan berpura-pura menyerah. Tradisi pada zaman itu, pihak yang kalah harus mempersembahkan seekor kuda jantan kepada pihak yang menang. Pasukan Yunani pun membuat patung kayu kuda raksasa yang memiliki ruangan di dalamnya dan hanya bisa dibuka dari dalam yang berisi puluhan prajurit Yunani. Lalu kuda tersebut ditarik oleh pasukan Troy masuk ke dalam kota tanpa menaruh rasa curiga karena dianggap sebagai hadiah dari musuh yang sudah menyerah dan kalah. Penduduk kota Troy merayakan kemenangannya dengan berpesta pora dan mabuk. Malam harinya ketika pasukan Troy terlelap tidur, pasukan Yunani yang berada di dalam perut patung kuda raksasa tersebut keluar dan membuka pintu kota. Pasukan Yunani yang telah menunggu di luar, langsung merengsek masuk bagaikan ombak dan menaklukkan Troy dengan mudah. Taktik perang pasukan Yunani ini dikenal dengan strategi "Kuda Trojan" (Trojan Horse). (http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Troya//10.01.2010//13.23 )
Mengambil tindakan
Strategi penyebaran virus Sekularisme, Liberalisme, dan Pluralisme dengan strategi Kuda Trojan oleh Barat untuk menyerang Islam merupakan suatu yang perlu mendapatkan perhatian yang sangat serius dari seluruh kalangan umat Islam. Strategi ini mungkin diambil dari nenek moyang mereka yang dulu pernah sukses melakukan serangan setelah sebelumnya mengalami kekalahan dan putus asa dalam melawan musuhnya.
Sudah saatnya kaum muslimin menyadari bentuk serangan musuh ini, mengatur strategi dan merapatkan barisan untuk menangkal serangan maha dahsyat ini. Sudah saatnya kaum muslimin bersatu dan melupakan segala sekat dan perbedaan untuk menghalau serangan musuh bersama sebagaimana Barat dulu bersatu dalam perang Salib untuk melawan umat Islam. Wallahu a'lam bish shawab.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar